[ Part - 8 ]

3.9K 280 0
                                    

"Is it comfort enough?" Julie membenarkan posisi Cassey di seat dekat jendela pesawat Star Alliance, posisi yang diinginkan oleh Cassey sejak awal mereka merencanakan perjalanan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Is it comfort enough?" Julie membenarkan posisi Cassey di seat dekat jendela pesawat Star Alliance, posisi yang diinginkan oleh Cassey sejak awal mereka merencanakan perjalanan ini.

Julie menyerahkan toko bukunya pada Melly hingga awal tahun nanti, dia tidak akan khawatir karena ada Brian dan Ronda yang bisa datang untuk mengawasi kapanpun mereka bisa.

Sebenarnya bukan buku-buku yang dikhawatirkannya,  tetapi perjalanan ini yang membuat jantungnya hingga sekarang berdegub tidak enak dan keberaniannya nyaris mengkerut seperi acar timun kesukaannya, karena rasa khawatirnya pada gadis kecil yang sedang dipeluknya ini.

Sejak bepergian jauhnya empat tahun lalu, ini adalah perjalanan pertama mereka berdua tanpa ada yang membantu, tidak ada dr. Claire yang mengawasi kondisi Cassey. 

"Mommy, ini pagi sekali. Aku masih ngantuk...," Julie tersenyum melihat putri kecilnya menguap, bahkan Cassey dalam keadaan tertidur di gendongan saat Brian menjemput mereka.

"Tidur sayang...." Julie mengusap rambut Cassey, membenarkan selimut dan merapihkan tidur Cassey, bersyukur Julie mengambil kelas bisnis dengan tempat duduknya nyaman untuk tidur.

Ingatan Julie kembali ke masa saat malaikat kecil ini menjadi bagian dalam hidup sepinya, malaikat yang ditunggu dan selalu dirapalkannya dalam doa, peri kecil yang kembali menyemangati hidupnya setelah masa kehilangan itu.

Andai keluarganya masih bersama Julie dan Cassey saat ini, Julie yakin putri kecilnya akan memiliki begitu banyak cinta disekelilingnya. Mungkin suaminya, ibu dan ayahnya akan membuat gadisnya menjauh darinya karena begitu banyak keluarga yang akan menginginkannya menginap saat libur dan meninggalkan Julie dengan tumpukan tugas menulis naskah.

Cassandra Olivia Robert

Andai dulu Julie tidak berani mengambil keputusan besar itu, Julie sangat yakin dia tidak akan merasakan hatinya sesenang ini, saat ada seorang anak yang sangat mencintainya, menginginkannya, membutuhkannya.

Andai dulu Julie tidak berani mengambil keputusan besar itu, Julie sangat yakin dia tidak akan merasakan hatinya sesenang ini, saat ada seorang anak yang sangat mencintainya, menginginkannya, membutuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julie mendarat di Bandar Udara Ciampino - Roma setelah 8 jam lebih perjalanan, sudah pukul 13.30 saat koper besar mereka merayap di lantai bermarmer indah itu.

"Cassey...." Julie menengok ke arah pintu keluar dan mendapati dr. Claire menggoyangkan tangannya semangat ke arah mereka. Dengan wajah mengantuk dan lelah, Cassey membalas Claire.

"Come on sweety....." Julie mengeratkan tangannya, memperbaiki gendongan Cassey di badannya sambil mendorong koper dengan susah payah.

"Let me help you...." ucap dr. Claire mengambil alih koper Julie, tersenyum cerah pada dua orang yang selalu dikunjunginya tiga kali dalam setahun selama beberapa tahun belakangan.

"Halo cassey... cantik sekali. Masih mengantuk ya...." Claire mencium Cassey gemas lalu memeluk Julie.

"Halo dr. Claire, maaf membuatmu repot menjemput kami," Julie berjalan disamping Claire yang menyeret koper mereka ke luar

"Naa... aku senang akhirnya kalian mau keluar dan bersenang-senang, tidak ada yang salah dengan Kanada tapi kamu akan sangat menyukai Italia. Dan saat di Roma, aku akan menjadi tuan rumah yang baik, Jordan akan senang memiliki teman saat kalian dirumah nanti." Claire bercerita tentang anak laki lakinya yang sudah berumur 8 tahun.

"And don't call me doctor. Itu dia...." Claire berhenti di depan mobil Peageut hitam, pintu itu membuka saat mereka mendekat.

"Halo...." laki laki dengan logat Italia kental menyapa mereka.

"Jules, kenalkan dia Raul Zabyer, My husband." Julie menyalami laki laki ramah didepannya.

"Akhirnya bisa bertemu dengan anda." Julie menyalami laki-laki paruh baya ramah itu.

"Aku belum berterima kasih karena anda mengijinkan dr. Claire dan Jordan mengunjungi kami di Kanada." Julie tersenyum

"You're welcome lady, so this is the beautiful Cassey. Sleepy dear?" Raul tersenyum menatap Cassey yang masih terpejam digendongan Julie, Julie mengangguk.

"Where's Jordan?" Julie menatap ke arah mobil yang kosong

"That little trouble maker, bermain bersama teman kami." Julie mengangguk mengerti.

"Ayo masuk, udara masih dingin sekali di Roma." Claire membukakan pintu untuk Julie dan Cassey, Raul membantu memasukan koper besar mereka.

Julie mencium kepala Cassey yang kembali tertidur di pangkuannya, Claire bercerita banyak tentang Roma yang telah menjadi rumahnya sejak menikah dengan Raul Zabyer dua tahun lalu, dulu mereka tinggal bersama cukup lama di New York sebelum mereka memutuskan menikah dan pindah ke Roma.

"Home sweet home." ucap Claire saat mobilnya berhenti di depan rumah indah bercat putih, nuansa natal begitu terasa dengan dominasi lampu di pohon pinus dan hiasan pernak pernik di pintu merek.

"Kalian masuklah dulu, biarkan aku yang mengambil koper besarmu." Raul Zabyer mengambil koper dari bagasi.

"Maaf merepotkan anda Tn. Zabyer." Julie merasa tidak enak dengan kebaikan suami dari dokter yang telah menjadi pengawas Cassey sejak anak itu lahir.

"Just call me Raul, and don't say sorry for this, we are happy you come and visit us."

"Jangan keluarkan wajah sedihmu, atau hormon wanita hamil itu akan merepotkanmu." Julie tertawa, pasangan yang sedang berbahagia dengan kehamilan anak kedua, semoga lahir sebagai gadis cantik seperti harapan mereka.

"Come on." Claire sudah membuka pintu rumah bernuansa putih bersih, rasanya menyenangkan memiliki rumah yang benar-benar rumah.

Julie masuk ke dalam rumah dan seketika tubuhnya menjadi hangat, Julie mengedarkan pandangan ke dalam ruang tamu bercat coklat muda beraksen merah mendominasi pada perabotan diruangan itu, kembali hiasan natal menambah nuansa rumah sangat terasa.

"Kamu dan Cassey pasti lelah, istirahatlah di kamar, nanti akan aku bangunkan saat makan malam." Claire menepuk bahu Julie dan mencium pipi bulat Cassey.

Julie mengikuti Tn. Zabyer yang menyeret kopernya ke dalam kamar tamu, nuansa putih lagi.

"Relax and enjoy. Cassey perlu banyak tenaga untuk menandingi kenakalan Jordan." Julie tersenyum lalu merebahkan Cassey ke tempat tidur empuk dan hangat.

Julie membersihkan diri, udara dingin dirasakannya sejak dari Bandara Toronto-Kanada hingga turun di Ciampino-Roma dan sampai di depan rumah Claire, Julie sama sekali tidak berkeringat, namun sepertinya mandi air hangat akan mengurangi rasa pegal dan sakit di badannya oleh perjalanan jauh.

Setelah mandi dan mengganti baju Cassey yang masih tertidur, Julie merebahkan badannya disamping Cassey dan memejamkan matanya.

.

.

.

TBC

Wattpad, Shortstory, December, 7, 2017

You Are Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang