PROLOG

210 5 5
                                    


"Waah... Din, lihat. Keren banget!" Ucapmu girang sambil memandang ke atas langit

Malam yang kita lewati ini. Rintangan yang kita lalui demi bisa menapakkan kaki bersama di tanah ini. Berselimutkan dingin. Bermandikan cahaya gemerlap di setiap sudut. Kau dan aku menikmati malam yang dipenuhi bintang buatan

Kau terhening menikmati suasana. Dengan wajah polosmu yang memancarkan senyum terbaikmu sambil memegang sebungkus otak-otak porsi besar seharga sepuluh ribu rupiah yang sesekali kamu melahapnya dengan lezat, sesekali kau mengajakku berbincang dengan suara lembutmu.

"Dinar!" dia memanggilku lembut.

"Iya Dena" aku menjawabnya dengan sama lembutnya.

"Rame banget disini" keluhnya karena berada di tengah banyak orang

"Ya terus mau gimana lagi, namanya juga acara besar begini" balasku dengan nada sedikit cuek

Sesaat terdiam, lalu dia menoleh padaku...

"Lagian kenapa kamu bawa aku kesini sih?" tanyanya heran.

"Kan kamu yang minta kesini, gimana sih!" jawabku kembali dengan nada cuek

"Iya tapi kenapa suasana nya begini, aku pengen suasana yang hening, tenang, damai, bebas. Aku pikir nggak bakal banyak orang begini" keluhnya sambil berimajinasi tentang suasana yang diidamkannya

"Kalo pengen yang hening, tenang, damai, bebas, ke hutan aja sana" balasku menyindir imajinasinya yang menurutku tidak akan pernah ditemukan di acara seperti ini dimanapun.

"Kamu nyebelin banget sih!" nada marahnya sambil memukul bahuku

"Lha kamu ngeselin. Minta kesini, udah nyampe, malah ngeluh!" aku membalasnya dengan nada mengejek.

Tapi yang aku tahu malam itu, kamu cantik diantara kerumunan

Aku terdiam ketika angin malam menyapu rambutmu hingga melambai-lambai dibarengi muka betemu yang terlihat lucu dimataku. Seolah aku seperti berusaha keras jika ingin berbicara padamu. Sepatah dua patah kata aku berusaha membuka percakapan, kau selalu membalasnya dengan cara terbaikmu yang selalu membuatku tersenyum. Dan ketika acara puncak mulai dihelat, kau kembali menatap langit.

Dunia mendiamkan kita. Dunia membuat kita menikmati syahdunya. Kelap-kelip yang beterbangan, diiringi pagelaran musik yang mengayun rasa setiap pengunjung yang hadir. Kau abaikan musik itu dan menengadah. Kau acungkan tanganmu, berusaha menggapai lampion yang mengudara menghampiri bintang-bintang di angkasa. Dan kau pun menutup mata dan menghela nafas panjang, seolah ada beban yang ingin kau lepaskan yang menghimpit paru-parumu. Aku pun mengikutimu. Kita kembali terdiam oleh dunia, dan terhening dalam harapan masing-masing

Aku tahu. Setidaknya, dari serangkaian hal yang telah kau ceritakan hingga saat ini, aku bisa mengerti apa yang kau mau. Aku selalu berharap bisa memenuhinya untukmu. Aku harap kau mencariku untuk apa yang kau inginkan. Karena buatku, kau adalah hal yang tidak pernah termakan waktu sejak aku petama bertemu denganmu

Kau adalah tenang dalam badai

Kau adalah hujan dalam kemarau

Kau adalah dongeng yang tidak pernah tenggelam oleh zaman

Aku mengetahuinya, karena dunia memberitahuku.







Coba-coba. Ini pertamaX. Mohon kritik sarannya ya. Kalo gak menarik atau mainstream nggak dilanjutin hehe. Thanks :)

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang