24. ketemu ibu sulis

9K 1.4K 147
                                    

Sekali2 pajang photo babang Satrio yaaa 😍 lupain babang Nate sejenak hohohoho tapi tetaplah babang Nate selalu di hatiku 😂😂

Eche POV

Kami melangkah masuk ke dalam ruang tamu yang luas dengan di sambut senyuman ramah ibu Sulis.

Satrio menarik tanganku dan kami duduk di sofa setelah ibu Sulis memeluk dan menciumi pipiku.

"Piye kabare cah ayu? Sehat ya?" Tanyanya.

Aku tersenyum dan mengangguk.

Jadi gugup begini, padahal aku dan Satrio berteman sejak lama tapi baru sekali ini aku menginjakkan kakiku di rumahnya yang besar dan luas.

"Sek, sek, kamu mau minum apa? Pasti haus ya dari bandara siang-siang gini" Tawarnya.

Aku langsung menggeleng.

"Gak usah repot-repot bu" Kataku cepat.

Satrio berdiri.

"Eche sukanya es teh manis bu, sebentar aku bikinin ya"

Tubuh Satrio melesat sebelum aku sempat mencegahnya untuk tidak membuatkanku minuman.

Ibu Sulis tersenyum ke arahku.

"Satrio udah bilang ke kamu cah ayu?" Tanyanya.

Aku mencoba tersenyum dan kembali mengangguk.

Belum ada seharian di rumahnya Satrio dan berhadapan dengan ibunya aku ko ya berasa jadi perempuan keraton ya.

Senyum, ngangguk.

"Gimana?" Tanyanya lagi.

"Ibu suka sama kamu lho cah ayu, kelihatan kamu itu perempuan yang gak neko-neko, lagian kalian juga udah berteman lama, cocok kan" Lanjutnya lagi.

Sungguh deh, speechless.

Aku kembali tersenyum.

Ibu Sulis sangat blak-blakan.

"Iya bu" Kataku.

"Iya piye? Kamu setuju?" Suara ibu Sulis terdengar senang.

"Ehh, maksud saya iya bu, mengiyakan saya sama Satrio berteman udah lama" Ralatku cepat.

Hastaga, bisa salah-salah persepsi nih.

Satrio mana sih? Lama bener bikin es tehnya, bikin di ujung berung kali ya.

"Maaf, gini bu, ini kan omongannya mendadak, saya perlu waktu buat berpikir" Kataku kemudian.

"Iya bu, kasih waktu buat Eche berpikir ya, kasian Eche kan baru sampe Jakarta" Satrio muncul dengan membawa nampan berisikan 3 gelas dan wadah besar berisikan es teh.

Aku tersenyum ke arahnya lalu berlutut mengambil alih nampan dari tangan Satrio.

"Mikirnya jangan lama-lama, kasian juga nih lanangku, ibu kepingin gendong cucu, anak ibu cuma satu, kalau Satrio punya saudara, ibu gak akan desak Satrio buat cepat-cepat nikah"

Satrio memeluk tubuh ibu Sulis sambil mencium keningnya.

"Kepingin gendong cucu ya bu?" Satrio terkekeh.

"Jelas lah, umur kamu udah berapa coba? Udah pantas jadi ayah. Cah ayu juga udah cocok jadi ibu, jangan mikir lama-lama ya, ibu kepingin denger kabar bagus" Kata ibu Sulis sambil tersenyum ke arahku.

Aku kembali mengangguk.

"Yo uwis ibu tinggal dulu ya" Ibu Sulis berdiri dan melangkah meninggalkan kami.

Filosofi JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang