Dia...

123 3 0
                                    

       Kantin. Adalah surga kecil bagi semua murid sekolah (gak usah bohong kalau laper kan ke kantin). Waktu itu pelajaran agama mulai, lagi-lagi aku lupa gak bawa hijab, pasti bakalan di marahin lagi sama Bu Ima. Peraturan sekolah memang setiap ada pelajaran agama yang muslim wajib membawa hijab bagi yang perempuan, kalau laki ya peci.  Terpaksa deh aku harus kekoperasi sekolah buat beli hijab yang ada label sekolah gitu. Aku lari menuju koperasi karna waktu mapel agama tinggal 10 menit lagi.  Tiba-tiba..

                       *BRUKKKKK*

"Eh maaf, kamu gak apa apa kan?" tanya seorang cowok

"iya ga apa, sorry buru-buru" kataku

       Aku tidak memperdulikan dirinya dengan buku berserakan yang ia bawa. Aku menuju ke koperasi yang berada tidak jauh dari kejadian aku tabrakan tadi. Ini sudah ke 17 kalinya aku membeli hijab ke koperasi sekolah.

"Mau beli hijab lagi ya? Waduh hijabnya lagi kosong, sudah dari minggu kemarin belum dikirim" kata Bu Halim yang bertugas menjaga koperasi.

"ya Buu.. Trus aku harus gimana" kataku.

      Tanpa berfikir panjang aku menuju TU untuk menghubungi seseorang dirumah, saat aku berlari menuju TU lagi-lagi aku bertabrakan lagi dengan cowok yang sama. Sontak aku kaget dan tanpa sengaja aku melihat seperti hijab saudia putih yang panjang sedang ia pegang.

"eh maaf lagi, tapi itu apa??" tanyaku

"ini kain buat praktek... " katanya

       Tidak banyak cincang aku langsung saja mengambilnya dari tangannya.

"Eh aku pinjem ya,  buat hijab bentar aja, cuman 1 jam pelajaran, nanti aku kembalikan, kamu kelas berapa?"  tanyaku

"11-7, eh itu kain prak.... Ya udah pergi, yaudah lah untung aku bawa 2" kata cowok itu.

       Sampai dikelas aku mengatur nafasku dan segera membentuk hijab itu. Agak panjang dari yang biasa aku lihat, tapi gak apa lah dari pada diomelin. Pelajaran berlangsung. Rachel sudah meninggalkan kelas untuk menuju kelas agama kristen.

"wah kamu sudah berubah ya Asha, bagus lah, kalau bisa sampai seterusnya aja pakai hijab kan bagus" kata Bu Ima

"i.. Yaaa buu" kataku sedikit ragu

"tapi kok hijab kamu lebih panjang dari yang lain ya, (menyentuh kain hijabku)  ini kok kainnya kayak kain kafan, ini punya siapa Asha?" tanya Bu Ima

"kalau bukan punya saya trus punya siapa Bu?" elak ku

      Untung saja Bu Ima percaya dan aku langsung melepas hijabku. Aku juga merasa aneh dengan kain ini. Tapi yang penting selamat...

"Hijab sapa tuh, luh nyolong ya di kuburan, mayit sapa yang luh colong bajunya, hahahaha" tawa Dinda teman sekelasku yang sangat pun meledekku.

"luh gak sadar ya? Mayitnya kan luh" kataku

        Ia sangat sewot dan merasa geram, aku tidak peduli padanya lalu aku cepat-cepat ke kamar mandi karna aku sudah tidak tahan kebelet dari tadi. Aku lupa tidak. Melepas hijabku. Aku tidak perduli lalu aku masuk ke toilet dengan terburu-buru.  Setelah lega, aku hendak keluar lalu..

"Oi, tumben luh pakai hijab, udah gitu panjang banget lagi, biar syarih ya" kata Kak Bella

"Oh ini, punya temenku kok Kak" balasku

        Aku lalu berlalu dari kamar mandi dan tiba-tiba lagi aku bertabrakan lagi dengan seorang cowok, tapi kali ini dengan cowok yang berbeda.

"He!! Kalau jalan itu pakai mata, bego  banget sih,main nabrak aja" kata cowok itu.

"Eh luh yang lebih bego, dimana-mana kalau JALAN ITU PAKAI KAKI BUKAN MATA"  balasku yang tak kalah sewot

"Eh bego, itu kan Kain kafan buat praktek yang di bawa teman gua, kok logh pakai buat hijab??" katanya

"Ya terserah aku logh, emang luh siapa berani bilang gitu" balasku

"Sekarang siapa yang bego, luh apa gue? Kekurangan kain logh, kok gk sekalian aja luh pakai di badan luh" katanya dengan puas

"He kalian ini malah ribut aja, udh gitu didepan toilet lagi" tegur Kak Bela.

"Iya kak maaf, dia dulu yang cari perkara" kataku

       Tiba-tiba sesosok cowok lain dateng dengan sedikit ngos-ngosan.

"Ehh... Kamu yang pinjem kain kafan tadi ya" katanya

"Ja.. Ja.. Jaaa.. Di ini emang bener kain kafan?" tanyaku

"Iya, itu buat praktek sholat jenazah, tapi gpp kok pakai aja" katanya lagi

       Semua tertawa terutama Kak Bella yang tadi melihatku dengan hijab yang aneh, dan cowok yang menabrak ku didepan toilet tadi. Aku hanya tersenyum malu dan hendak melepas hijab yang ku pakai.

"Jangan dilepas, kalau pakai hijab yang benar itu seperti ini" katanya dengan membetulkan hijab yang ku pakai.

"Makasih ya.. Trus kalau gk aku lepas, kmu praktek pake apa??" tanyaku

"Eh aku duluan ya, soalnya ada mapel" kata Kak Bella

"iya Kak" kataku

"masih ada yang lain kok, kmu muslim kan? Kenapa gk pakai hijab aja? 80% anak cewek yang muslim pakai hijab?" katanya

"Bukan begitu, aku belum siap aja" kataku

"Pakai dulu, niat kemudian, kan lebih baik, niat akan muncul setelah kamu berhijab" jawabnya

        Aku tersipu malu, pipi ku memerah. Aku terus memandangi hijab ini. Aku menatapnya. Dan entah ada rasa yang aneh.

"WOY, udh dramanya? Buruan bro kita disini hampir setengah jam tau!" kata cowok yang menabrak ku didepan kamar mandi.

"Astaga!! Aku ada praktek IPA dilab, aku duluan ya" kataku

        Aku meninggalkan mereka berdua didepan kamar mandi. Aku berlari menuju Lab IPA. Disana sudah ada Rachel dan teman-teman ku lainnya.

"Gila luh, lama amat sih, dari mana lugh?? Eh kenapa itu gak kamu lepas hijabmu?? Tanya Rachel

"Nanti aja aku cerita, istirahat ke dua aja" kataku

                     ****************

Hijab AshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang