"Ini konsepnya, Panggung udah beres, sekarang tinggal stan perkelasnya yang blom" kata Alfiano
"Ok, sekarang kamu urus stannya, lalu aku urus panggungnya" kataku
Lalu Alfiano menuju ke lapangan, sementara aku masih di aula. Setelah tugas kami selesai, aku dan Alfiano dipanggil ke ruang kepala Sekolah
"Konsep kalian saya suka, festival dramanya pasti seru, terimakasih ya" kata Pak Danang kepala sekolah disekolah kami
"Iya pak, kami akan berusaha sebaik mungkin" kata ku
"Jika dananya kurang, kalian bisa konfirmasi sama saya, saya akan bantu" kata Pak Danang
"Iya pak" jawab Alfiano
Setelah itu kami lalu kembali ke Lapangan dan menyelesaikan Stan yang belum selesai. Hari ini membuat ku mengguras tenaga. Dan mau gak mau sore ini aku bakalan ke panti lagi, sudah 2 minggu aku jarang kesana. Panti dimana anak anak yang berjuang dari penyakitnya. Panti bagaikan surga untuk mereka.
*************
Kepada : Asha
Sha, maaf ya, aku gak bisa ikut ke panti, aku ada acara doa bersama, maaf banget gak bisa nemenein kamu : )
Dari : Rachel
Sebuah Short Message dari Rachel. Aku tak bisa mengelak, karna kami memang harus saling toleransi. Lalu aku turun didepan pagar panti. Aku membayar taksi online yang ku pesan.
"Hai semuanya, apa kabar?" kata ku dengan pada anak anak panti
"Hai juga kak, kak Asha bawa apa?" tanya Lala salah satu anak yang ada dipanti itu
"Buku Bacaan sama permen, sudah kak berikan pada Bu Emi, nanti bacanya jangan berebut ya" kata ku
Semua lalu membuka kardus berisi buku cerita itu, Lala adalah seseorang yang tak memikiki orang tua, dia hidup sebatang kara. Aku lalu menghampirinya.
"Lala kamu sudah makan?" tanya ku
"Sudah kak" jawab Lala
"Anak-anak bagaimana kalau kita kasih kasih tau kak Asha soal permainan barunya?" kata Bu Emi, selaku pengurus panti itu
"Permainan apa? Kakak penasaran degh" kata ku
Aku lalu mengajak mereka bermain, mereka tersenyum tertawa. Permainannya adalah mata kita ditutup bagai orang buta, lalu kita meraba orang yang ada didepan kita, jika tebakan kita benar, maka seseorang yang kita tebak akan menggantikan kita menebak kembali. Meskipun itu permainan lama, setidaknya mereka senang. Kebetulan aku berhasil menebak Lala.
"Ini Lala ya, ya Lala jadi" kata ku dan semua tertawa
"Ya aku jadi" balasnya dengan senyum
Aku lalu memasangkan penutup mata kepada Lala. Kami lalu berputar melingkar acak. Lala mulai mencari seseorang yang akan ia tebak, ia mendekati ku, ia meraba wajahku, aku melihat senyumnya. Namun tiba-tiba ia memeluk ku.
"Lala? Kakak tau kamu rindu kakak, tapi bukankah kita harus selesaikan permainannya?" tanya ku
Namun tak ada respon dari Lala, aku melepaskan pelukannya, ternyata Lala pingsan, Dan mimisan dari hidungnya terus mengalir. Semua panik termasuk aku. Lala lalu dibawa ke kamarnya. Dokter panti mulai memeriksanya. Dokter bilang Lala kelelahan. Jadi harus banyak istirahat.
"Nak Asha, ada yang mau saya sampaikan ke kamu" kata Bu Emi
"Iya Bu, silahkan" jawab ku
"Sebenarnya penyakit Lala semakin parah, leukemianya masuk ke stadium akhir" kata Bu Emi
"(air mata ku jatuh) (syok) Lala?" kata ku tak kuat menahan tangis
Saat keadaan tenang, aku masuk ke kamar Lala, aku menggenggam tangan kecilnya, tangannya yang dingin dan halus.
"(membuka matanya) Aku... Ba.. Ikk.. Kok kak" Kata Lala sambil menahan sakit
"(tangis ku pecah) kakak tau kamu kuat, dan kita akan terus bermain, yang tadi kan belum selesai" kata ku. Aku melontarkan senyum padanya
"(menarik nafas) Kak Asha cantik, kenapa gak pakai hijab aja?" Tanya Lala
"Memangnya kenapa?" tanya ku
"Lala aja pakai hijab, masa kakak kalah sama Lala" jawab gadis berusia 13 tahun itu
"Iya, suatu saat kakak akan pakai" kata ku
Malam itu adalah hal yang benar benar menyayat hatiku, seorang anak yang ku kenal, taat kepada agama, namun mengapa ia diberi cobaan yang begitu besar?
**************
"(mengusap air mata) Lala Chel, Lala" kata ku yang berada dipelukan Rachel
Suasana taman belakang sekolah yang sepi membuat hangatnya tangis ku semakin menjadi-jadi.
"Sha, maaf banget kemarin aku gak nemenin kamu, tapi aku yakin Lala itu kuat" Balas Rachel sembari menenangkan ku
"Gak apa kok, tapi anehnya, dia itu taat pada agama, berhijab lagi, tapi kenapa anak sekecil dia sudah memiliki cobaan yang begitu berat?" tanya ku pada Rachel
"Itu karna Allah sayang padanya, Allah tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuannya" Kata Alfiano yang tiba-tiba datang
"(menoleh kaget) kamu tau apa? Kalau gak tau apa-apa lebih baik diem!!" kata ku
Aku lalu pergi meninggalkan Rachel dan Alfiano ditaman. Aku menuju kamar mandi untuk berganti pakaian ku, aku hanya mengganti baju atasan ku dengan kaos OSIS. Celana olahraga sekolah tetap aku pakai, karna hari ini adalah festival dramanya, aku harus profesional menghadapinya. Aku tak boleh terlalu hanyut dalam kisah Lala. Lalu aku menuju ke aula dan mulai menata konsep yang ada, festival dramanya dimulai 30 menit lagi.
"Ayo, sekarang kita mulai aja dramanya" kata ku
"Tapi kita gak bisa memulai kalau penanggung jawabnya cuman kamu aja" kata Farah salah satu anak OSIS
"Langsung aja" kata Alfiano tiba-tiba datang
"Nagh, oke" kata Farah
Drama dimulai, ada yang memakai cerita bawang merah bawang putih, ada yang memakai cerita Danau toba. Tapi anehnya ada yang memakai drama Romeo dan Julliett. Aku sudah peringat kan bahwa harus memakai tema cerita rakyat. Tapi ya sudahlah. Mungkin merak terlanjur memakai tema itu. Saat adegan terakhir berlangsung. Aku melihat Alfiano meneteskan air matanya. Awalnya aku heran, cowok itu juga bisa nangis ya?. Namun tak lama setelah ia hanyut ia keluar dari area aula. Aku sontak kaget dan mengejarnya.
"Alfiano.. Hai tunggu" kata ku sambil berlari
Ia tidak menghiraukan kata kata ku. Ia berlari menuju koridor atas. Aku lalu mengejarnya, namun aku malah kehilangan jejaknya. Aku berhenti di depan gudang bekas perpustakaan. Aku memiliki firasat Alfiano ada di sana, namun aku berbalik fikiran setelah ada yang memanggilku.
"Asha!! Kamu ngapain kesana" kata Kak Bela
"Eghh.. Gak kok kak" jawab ku
"Kalau gitu kamu kembali ke Aula, kalau ada apa apa gimana?" kata Kak Bela
"Iya kak" kata ku
Aku masih penasaran namun aku juga harus menyeimbangkan tugas ku. Aku lalu menuju Aula.
*************
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Asha
Novela JuvenilJatuh cinta? Pernah dirasakan oleh perempuan yang akrab dipanggil Asha, pernah sekali ia merasakan jatuh cinta namun gagal karna cinta pertamanya meninggal, akhirnya ia bertemu dengan cinta ke duanya dan membuatnya berhijrah kejalan yang lebih baik...