7. sakit

27 4 0
                                    

"Tu" ucap ibunya pelan. Ia tetap menggoyang-goyangkan tubuh Ratu pelan.

Ibunya mengecek suhu panasnya, dan ternyata tinggi. ia memanggil suaminya. "Papi!!" teriaknya. Papi Ratu segera berlari ke kamar Ratu, dan mendapati Ratu yang tergeletak lemas di atas kasur. Papinya menghampiri, lalu mengecek suhu panasnya.

"Sayang, bangun" panggil Papinya, tak ada respon dari Ratu, ia masih terdiam diri.

"Bawa kerumah sakit aja, pi" ucap Maminya. Tanpa basa-basi lagi Papi Ratu menggendong Ratu untuk turun kebawah, saat berada di tangga, semua karyawan rumah membantu Pa Rusdi (Papi Ratu) untuk mengangkat Ratu. Ratu dibawa kerumah sakit oleh Papinya dan maminya, ditemani bi Minah untuk memangku Ratu.
.
•Rumah Sakit•

Ratu dilarikan ke IGD, Papi, Mami dan juga Bi Minah menunggu di ruang tunggu. Beberapa saat kemudian, seorang tubuh besar berjas putih keluar dari ruangan tersebut.

"Apa dia sudah sadar dok?" tanya Papi Ratu.

"Apa ia pernah mengeluh sesuatu?" tanya dokternya, ia duduk di sebelah Pa Rusdi.

"Entahlah, setahu saya dia pendiam saat bersama saya, dok. Mi, kalo Ratu sama Mami Ratu suka ngeluh?" kali ini pandangan Pa Rusdi berpindah ke Ibu Tini.

"Ngeluh sesuatu kaya gimana, dok?" tanya Bu Tini

"Sakitnya" jawabnya.

"Gak, ga pernah dok" ucap Bu Tini

"Dia memiliki penyakit dalam, bu" jawaban dokter membuat keduanya kaget. Mereka hanya saling pandang.

•Keesokan Harinya•

06.08

Ratu mengerjapkan matanya dipagi hari. Ia melihat sekeliling, ruangan putih. Alat infus ada di tangannya. Tubuhnya diselimuti, selimut tebal. Bajunya pun, baju yang asing baginya. Sepi.

"Dimana semua orang?" tanya Ratu. Ia bangun dari posisinya lalu menarik gorden yang membatasi kasurnya. Dilihatnya Maminya yang sedang tertidur pulas di kasur untuk penunggu ruangan. Ratu tidak tega membangunkannya, ia melihat sekeliling. Ia berusaha menyari seseorang, tapi usahanya nihil. Papinya masih terus berkerja.
.
07.15

Bu Tini terbangun dari mimpinya, ia melihat gorden pembatas terbuka, lalu penglihatannya melihat seorang gadis yang sedang memainkan ponsel. Ia kembali sadar setelah seharian tak sadarkan diri.

"Sayang, udah bangun?" tanya Bu Tini, ia mendekati Ratu lalu memeluknya erat. Ratu keheranan.

"Mi, kenapa mami disini? Devan sama siapa dirumah pas malam tadi?" tanya Ratu. Pangeran Denovan adalah adiknya, ia masih duduk di kelas 8 SMP 2 Bandung.

"Dia udah besar, ada Bi Minah juga kan? Kamu udah sarapan sayang? Belum ya? Mami suapin ya" ucap Maminya, lalu ia mengambil breakfast yang berada di depan ruangan Ratu. Ratu hanya mengangguk.
.
16.15

Saat Ratu keluar dari kamar mandi, ia mendengar gelak tawa dan kerusuhan di lorong ruangannya. Ia tahu betul suara siapa itu. Ia tidur kembali di tempat tidurnya, lalu menyelimuti dirinya sendiri. Maminya sedang menonton televisi sedangkan Devan sedang bermain game di ponselnya.

Tok tok tok

"Devan bukain pintu" ucap Maminya Ratu. Devan pun menurut, ia menaruh ponselnya di atas ranjang lalu membuka pintu. Terlihat jelas disana, Ersia, Nabila, Salsa, Nasywa, Nida, Andika, Bambang, dan Rohman. Mereka merusuh diruangan Ratu. Ratu pun sedikit tertawa. Devan yang tadi membuka pintu sampai terseret ke pinggir karena jalan mereka.

"Kenapa?" Andika yang pertama bertanya saat sudah sampai di kasur Ratu.

"Pas aku bangun, aku udah disini" jawab Ratu. Andika mengangguk, lalu ia segera duduk di bawah lantai dikarenakan kursi sudah penuh dengan yang lain.

15.25

"Kami pamit ya Tan" ucap Andika kepada Bu Tini.

"Cepet sembuh ya Ratu. Dahh" ucap mereka serempak. Ruangan yang tadinya diisi dengan gelak canda tawa kini terasa sepi.

Bu Tini segera menyelimuti Ratu, Devan masih bermain game.

"Mi, Ratu sakit apa?" tanya Ratu kepada Bu Tini. Bu Tini kebingungan, tak tahu apa yang harus ia katakan. Sekarang bukanlah waktunya.

"Iya Mi, Kakak sakit apa si?" tanya Devan.

"Pingsan biasa doang" jawab Bu Tini. Berbohong.

•3 Hari kemudian•

"Enak banget sekarang dikasih mobil" ucap Devan kepada Ratu. Ratu mengantar Devan pergi kesekolah dikarenakan Ratu diberikan mobil dengan Papinya.

"Makanya cepet gede dong, hehe" jawab Ratu. Devan segera masuk kedalam mobil, begitu juga dengan Ratu. Ia sudah lancar membawa mobil dikarenakan tubuhnya yang tinggi, ia juga diajarkan supir pribadi, tentunya sepengetahuan Pa Rusdi.

Diperjalanan Devan hanya bernyanyi, begitu juga dengan Ratu. Hari ini ia sudah kembali ke sekolah. Ia merindukan sekolahnya.
.
"Makasih ya Kak, pulangnya gue bisa sendiri" Devan segera keluar dari mobil, lalu segera masuk ke sekolahnya. Saat Ratu ingin memakirkan mobilnya, ia melihat sesuatu yang ganjal.

"Raja? Ngapain dia disini?" ucap Ratu di dalam hatinya. Ia melihat Raja bersama dengan anak cewe, sepertinya sebaya dengan Devan. mobil Ratu menghampiri motor Raja, Ratu membuka kaca mobilnya, ia memanggil Raja di sebrang jalan, Raja menengok lalu segera menghampiri Ratu.

"New?" ucap Raja. Ia memakirkan motornya, begitu juga dengan Ratu. Ratu turun dari mobil ia menghampiri Raja.

"Dibeliin Papi" jawab Ratu.

"Ada apa manggil gue? Gaakan telat ni?" tanya Raja.

"Masih jam segini. Lo ngapain disini, Ja?" Ratu balik nanya.

"Nganterin adik, lo sendiri ngapain kesini?" Raja juga balik bertanya.

"Sama, gue juga nganterin adik. Nama adik lo siapa?" tanya Ratu.

"Tami" jawab Raja. Ratu mengernyitkan dahinya. "Tami novianti" terusnya. "Adik lo?" tanya Raja.

"Devan" jawab Ratu. "Pangeran Denovan" terusnya.

"Keturunan kerajaan ya keluarga lo? Haha" ucap Raja, ia tertawa kecil.

"Setau gue, uyut gue. Mamah dari neneknya Mami gue, dia pernah jadi Patih" jawab Ratu. "Nenek gue namanya Raden Nani. Terus turun temurun ke anaknya. Jaman dulu, kan beda perkataan. Sekarang udah beda, Patih jadi Ratu. Haha" terusnya.

"Ga ngerti" jawab Raja. Ia tertawa begitu juga Ratu.

"Hm.. Ja. Pulang sekolah main yu, nanti gue ke kelas lo ya. Motor lo taro rumah gue aja. Gue cabut duluan, takut telat" Tanpa basa-basi ia segera meninggalkan Raja, lalu memasuki mobilnya. Ia pun melaju dan pergi ke sekolahnya.

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang