Simfoni

23 1 0
                                    

(((Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena pause menulis sudah hampir 2 bulan, dikarenakan jadwal aktifitas dan agenda yang padat. Dan hari ini baru sempat menulis lagi kelanjutannya yang sudah memasuki chapter 5. Kedepannya InsyaAllah akan di update tiap weekend. So, nantikan cerita selanjutnya yang sedikit lagi akan memasuki inti cerita ini. Like and Comment nya ya. Terimakasih :) )))




Suara nada 24 pallate kembali terdengar malam ini. Masih dengan lagu yang sama. Rangkaian suaranya satu per satu menghujam gendang telingaku. Ting... tuling lang ling lung toleng... kurang lebih seperti itu. Terus berangkai, terus menyambung, dan terus bersinkron menciptakan irama. Bagai suara yang tak bergema. Suara-suara itu tersusun dengan indah. Menciptakan harmoni yang sejuk, membuat siapapun yang mendengar terusir dari belenggu sepi yang menusuk.

Ibu selalu memainkan pianonya setiap malam. Suara nan lembut selembut hatinya. Lagu yang dimainkannya sudah seperti lagu pengantar tidur buatku. Aku bisa mencium aroma tiap nadanya. Aku bisa merasakan gerakkan jarinya menari-nari menekan tiap-tiap tuts nya. Aku bisa mendengar suara pianonya yang penuh kemurnian. Seperti piano tak berkarat. Lantunannya bagaikan cermin dari tiap rangkaian nadanya. Tepat, akurat, dan menyayat. Harmoni sepanjang masa yang tercipta membuat siapaun yang mendengarnya akan meninggalkan bekas yang mendalam di hatinya.

Bisa dibilang ibu adalah artis kampus di eranya. Tidak semua alat musik ia kuasai secara pro. Ibu lebih pro pada alat-alat musik hits anak band seperti piano, gitar, biola dan drum. Vokalnya pun sudah bisa disandingkan dengan kualitas vokal 3 Diva. Ada satu lagu yang sering Ibu mainkan setiap waktu senggangnya di malam hari. Konon lagu yang sering ia mainkan semasa kuliahnya dulu sekaligus lagu favorit.

Kali ini Ibu memainkan 2 lagu yang di medley. Lagu instrumental tanpa vokal. Ini pertama kalinya aku mendengar Ibu memainkan dua lagu yang biasanya hanya salah satu yang dimainkan menjadi satu. Suara piano yang keluar menyampaikan pesan. Sebuah suara hati yang ingin tersampaikan entah pada siapa. Suara yang sebelumnya tidak mampu terucap, musik bisa mengatakannya dengan lantang dan bersiaplah untuk tertegun bagi siapa yang mendengarnya. Malam ini Ibu memainkan lagu dari Fritz Kreisler – Liebesleid (Love's Sorrow) dan Frederic Chopin – Ballade Opus 23 No.1 di G Minor.

Dua lagu yang penuh dengan nuansa menyayat hati. Aku bisa merasakan dari tiap nada yang keluar. Seperti suara hati yang teriris dalam secara perlahan. Ada suara tangisan dibalik tuts piano yang tertekan. Aku bisa mendengarnya.

Kemampuan Ibu sudah tidak diragukan lagi dalam bermain piano. Aku seperti mendengar suara hatinya yang berbicara. Buatku merasa tenang namun juga merasa ikut tersayat. Seolah aku dipaksa terlelap untuk melupakan kesedihan amat dalam yang pernah terjadi. Jelas sekali bisa kudengar. Mungkinkah musik bisa menyampaikan isi hati? Bagaimana caranya? Mengapa Ibu bisa bermain seindah ini sampai-sampai jiwa dan ragaku bergetar?

Aku adalah salah satu yang tertegun di seisi rumah yang menyaksikan dan mendengarkan. Emosi Ibu seperti air terjun Niagara, dialirkan melalui urat saraf menuju jari-jari khas seorang pianis, seirama dengan laju partitur yang berbaris berjalan menghentak nada. Aku merasakan kesakitan. Aku merasakan penderitaan. Aku merasakan jerit hati yang teriris. Dan aku merasakan kerinduan yang mendalam. Selama ini aku hanya mendengar tanpa bisa merasakan ada hal yang ingin disampaikan di balik partitur. Tak pernah mengatakan atau bertanya mengapa Ibu selalu memainkan 2 lagu instrumental itu. Aku hanya bisa mendengarnya secara mentah-mentah. Mungkin 2 lagu itu adalah yang paling enak didengar. Mungkin 2 lagu itu adalah lagu favorit. Mungkin juga lagunya sangat cocok dengan suasana hati Ibu. Dan mungkin juga Ibu adalah fans dari komposer yang menciptakan lagu ini. Secara Ibu memang sedikit melankolis jika jiwanya sudah menyatu dengan alat musik. Bagaikan bunyi piano yang sudah di setting oleh komputer, tanpa mis, tanpa fals. Merdu.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang