22

1.7K 155 3
                                    

Hmm.. Hallo anak manis, ini papa kamu. Joana.. Ini.. Pa.. Argh!

Namjoon memukul cermin didepannya menimbulkan keretakan kecil. Hari ini akan bertemu dengan gadis kecilnya, Joana. Sebut saja ini memang perencanaan dari jauh-jauh hari.

Beberapa menit yang lalu, adik angkatnya menelfon bahwa Jaja akan melewati Naehgyoun District, yang merupakan tempat dimana selama ini Namjoon bersembunyi. Ia mengangkat ponselnya untuk melihat notifikasi terakhir yang sampai.

Oppa.. Kau segera turun, ia beberapa meter dari blok tempat tinggal oppa. Ppali ya!

Ia segera membuka pintu dan berlari kepinggir jalan. Ia melihat nomor plat mobil-mobil yang melintas, untuk memastikan yang mana mobil Jaja. Setelah beberapa detik, mobil Jaja mulai terlihat, Namjoon menarik nafas perlahan lalu tiba-tiba menyebrang didepan Jaja.

Ia sama sekali tidak mempertimbangkan resiko yang terjadi jika rencana ini gagal. Namun sepertinya jalan tuhan menyertai dia.

"Ahh tuan maaf aku sedang banyak pikiran, mari ku bantu berdiri"

Ia mendengar kembali suara yang sudah lama tak mengelilingi otak dan kehidupannya. Ku harap kau tidak menolakku.

"Namjoon?"

Gadis itu menatap dengan berkaca-kaca namun sepertinya mencoba untuk tidak menangis sehingga pipinya memerah.

"Maaf.." lirih Namjoon

"Untuk apa?"

"Meninggalkan kau dan buah hati kita"

Ingin rasanya Namjoon memeluk Jaja sekarang, namun ia sudah tau gadis itu akan menolaknya. Bahkan tatapannya saja memendam kebencian.

"Kau.. Mau memaafkanku?"

Namjoon menggenggam tangan Jaja. Berharap ia akan mengerti dan memaafkan kesalahan Namjoon selama ini.

"Aku.. Tidak bisa berfikir sekarang"

Aku tidak bisa memaksakanmu.

"Sebenarnya kau tak perlu memaafkanku. Tapi mohon berilah aku satu kesempatan bertemu dengan anakku, anak kita"

*******

Jaja dan Namjoon, dalam satu mobil yang sama. Dalam keheningan, sesekali Namjoon menengok kearah Jaja yang sedang fokus menyetir.

Dan mungkin untuk terakhir kalinya, Jaja menuruti permintaan Namjoon.

Mereka sampai di depan sekolah Joana. Namjoon melihat kearah gerbang sekolah, terdapat seorang gadis cantik yang sangat mirip dengannya.


"Bunda, Good afternoon" seru Joana. Ia mencium pipi bundanya lalu melirik ke arah Namjoon.

"Ini samchon siapa?"

Namjoon melihat kearah Joana. Ia seperti melihat diri dalam pantulan cermin. Sangat identik.

"Eum, perkenalannya nanti dulu ya. Kita harus buru-buru" Jaja mengingatkan Joana memakai sabuk lalu mereka kembali berangkat.

Joana dengan tenang duduk dikursinya seraya memakan stroberinya.


Mereka sampai di Ilsan Lake Park. Disini sangat sepi, dikarenakan jam sekolah dan kerja.

Mereka turun untuk berdiri dibawah pohon yang lumayan menutupi teriknya sinar matahari siang.

"Bunda, kenapa samchonnya mirip Joana?" Ia menatap Jaja lalu kembali menatap Namjoon.

Namjoon tersenyum tanpa disadari oleh Jaja dan Joana. Lalu Namjoon dan jaja saling bertatapan dan Jaja memberi sinyal agar Namjoon yang berbicara.


"Ehm— J-joana.. Joana kangen papa gak?"

"Joana gak tahu siapa papanya Joana, samchon"

Joana membalas dengan mata yang berkaca-kaca dan gadis itu menunduk agar air matanya tidak tumpah.

Ini aku.. Papa biologist Joana..

"Joana.. Samchon ini papanya Joana. Joana anaknya papa, ya nak?"

Namjoon mencoba menatap Joana yang menaikan kepalanya.

"Beneran? Samchon papanya Joana?"

Suaranya bergetar. Dan Namjoon kembali tersenyum.

"Iya nak, ini papa"

Joana segera memeluk Namjoon.

"Papa, Joana kangen papa. Kenapa papa gapernah nemuin Joana dan bunda?"

Gadis itu menangis didalam pelukan Namjoon. Namjoon membalas pelukannya.

"Maafin papa ya nak. Papa salah, papa terlalu malu untuk bertemu sama anak papa yang sangat cantik ini"

Namjoon mengelus pipi Joana.

"Bunda, kenapa gak ikut pelukan?"

Joana menarik-narik tangan Jaja.

Ia tidak sudi nak.. Papa terlalu hina dimatanya.

"Papa dan bunda kan udah lama gak ketemu. Pelukan dong. Kayak tadi"

Joana tersenyum manis sambil menarik tangan kedua orang tuanya itu.

Namun aku harus bersikap biasa didepan Joana, seolah tidak ada benteng yang menghalangi kita.

Jaja enggan menatap Namjoon. Sampai akhirnya Namjoon menarik dagu Jaja agar wanita itu melihatnya.

"Demi Joana, untuk anak kita"

Lalu Namjoon memeluk Jaja. Awalnya sepihak, dan akhirnya Jaja membalas pelukan Namjoon. Ia menenggelamkan wajahnya di dada Namjoon.

"Yeay bunda sama papa!"

Joana berteriak kesenangan lalu ia ikut memeluk Jaja dan Namjoon. Mereka berjongkok sambil berpelukan.

Terima kasih karena telah menerimaku kembali dalam keluarga kecil ini.

End.

———————

Alhamdulillah bisa beresin secepatnya. Buat yang minta epilog nih spec sisinya namjoon. Oiya aku gak bilang tentang adik angkatnya kan. Jadi bakal ada di bonus part setelah Nabil pts okayy(• 3 •)

Sew you in next story loveliest!🌈🌸⛅🍒🍼🐙🐯🎠🌿

pain » knjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang