Setidaknya belum terlambat

37 2 0
                                    

       Tadi pagi adalah pemakaman Lala. Lala dimakamkan di TPU Gajah Mada. Sampai siang ini aku masih di Panti. Aku sedang duduk di bawah pohon dekat taman bermain anak-anak panti. Aku membuka handphone ku yang banyak sekali kenangan ku dengan Lala. Lala adalah teman sekaligus adik untukku, aku begitu bahagia ketika bersamanya, ia adalah inspirasi ku. Tanpa aku sadari Bu Emi lalu duduk di sebelah ku.

"Ada yang ingin Ibu sampaikan sama kamu" kata Bu Emi

"Iya Bu ada apa ya?" tanya Ku

"Tetapi kamu harus janji, kamu akan mendengar kan apa yang akan saya katakan" kata Bu Emi

"Saya janji" kata Ku

"Awal kamu bertemu dengan Lala ketika kamu memberikan santunan kepada anak-anak dipanti dalam rangka acara sekolah mu ketika kamu SMP, pertemuan itu adalah awal dari kisah mu dengan Lala yang dituliskan Allah buat kamu sayang" kata Bu Emi

"Lalu?" tanya ku

"Tak akan ada perpisahan bila tak ada pertemuan, kepergian Papa kamu dan Lala adalah takdir, kematian dan kelahiran pun Takdir.. Manusia diciptakan dengan tujuan yang berbeda beda, semua manusia ada manfaatnya.. Kadang kado terindah dari Tuhan itu tidak di berikan secara langsung, namun kadang dibungkus dalam masalah dan peristiwa.. Dibalik setiap masalah memiliki hikmah yang berbeda-beda" kata Bu Emi

       Entah mengapa tiba-tiba hati ku terbuka luas dan pemikiran ku begitu mencernanya.

"Tuhan gak akan kasih cobaan tanpa mengukur kesanggupan umatnya, contohnya Mama kamu.. Mama kamu gak pernah marah sama kamu kan, Mama kamu juga merasa kehilangan Papa kamu, tetapi Mama kamu tegar dan tetap menjalaninya apa adanya, sekarang Mama kamu harus membesarkan kamu seorang diri.. Jika kamu terus tidak bisa menerima keadaan, bagaimana perasaan Mama kamu" kata Bu Emi

"Bagaimana ibu tau tentang itu?" Tanya ku

"Beberapa hari yang Lalu Mama kamu kesini, dia cerita semua masalahnya sama Ibu, sebenarnya Ibu ini teman SMA mama kamu" jawab Bu Emi

"jadi begitu" kata Ku

"Hidup itu bagaikan air yang mengalir, dan kamu adalah tokoh utama dalam kisah mu yang telah ditetapkan Allah, Allah adalah sutradara terbaik untuk umatnya, Allah juga Narator terbaik.. Allah juga yang menentukan kamu akan dipertemukan oleh siapa dan siapa pula yang akan pergi.. Bayangkan saja kamu adalah air yang mengikuti aliran yang dituliskan tuhan, tiba-tiba kamu terhalang oleh batu yang besar, semakin kamu mendorong batu itu, ia malah akan menghalangi mu di aliran selanjutnya, bayangkan batu besar itu adalah masalah kamu.. Cara untuk melewati batu itu adalah dengan melaluinya lewat sela-sela yang ada, memang prosesnya lama tetapi setelah kamu melewati batu itu, batu itu tidak akan menghalangi perjalanan kamu lagi.. Jadi lewati dengan ikhlas dan tabah" kata Bu Emi

      Aku menangis mengingat apa yang dirasakan Mama sekarang setelah kepergian Papa. Sikap ku selama ini salah. Aku harus mengubahnya sebelum terlambat. Aku tidak ingin mengecewakan Mama.

"Makasih Bu Emi, saya sadar dengan apa yang saya lakukan itu ternyata salah" kata Ku

"Mulai besok kamu harus pakai hijab lagi, besok hari senin, awal minggu dan itu juga harus kamu jadikan awal yang baru.. Kamu tidak boleh menyerah hanya karena masalah ini saja" kata Bu Emi

      Aku lalu pamit dan segera pulang ke rumah. Sesampai rumah aku mencari Mama, Mama ada di Kamar, sedang melihat album ketika aku masih kecil, aku merasa bersalah dan aku langsung memeluk Mama

"Aku sayang Mama" kata Ku

"Mama juga sayang kamu" kata Mama

                         ************

"Fio, Kakek masuk rumah sakit" kata Om Adri

"Kalau Om mau jenguk Om duluan aja" kata Alfiano

"Oke kalau begitu" Kata Alfiano lalu masuk ke kamarnya

                           ************

Hijab AshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang