7 ; Decision

1.8K 271 7
                                    

"Cause baby you're a nightmare dresses like a daydream”

—❌❌❌—

"Sorry if i bother you but i really different from my brother. You can trust me as a good person" Geongmin
tersenyum lalu duduk disebelah Jaja yang sedari tadi sudah berganti posisi menjadi duduk.

"Hm ada apa kau mendatangi ku?" Tanya Jaja pelan.

"Aku hanya ingin kau mengetahui kebusukan kakakku yang keluargaku benci juga.." Ucap Geongmin lalu melihat kearah perut Jaja lalu mengusap pundaknya.

"Maksud kau..?"

"Dia sudah keluar dari rumah, lebih tepatnya keluar dari keluarga Kim"

Geongmin tersenyum sinis lalu kembali menatap Jaja dengan penuh ketulusan.

"Kau hampir saja menjadi iparku. Aku juga sudah banyak dengar tentang dirimu. Kau wanita yang baik, dan kau sangat tidak pantas menerima kakakku. Ah aku lupa, mantan kakakku" Ucap Geongmin menekankan kata 'mantan kakak'.

"Ibu, Ayah dan diriku sendiri sudah berunding tentang dirimu. Kami merasa bersalah telah membiarkanmu berada ditangan bajingan itu" Geongmin menggantungkan kata-katanya.

"Jadi kami memutuskan untuk mengijinkan dirimu tinggal bersama kami, di Ilsan tentunya. Untuk kesehatan bayimu juga, agar dia bisa tenang didalam rahim mu tanpa mendengar apapun tentang ayahnya" Geongmin memegang kedua tangan Jaja.

"Kau mau kan tinggal bersama kami disana?" Tanya Geongmin dengan nada memohon.

Jaja tampak berpikir sejenak. Ia sangat ingin anaknya tumbuh dilingkungan yang baik, tentunya jauh dari sorotan kamera-kamera wartawan televisi. Namun jika ia memilih untuk tinggal di Ilsan, bagaimana dengan Icha.

"Sekarang aku tinggal bersama adik sepupuku. Jika aku ikut tinggal bersama kalian, bagaimana dengannya? Dia baru saja lulus SMA, dia masih terlalu muda untuk hidup sendiri di kejamnya kota Seoul.

"Kalau begitu ajaklah dia pergi bersamamu. Dia bisa jadi pegawai toko bunga Ibu" seru Geongmin.

Jaja pun tersenyum dan sangat berterima kasih atas kebaikan Geongmin, Ayah, dan Ibu.

***

"Jaja, tell Mama what's happen with you?" Tanya Nyonya Jessie Monaline, Mama Jaja.

"I'm okay Mama. Aku baik-baik aja kok"

"Mama udah tau semuanya dari Jimin" Ucap Mama dingin.

Lalu Jaja menunduk dan bersimpuh didepan Mamanya sambil menangis. Tidak disangka, Mama pun ikut menangis dan memeluk Jaja.

"Ja.. Jangan menyerah ya. Mama tau dia bukan anak yang dihasilkan dengan cara yang baik, tapi Mama ingin kamu membesarkannya dengan baik" ucap Mama disela tangisannya.

"Baik Ma.. Terima kasih sudah mempercayaiku.."

Mereka berdua pun berpelukan. Saling menyalurkan kasih dan sayang antara keduanya.

—————
Mewek aku nih:"(

Gais jangan bosen nunggu ini cerita ya, kalo lama apdet berdoalah didalam sholatmu agar author cantik binti mengademkan ini lancar idenya trs juga sekolahnya bener kagak mabal terus-terusan:v

Aamiin.

pain » knjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang