THANK YOU

1.4K 184 149
                                    

Memasuki ruang inap Sehun bersama Baekhyun dan Chanyeol. Suara canda tawa yang selama perjalanan di lorong terus terdengar, kini menguap entah ke mana. Semuanya diam. Luhan yang langsung murung ketika melihat Sehun masih terbaring pun membuat Baekhyun begitu juga dengan Chanyeol ikut sedih karenanya.

Baekhyun sadar jika tingkah laku Sehun dahulu itu bukan sepenuhnya kesalahan Sehun. Harapan Baekhyun untuk Sehun saat ini hanyalah segera sadar tanpa kekurangan apapun. Baekhyun tak ingin Luhan terus bersedih seperti sekarang. Berat rasanya melihat teman yang begitu terluka seperti ini.

Chanyeol pun sama. Ia hanya ingin sahabatnya itu segera melihat dunia ini. Ingin sahabatnya segera melihat Luhan yang selalu setia menunggu kesadaran Sehun.

Saat Baekhyun ingin berbicara pada Luhan, saat itu pula Luhan terlihat menuliskan sesuatu. Baekhyun membacanya dengan perlahan dan setelah itu ia pun menatap tepat di mata Luhan. Baekhyun hanya bisa mengangguk. Kemudian menarik lengan besar Chanyeol agar ikut keluar bersamanya.

"Ada apa Baek?" Chanyeol yang tak mengerti pun hanya bisa bertanya. Namun Baekhyun sama sekali tak membalas pertanyaan itu. Baekhyun hanya tetap diam hingga pintu kamar itu tertutup.

"Baek?" Kembali memanggil nama Baekhyun dan kini barulah Baekhyun ingin membuka suaranya. Menjelaskan apa yang ditulis oleh Luhan barusan.

"Kita tunggu di luar saja ya? Luhan ingin sendiri saat ini" tersenyum pada kekasihnya yang masih menatapnya bingung. Ia pun menyentuh pipi kekasihnya dan mengelusnya singkat.

"Tak usah khawatir. Luhan akan baik-baik saja"

"Baiklah...aku percaya padamu dan pada Luhan"

Mereka pun berjalan menuju arah tempat duduk yang tersedia. Duduk di sana dalam diam dan tak ada pembicaraan yang terjadi. Chanyeol hanya menggenggam tangan ramping Baekhyun sebagai pengalihan.

"Kau tak perlu terus diam, kau hanya perlu mengecilkan suatamu" meletakkan tangan satunya di atas tangan Chanyeol yang menggenggam tangan kanannya. Chanyeol pun mengangguk dan mulai membuka suaranya. Mereka mulai mengobrol tentang keinginan Baekhyun yang segera menemui Sehun. Melanjutkannya dengan mengobrol tentang Luhan dan tentang Chanyeol yang belum sempat meminta maaf dengan benar kepada Luhan.

Sementara itu, Luhan yang masih tetap di dalam pun meraih tangan Sehun. Menyatukannya dengan jemarinya yang hangat. Mencoba mengucapkan harapannya walau itu begitu sulit.

"Se.un. ba.un.ah. au.di.i.ni. hiks...hiks...Se.un."
"Sehuh bangunlah, aku di sini hiks...hiks...Sehun"
Luhan yakin jika Sehun mendengarnya, Sehun akan mengerti apa yang ia katakan. Walau tak jelas, Luhan yakin Sehun mengerti.

"Se.un. au me.in.du.anmu...su.ah. be.itu la.ma Se.un ti.ur ba.un.ah au mo.on hiks...hiks..."
"Sehun aku merindukanmu...sudah begitu lama Sehun tidur, bangunlah aku mohon hiks...hiks..." mendekatkan tangan Sehun yang masih ia genggam ke dahinya. Isakan terus saja keluar. Bahunya pun bergetar. Air mata terus menetes hingga membasahi lengan Sehun.

"Apa Se.un ta.u...A.i u.ah me.a.ta.an se.u.a.na...A.i u.ga su.ah mi.ta ma.af...se.a.ang gi.i.an Se.un me.a.u.an.a mmm"
"Apa Sehun tahu...Kai sudah mengatakan semuanya...Kai juga sudah minta maaf...sekarang giliran Sehun melakukannya mmm"

"Maafkan aku, Lu...aku bersalah...walau aku sudah sering mengatakannya, namun kali ini sungguh, aku minta maaf karena telah membuatmu menangis hingga seperti ini. Maaf karena telah lama pergi darimu. Maaf karena aku begitu lama membuka mataku" Luhan terkejut. Ia membulatkan matanya kala ia perlahan menatap ke arah Sehun yang sudah membuka matanya dan tersenyum ke arahnya. Namun perasaan yang sangat bahagia pun membuatnya semakin menangis. Ia memeluk Sehun begitu erat, menangis dalam pelukan Sehun.

UNE BELLE VOIX [HunHan] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang