CONFIANCE

2.3K 270 95
                                    

Play : KARD-Trust Me (recommended)
.

.

.

.

.

Begitu kau dekat dengannya, kau akan tahu bagaimana watak sejatinya walau kau harus mendapatkannya dengan cara yang tak mudah, ada bayaran yang harus kau berikan untuk bisa mendapatkan hal yang kau inginkan. Begitu kau selalu di sampingnya, maka sedikit demi sedikit rahasia akan kau dapat, baik itu rahasia yang baik maupun rahasia yang menyiksa sekalipun.

.

.

.

.

.

Sudah tiga hari berlalu sejak Shixun datang dengan luka di pinggangnya dan mengatakan hal yang mengejutkan pada Luhan. Yang bisa Luhan lakukan kini hanya percaya pada orang yang mengaku sebagai Shixun dengan wajah yang ia kenal. Wajah Sehun. Percaya memang satu-satunya pilihan yang ia miliki agar sesuatu yang tidak diharapkan olehnya kembali ia rasakan. Jujur saja, Luhan tidak sanggup jika harus mengalami hal seperti yang lalu lagi.

Percaya tentu saja, namun rasa bingung masih tetap menghantui, namun Luhan hanya mampu menuruti semua hal yang dikatakan oleh Shixun. Seiring hari berlalu, kini Luhan tahu siapa yang telah menyiksanya, siapa yang telah mengenalnya terlebih dahulu. Ya dia adalah Shixun, dan Luhan benar-benar merasakan hal yang sedikit mengganjal di dadanya. Sebuah perasaan yang benar-benar tak masuk diakal. Bagaimana tidak, Luhan kini terus merasakan iba pada Shixun. Pantaskah seorang korban berbelas kasih pada si pelaku? Pantaskah dirinya merasa kasihan pada Shixun yang mana dialah yang membuatnya berada dalam kondisi seperti sekarang?

Sifat Shixun tidak terlalu sulit untuk Luhan tebak. Shixun benar-benar menyayangi ibunya, bahkan ia benar membenci Sehun karena telah berbohong pada ibunya sendiri. Luhan tentu berada di posisi yang begitu sulit, sampai ketika Shixun datang, Luhan masih tidak dapat mendekatkan diri kembali pada ibu Shixun karena Shixun benar-benar tidak suka jika Luhan dekat dengan ibu tercintanya.

Seperti saat di mana Luhan ingin berbicara pada ibu Shixun, di saat itu pula kursi rodanya dihentikan tepat di depan kamar sang ibu. Luhan tentu kaget awalnya dan menoleh ke belakang hingga ia melihat sosok Shixun berdiri di sana.

Berjalan dan langsung menghadapkan dirinya di hadapan Luhan yang menatapnya bingung.

"No baby, kau tak bisa melakukannya" masih tak mengerti dengan maksud Shixun hingga Luhan kembali memiringkan kepalanya.

"Oh, apa kau tidak mengerti?" Menaruh jemarinya di pipi Luhan hingga membuat Luhan sedikit terkejut dan menganggukkan kepalanya takut.

"Baiklah baby, akan aku perjelas lagi..." memberikan jeda hingga Luhan dibuat penasaran. Sementara Shixun masih belum membuka mulutnya kembali dan matanya masih tetap tertuju pada wajah Luhan yang menampakkan ekspresi bingungnya. Matanya seperti meneliti tiap bagian wajah Luhan. Mulai dari mata indah yang dihiasi bulu mata panjang, hidung mancung nan mungil dan bibir yang begitu menggoda, tak terkecuali sebuah tanda titik menawan yang ada di atas alis milik Luhan. Ia begitu menyukai tanda itu.

Detik berikutnya seringaian muncul dan membuat Luhan sedikit bergidik. "Kau tidak diberikan hak untuk pergi menemui atau bahkan mendekat sedikitpun pada ibuku. Kau tahu, ada suatu alasan tersendiri baby, kau harus mematuhinya" seketika wajah Luhan terkejut dan memurung. Ia pun menggerakkan rodanya sediki kebelakang namun belum jauh roda itu bergulir, tangan besar Shixun sudah memenjara pergerakan Luhan kembali.

"Kau adalah milikku, jadi aku bebas melakukan apapun padamu dan kau tentu tidak bisa menolaknya. Kau tidak perlu takut karena hanya satu hakmu saja yang aku renggut dan selebihnya kau tidak perlu khawatir" tangannya yang memang sudah memegang tangan Luhan pun ia gerakkan. Menaruh tangan Luhan di bahunya sendiri dan memulai ciuman di antara mereka.

UNE BELLE VOIX [HunHan] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang