12. Pembelaan

30 4 1
                                    

Hari ke enam ulangan. Semua siswa sibuk mengerjakan soal. Seperti biasa, pria yang di sebelah Ratu hanya mengasal. Kali ini hubungan mereka makin akrab, walau kadang Falah selalu membuat Ratu jengkel, tetapi ia selalu membuat Ratu tertawa.

"You can't call me monster" Ratu menyanyi salah satu lagu kpop favoritnya.

"Apaan sih, tu. Berisik banget dah" ucap Fikri ia menghentakkan kakinya.

"Lu juga sering nyanyi" jawab Ratu tanpa menengok ke arah Fikri.

"Ya gue sedih aja" ia kembali mengerjakan soal.

"Perasaan gue ga nyanyi lagu mellow deh. Aneh lu" kali ini Ratu menengok ke arah Fikri. Begitu juga dengannya, mata mereka bertemu. Fikri menatap Ratu dalam, sedangkan Ratu menatap Fikri heran.

"Gue ga tau artinya" mereka berdua menyadarkan diri lalu segera mengerjakan soal masing-masing. "Makanya gue sedih" terusnya.

"Cih"
♡♡♡
Jam kedua dimulai setelah bel masuk istirahat berbunyi. Semua siswa kembali masuk kedalam kelasnya masing-masing.

Ratu duduk di tempatnya, ia melihat kearah tempat Fikri. Pria itu tidak ada. Padahal, 5 menit lagi ulangan dimulai.

Pengawas sudah membagikan soal dan kertas jawaban, tetapi ulangan belum dimulai. Ratu memutuskan untuk pergi ke toilet. Entahlah.

Diperjalan ke toilet Ratu memikirkan Fikri. Saat ia ingin memasuki toilet khusus wanita, ia mengurungkan niatnya lalu berbalik arah menuju kantin. Firasatnya kini Fikri sedang berada di kantin di karenakan ia telat beristirahat karna soal yg ia isi belum di jawab sepenuhnya.

Betul apa yang di prediksi Ratu, pria itu tengah memakan mie ayam di kantin dengan lahap. Ratu hanya melihatnya dari jauh, ia tidak ingin menggaggu Fikri yang tengah makan. Sepertinya ia tidak menyadari bahwa sedari tadi bel berbunyi. Ratu berniat untuk duduk di bangku yang jaraknya tak jauh, ia menemani Fikri, pria itu tak tau bahwa Ratu sedang berada bersamanya.

Setelah selesai membayar mie ayam, Fikri menengok ke arah kanan, dan mendapati Ratu yang tengah sibuk bermain ponsel. Ia heran, setaunya Ratu siswi teladan di sekolah ini, tidak mungkin ia mabal dari pelajaran apalagi hari ini ulangan. Falah menghampiri Ratu.

"Ngapain lo?" tanya nya.

"Main hp" jawab Ratu singkat.

"Ya bukan itu maksud gue. Lo ngapain disini?" pria itu bertanya lagi.

"Lo liat aja sendiri gue lagi ngapain" jawabnya ketus, lalu pergi meninggalkan Fikri. Pria itu hanya menatap punggung Ratu yang meninggalkannya.

"Gue nungguin lo selesai makan, fik"
♡♡♡
Fikri memasuki ruangannya ia melihat bahwa semuanya tengah sibuk mengerjakan soal. Ia masuk tanpa rasa bersalah. Pengawas yang melihatnya tentu menegur.

"Dari mana aja kamu?" tanya pengawas itu.

"Maaf bu, tadi saya makan dulu. Saya baru istir-"

"Yaudah duduk" Fikri berjalan menuju bangkunya.

Beberapa menit kemudian...

"Tu, lo di panggil Ersia" ucap Fikri. Ratu menengok ke arah Fikri, sedetik kemudian ia menengok ke arah Ersia yang duduk di pojok kanan paling belakang.

Ersia memberi kode kepada Ratu bahwa ia ingin jawaban nomor 1 essai. Ratu berpikir sebentar, ia mengambil sehelai kertas di kolong meja, lalu menuliskan jawaban. Fikri yang melihatnya hanya menggeleng-geleng.

"Cih, siswi teladan ngasih jawaban ke oranglain" ucapnya pelan.

"Apa kata lu tadi?"

"Ini soal susah banget" ucapnya asal.

Ratu tak mempedulikan Fikri. Ia segera meremas kertas yang sudah diisi jawaban. Tanpa memedulikan pengawas ia melemparkannya ke arah Ersia. Tapi ups! Salah sasaran. Ia tak melihat bahwa pengawas sedang berkeliling. Kertas itu terjatuh tepat di depan pengawas. Ersia dan Ratu tersentak kaget.

Pengawas itu membaca isi kertas tersebut, setelah membaca ia merobek kertas lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Siapa yang memberikan contekan pada oranglain?!" teriak pengawas. Semua siswa di ruangan itu pun tersentak kaget.

"Jawab!" teriaknya lagi.

"Saya beri kesempatan sampai hitungan 5. Kalau tidak ulangan kalian akan gugur dari awal sampai akhir!"

"1"

"2"

"3"

"4"

"Li-"

"Saya, bu" salah satu pria mengangkat tangannya, sedetik kemudian ia berdiri lalu menghampiri pengawas.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang