30. Ada apa ini?

9.3K 1.5K 194
                                    

Kalo senyum kan enak di liat bang, walopun senyumnya irit bin pelit gitu 😂😂

Eche POV

"Eh itu Nate kan Che?" Satrio melihat ke arah pria yang berjalan keluar bersama perempuan anggun.

Nate sempat menatapku tajam sebelum dirinya melangkah keluar.

Aku meringis.

"Gak usah di kejarlah, gue rasa Nate gak liat kita ya" Kata Satrio sambil mengusap mulutnya dengan napkin.

"Nate biasa di ajak makan malam sama klien-kliennya, terkadang sebaliknya" Lanjutnya.

Aku masih memandang ke arah luar restoran di mana masih bisa kulihat punggung Nate sampai benar-benar menghilang dari pandanganku.

"Ohh" Aku hanya ber oo sambil menghembuskan nafas lega.

"Lho, emang elu gak tau? Elu kan sekretaris Nate, memangnya gak tau jadwalnya dia?" Tanya Satrio.

Aku menggeleng pelan.

"Mungkin yang tau jadwal detailnya Nate sekretaris kantor pusat, gue kan cuma sekretaris di kantor ke sekiannya dia" Kataku lalu menyesap minumanku.

Satrio tersenyum.

"Elu gak mau ngejar Nate, Che?"

Aku menoleh ke Satrio, lalu menggeleng.

"Yakin?" Tanyanya lagi.

Aku kembali menggeleng.

"Ngapain di kejar? Emangnya Nate bis yang musti di kejar?" Tanyaku lalu berpikir setelah mendengar sendiri perkataanku barusan.

Bis, jodoh.

Diam, dikejar.

Ya ampun.

Aku menepuk keningku pelan.

"Udah yu, pulang, lu anterin gue kan?" Tanyaku sambil berdiri.

Satrio merangkul pundakku.

"Iyalah gue anterin, masa mau gue biarin perempuan cantik pulang sendirian"

Aku terkekeh.

•••

"Che, Eche, bangun nak. Ada Satrio tuh"

Ketukan di pintu kamarku membuatku membuka mata perlahan, ku lirik jam digital di atas nakas.

Jam 2 pagi, ngapain Satrio ke rumah?

Aku berjalan membuka pintu, kulihat ibuku pun sama terlihat masih mengantuk.

"Beneran Satrio bu?" Tanyaku.

Ibuku mengangguk.

"Ngapain dia pagi-pagi buta ke rumah?"

Pertanyaan yang mungkin ibuku sendiri tidak tahu jawabannya kecuali aku cepat mendatangi Satrio dan menanyakannya langsung.

"Kamu temuin dia sana" Kata Ibu.

"Iya bu" Jawabku singkat.

"Pake dulu bra mu Che" Katanya sebelum memutar tubuhnya.

Aku menunduk.

Udah jelaslah bu.

Aku melangkah ke kamar mandi, mencuci muka, berkumur, memakai bra dan mengganti kaos yang layak dilihat.

Satrio langsung berdiri begitu aku sampai di ruang tamu, mataku membulat kaget melihat dirinya.

Pipinya terlihat lebam, biru.

Aku menghampiri dirinya mengelus pipinya pelan sambil meringis.

"Kenapa?" Tanyaku menuntut jawaban dirinya.

Satrio tersenyum, dengan muka lebam seperti itu, dirinya masih bisa tersenyum.

"Nate" Jawabnya singkat.

Aku menutup mulutku.

"Nate kenapa?"

"Kalian berkelahi?" Tanyaku lagi dengan tatapan ngeri.

Satrio tersenyum lalu menggeleng.

"Gak sepenuhnya berkelahi sih" Jawabnya.

"Terus?" Desakku.

"Nate tadi nelpon gue, suaranya terdengar kacau, dia minta dijemput di club, gue ke sana, dan tiba-tiba dia nonjok gue, tepat di sini" Kata Satrio sambil menunjuk pipinya yang membiru.

Aku meringis.

"Selama ini Nate gak pernah mabuk, dirinya penuh pengendalian diri, gak tau apa yang bikin dirinya sampe mabuk berat gitu" Lanjutnya lagi.

"Tapi akhirnya gue tau penyebabnya, kenapa Nate nonjok gue dan kenapa dirinya mabuk" Satrio terdiam.

Aku menahan nafas.

"Lebih baik elu ke apartment Nate sekarang Che, tadi Nate minta gue anterin ke apartmentnya bukan ke rumahnya" Lanjutnya lagi.

"Eh, gak bisa besok aja? Pagi-pagi buta gini" Kataku ragu.

"Nate butuhin elu Che, kalo dia gak terus meracau ngomong soal elu, gue juga gak bakalan ke sini ngejemput elu"

Mataku membulat.

"Meracau apa?" Tanyaku bingung.

"Mending elu ke sana deh, cari tau sendiri, gue gak bisa ngomong ke elu" Jawabnya.

Aku menatapnya ragu.

"Gue ganti baju dulu, terus ijin ke ibu" Kataku akhirnya.

Tbc

Gantung terusssss hihihiii cuma dpt 550 kata.

Bentar lanjut lagi yaaa

Balesin komen2 nya nanti ya di rapel, mau lanjutin ngetik dulu, keburu idenya lenyap hehehe

Filosofi JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang