Sudah lama aku tidak mengunjungi taman depan komplek rumah ku. Ada satu tempat dimana aku bisa mengingat dirinya. Sore ini aku ingin pergi kesana, aku akan pergi kesana sendiri. Aku mengeluarkan Sepeda ku. Aku mengayuhnya menuju taman. Aku duduk disuatu kursi. Kebanyakan orang menganggap kursi ini sangat angker, karna kursi ini sangatlah tua, kursi ini berwarna coklat. Namun karna kursi ini aku dipertemukan oleh Brian. Dia membuatku bangkit dan berubah. Sayangnya ia meninggal kan ku begitu saja. Ku buka diary ku. Aku menuliskan berbagai ungkapan untuknya. Sampai aku tak merasakan bahwa air mata ku menetes dipipiku. Aku hanya terdiam lalu ada seseorang yang datang padaku. Ia duduk disampingku, jaketnya berwarna merah bata, ia tersenyum padaku.
"Brian.. (tanganku menyentuh pipinya) kamu, kenapa bisa disini?" tanyaku
"Aku ingin kamu ikhlaskan aku.. Aku gak akan tenang kalau kamu terus menangisi ku" kata Brian
"Tapi aku gak bisa, karna kamu lagh yang pertama" balasku
"Kamu juga yang pertama, jika aku sangatlah berharga biarkan aku pergi. Masih ada yang menyayangi mu, Mama Papa kamu, mereka juga sangat sayang denganmu" kata Brian
Sambil menghapuskan air mataku"Aku.. (tangisku pecah) ya.. Aku turutin kemauan kamu" kata ku
"Aku tau kamu memanglah kuat, sekarang kamu pulang kerumah dan kamu lupakan semua yang terjadi" kata Brian
Aku membuka mataku perlahan, aku dimana ini? Seperti di kamarku sendiri. Tapi bagaimana aku bisa disini? Lalu seaeorang masuk kekamar ku.
"Kamu sudah baikan Sha?" tanya Alfiano yang tiba-tiba datang kekamar ku
"Perasaan aku tadi gak disini" tanyaku
"Nak Alfian tadi nemuin kamu pingsan dipinggir taman" kata Mama
"Kok bisa?" tanya ku
"Kamu tadi pingsan dikursi angker tua pojok taman" kata Alfian
"Angker?? Asal kamu tau, kursi itu gak angker!! (membentak) justru karna kursi itu aku pernah tersenyum" kata ku
"Asha! Kamu gak boleh gitu sama Nak Alfian, seharusnya kamu terima kasih" jelas Mama
Aku tak memperdulikan kata Mama, aku berbalik badan dan pura pura tertidur.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Tante.. Mungkin Asha masih capek" kata Alfian
"Iya Nak, terima kasih" kata Mama
Dia pun pamit dan pergi keluar rumah. Mama mengantarnya sampai depan rumah. Aku hanya masih bingung, perasaan aku tadi ada ditaman.
**************
"Sorry lama.. Tadi Asha ikutin aku terus" Kata Rachel
"Iya, gpp, langsung aja" kata Alfiano
"Jadi Yang di history Asha kemarin itu dia lagi ngerayain Anniversary sama mantan pacarnya" kata Rachel
"anniversary??" kata Alfiano
"Asha pernah punya pacar namanya Brian Saputra, dia pacaran udah dari kelas 8 SMP, Brian anak pengusaha terkenal di Kalimantan, nah mereka pacaran sampai kelas 10, Mereka beda sekolah karna Brian disekolahkan Di Singapura. Sampai pada akhirnya Brian pulang ke Indonesia lagi, ia pulang dengan keadaan memprihatinkan, ternyata Brian ke Singapura itu gak sekolah aja, tapi juga berobat. Dia sakit leukimia stadium akhir. Asha gak tau soal itu, Brian balik ke Indonesia karna kangen sama neneknya di Surabaya. Pas dihari terakhirnya, Brian masih sempet main kerumah Asha. Mereka bermain di halaman rumah Asha, brian memberikan kotak berwarna merah hati. Tapi aku lupa isinya apa. Asha sempet bingung, kenapa Brian pucet trus badanya dingin kayak Es (meneguk sebotol air)" kata Rachel
"Trus.." kata Alfiano
"Teras terus.. Aku y dehidrasi nih" kata Rachel
"Trus tiba-tiba Brian pingsan, semua lalu menuju kerumah sakit. Ternyata Brian sudah gak kuat lagi buat bertahan. Nah baru saat itu Asha tau kalau Brian lagi sakit. Asha begitu terpukul. Dan yang paling gak bisa dilupain sama Asha adalah Brian adalah cinta pertamanya sekaligus cowok yang bisa ngerubah sifat buruknya. Sama dulu sangat Egois dan pemarah. Nah sampai sekarang pun setelah Brian udah gak ada dia tetep aja ngerayain anniversary." kata Rachel yang begitu panjang lebar
"Jadi gitu.. (merenung)" kata Alfiano
"Udh gua jawab kan, nah sekarang logh udah tau, ini rahasia kita, kalau sampai Asha tau, bisa mati gua" jawab Rachel
"Eh Chel, trus kalau tentang kursi yang ditaman depan komplek itu, kenapa Asha sering duduk disitu? Sampai kemarin aku temuin dia pingsan disitu" kata Alfiano
"What?? Asha pingsan?? Kenapa??" tanya Rachel
"Jadi kemarin aku lagi suntuk, aku iseng aja Ketaman depan komplek. Nah pas aku lihat dikursi tua itu, dia lagi nangis, pas aku samperin dia pingsan" kata Alfiano
"Kalau kursi tua itu, itu kursi pertama yang dia duduki bareng sama Brian. Menurut dia, karna kursi itu dia bisa mengenal Brian" jawab Rachel
"Jadi begitu ceritanya, makasih ya Chel. Kamu sudah tepatin janji mu buat cerita semua ini ke aku" jawab Alfiano
Mereka pun pergi meninggalakan bangku taman belakang sekolah. Alfiano menuju koridor atas, tempat paling sepi. Dia menuju ke gudang perpus lama sekolah, perpus itu tidak terawat. Ia mengambil sebuah kursi dan mulai membuka sebuah buku, buku itu bertuliskan nama "Asha"
Pagi setelah aku sayup terbangun.. Tetap kuingat harum tubuhnya.. Meski mata ku pernah buta melihat keluh-kesahnya.. Tentang kisahnya, yang terbungkam dibibir.. Senyum mengunci rapat kegelisahannya.. Lalu ku gali dalam kesedihannya.. Karna aku peduli bukan karna rasa iba.. Karna luka tak bisa dihapus melainkan di ikhlaskan.. Karna hati seseorang tak ada yang tau.. Jeritannya pun tak terdengar.. Kecuali bila kau tatap matanya.. Bila kau tatap dibalik senyumnya.. Ada kesedihan yang membuat hatinya patah.. Perih dan terluka.. Sekuat mawar pun tetap akan habis kelopaknya.. Seharum melati pun tetap akan habis harumnya.. Dia.. Adalah Asha..
Lalu Alfiano pun menutup diary puisinya, ia lalu kembali. Ia lalu kembali ke kelas, tanpa sengaja ia bertemu dengan ku.
"Vederl.. Liat Rachel gak??" tanya ku
"Gak liat, kenapa" balasnya
Aku melirik buku note seperti diary. Buku itu bersampul hitam dan ada selipan bolpoin disampingnya.
"Buku apa itu" tanyaku penasaran
"Ohh ini, catatan Ipa, memangnya kenapa?" balasnya
"Gak jadi, eh.. Nanti pulang sekolah kita rapat buat lomba drama" kataku lalu berlalu pergi.
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Asha
Ficção AdolescenteJatuh cinta? Pernah dirasakan oleh perempuan yang akrab dipanggil Asha, pernah sekali ia merasakan jatuh cinta namun gagal karna cinta pertamanya meninggal, akhirnya ia bertemu dengan cinta ke duanya dan membuatnya berhijrah kejalan yang lebih baik...