“Eomma mianhae.. ”
—❌❌❌—
"Kandungan Nyonya sudah berada di angka kehamilan 8 bulan lebih dan saya prediksi jumat depan Nyonya sudah bisa melahirkan" ucap perempuan yang memakai jas putih tersebut.
"Terima kasih dok"
Jaja berdiri lalu membungkukan sedikit badannya lalu pergi keluar ruangan praktek kandungan.
Ia berjalan keluar rumah sakit dan berbelok kearah berlawanan dengan rumah keluarga kim. Ya, Jaja sudah pindah sekitar 4 bulan yang lalu dan tentunya bersama Icha.
Dan adik sepupunya itu sekarang bekerja membantu ibu kim di florist nya. Dan hari ini memang jadwal check up ke dokter, namun kali ini ia memilih untuk datang sendirian.
Jaja mengambil langkah menuju sebuah rumah yang lumayan besar dan dihalamannya terdapat ayunan serta mainan anak kecil lainnya.
Ia mengetuk pintu rumah tersebut dan dibukanya pintu itu oleh seorang lelaki yang sepertinya bekerja disana.
"Silahkan masuk.." Ucap lelaki tersebut. Jaja melangkahkan kaki nya masuk dan memerhatikan keseluruhan isi dari dalam rumah itu. Cukup sederhana, batinnya.
Lelaki itu mengarahkan Jaja ke sofa dan ia pun duduk disofa itu.
"Sebelumnya nyonya ada janji untuk berkunjung disini?" Tanya lelaki itu ramah.
"Maaf tidak ada. Tetapi saya ingin menemui pemilik yayasan ini. Saya teman dekatnya" ucap Jaja.
"Ah saya mengerti. Baik saya akan menghubungi nya sebentar"
Lelaki itu bangkit dari sofa dan berjalan menuju nakas yang diatasnya terletak sebuah telefon untuk menghubungkan seluruh panggilan di rumah ini.
"Ah baiklah.."
Lelaki itu kembali ke sofa.
"Mohon maaf nyonya. Pemilik yayasan ini baru saja berangkat ke Gwangju untuk rapat mengenai yayasan. Mungkin nyonya bisa kembali dilain waktu" ucap lelaki itu dengan raut wajah yang seperti meminta maaf.
"Ah baiklah. Tapi bolehkan saya berkunjung melihat anak-anak sebentar?" Tanya Jaja.
Ia menatap lelaki itu dengan kemohonan. Dan akhirnya lelaki itu mempersilahkan Jaja untuk menemui anak-anak dari yayasan tersebut.
Mereka masuk ke ruangan yang lumayan kecil. Didalam sana banyak sekali box bayi dan tentunya disana juga terdapat belasan bayi dari berbagai tempat.
"Bayi-bayi ini kami adopsi dari berbagai tempat. Bahkan ada ketika kami baru saja akan membuka yayasan terdapat bayi didepan pintu. Dan mereka berada didalam tempat yang tidak manusiawi.." Potong lelaki itu.
"..Kami menemukan mereka didalam plastik, dus, bahkan tas rotan. Kebanyakan dari mereka juga datang dalam keadaan prematur" Lanjut lelaki itu.
Jaja menutup mulutnya atas reaksi dari apa yang dia dengar. Ia berjalan menuju satu box yang terdekat dari pintu. Ia memandang wajah bayi mungil didepannya ini. Lalu ia meminta ijin untuk mengendongnya.
"Boleh saya gendong bayi ini?" Tanya Jaja.
"Boleh. Tetapi berhati-hatilah" ucap lelaki tersebut.
Jaja menampung badan bayi itu di tangannya. Agak sedikit kaku. Karena ia baru pertama kali menggendong seorang anak bayi. Apalagi yang umurnya masih muda sekali. Mungkin sekitaran 2 minggu.
"Saya baru ingat, saya belum memperkenalkan diri. Saya Guanlin" ucap Guanlin.
"Saya Jaericca. Panggil saja Jaja"
Jaja pun membawa keluar bayi tersebut dan mereka kembali duduk di sofa.
"Sepertinya anda akan mempunyai seorang anak ya?" Tanya Guanlin.
"Iya.. Saya sudah memasuki usia kandungan 8 bulan lebih. Sebentar lagi saya akan melahirkan" Jaja menunjukan senyumannya.
"Wah selamat. Anda kelihatan tidak seperti ibu hamil yang mempunyai perut besar" ucap Guanlin.
"Itu karena saya memakai coat yang tebal. Alhasil perut saya yang besar ini tertutupi"
Suasana canggung pun datang.
"Ehm, apakah suami anda sangat sibuk? Sepertinya anda datang sendirian" ucap Guanlin.
"Ahh.. Suamiku— ia sedang dinas diluar negeri. Iya dia sedang dinas" Jaja mencoba tersenyum.
"Ah ternyata suami anda pekerja keras. Sampai sampai momen momen menuju kelahiran ia masih sempat sempatnya mencari nafkah" Guanlin menatap Jaja yang sedang menggendong bayi tersebut.
"Eum bolehkah saya mengunjungi tempat untuk anak yang lebih besar?" Tanya Jaja.
"Tentu saja"
Jaja mengantarkan bayi itu kembali ke box nya dan berjalan menuju sebuah ruangan.
"Kebetulan anak anak yang sudah menginjak empat tahun lebih sedang dalam waktu bermain" Guanlin menjelaskan sambil berjalan.
Setelah sampai mereka disuguhi oleh keributan dari anak-anak tersebut. Mereka sedang bermain bersama tanpa memikirkan beratnya beban yang dipikul oleh orang dewasa.
Jaja pun kembali mengukir senyumnya.
"Ini akan menjadi tempat yang baik untuk Joana.."
——————
Triple apdet karena gua kemaren menghilang:")Maafkan aku yang darl darl sekalian /copas mbak jaja.
Doain aku nilainya bagus bagus ya:")))
KAMU SEDANG MEMBACA
pain » knj
Short Storycinta, satu kata yang bisa membuatmu bahagia atau juga tersiksa. #986 in SS [221017] #816 in SS [241017] #774 in SS [281017] #456 in SS [030118] ©parkeupanpan2k17