SUPPLICATION

2.7K 339 131
                                    

Selama dua bulan Luhan dirawat di rumah sakit dan selama itu pula Sehun selalu menemaninya. Entah itu karena paksaan atau karena dirinya sendiri. Tapi yang paling penting dari semuanya adalah Sehun yang memberi tahu pada ibunya jika ia telah melakukan kesalahan yang mungkin akan membuat ibunya kecewa. Tapi tanpa Sehun duga, ibunya tersenyum dan mengatakan jika ibunya sangat bangga memiliki anak seperti Sehun yang mau bertanggung jawab dengan apa yang telah ia lakukan.

Dua bulan sebelumnya....

Sehun pulang ke rumah dengan wajah yang tampak berpikir begitu keras. Lupa untuk menyapa sang ibu yang ada di kamarnya hingga ibunya pun merasa heran dengan sang anak yang tak seperti biasanya.

Ibunya pun beranjak dari kamarnya dan menuju kamar sebelah untuk menemui anak tercintanya. Ia ketuk pintu kamar Sehun yang tertutup dan tak lama Sehun pun membuka pintu tersebut.

"Sehun, apa kau baik?" Mencari keberadaan Sehun yang sudah jelas ada di depannya. Ia pun mendapatkan wajah Sehun dan meraba pipi tirus Sehun perlahan.

Sehun saat ini hanya bisa diam sambil menatap ibunya dengan rasa bersalah yang tinggi. Ia begitu sulit untuk mengatakan yang sebenarnya pada ibunya tentang kejadian Luhan di waktu lalu.

"Eomma..." suaranya terdengar begitu sedih dan memohon, membuat ibunya membulatkan matanya dan secara cepat tangan sang ibu langsung menyentuh pipi Sehun yang di sisi lain.

"Ada apa heum? Katakan pada eomma" Sehun pun menggeleng, namun ibunya masih tetap mendesak Sehun hingga perlahan menarik lengan Sehun untuk masuk ke dalam kamar dan mau menceritakan semuanya tanpa terkecuali.

"Aku tak tahu harus bagaimana menyampaikannya pada eomma" suaranya begitu rendah dan begitu menyakitkan. Membuat ibunya semakin khawatir dengan anak satu-satunya yang ia miliki.

"Tak apa, katakanlah...eomma akan mendengarnya" tersenyum pada Sehun agar Sehun leluasa menceritakannya. Agar Sehun tak menyimpannya sendiri.

"Eomma, ku mohon jangan kecewa padaku, ku mohon" menjatuhkan kepalanya dan ia pun sedikit bergetar. Ia pun meraih tangan ibunya dan memohon kembali. Terus memohon agar ibunya tak kecewa saat mengetahui segalanya.

"Eomma, aku telah menabrak seseorang" Sehun pun memberanikan diri untuk menatap wajah sang eomma, ia tahu jika ibunya akan terkejut mendengar penuturannya. Ia sangat yakin, namun ia mencoba untuk tetap meneruskan pengakuannya.

"Dan ternyata itu adalah siswa yang satu kelas denganku, tapi sungguh eomma, aku tak melihat jika ia melintas di sana. Tapi aku sudah membawanya ke rumah sakit. Maafkan aku eomma, aku telah mengecewakan eomma"

"Apa yang kau katakan, sayang? Kau sama sekali tak mengecewakan eomma-mu ini...aku bahkan bangga padamu" mengelus pucuk kepala Sehun dan tersenyum teduh pada Sehun. Sehun tak bisa berkata apapun lagi selain air mata yang mengalir begitu saja membasahi pipinya dan memeluk ibunya erat.

"Kau bukanlah penjahat heum...kau sudah bertanggung jawab"

"Eomma, maafkan aku, aku tak akan mengecewakan eomma lagi"

"Astaga, kenapa Sehunku cengeng seperti ini, ke mana perginya Sehun yang irit bicara itu?" Mengelus punggung Sehun dengan lembut dan menenangkan Sehun yang masih sedikit bergetar.

Aku begitu rapuh

Aku tahu itu

Tapi aku tak ingin orang lain melihatku seperti ini

.

.

.

.

UNE BELLE VOIX [HunHan] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang