Sudah dua hari Julie dan Cassey menginap di apartemen Ethan, mereka sudah mengunjungi makam Calvin, suaminya yang gugur saat bertugas sebagai pilot pengintai 6 tahun yang lalu, juga makam kedua orang tua dan saudara Julie.
Kemarin Ethan menjadi penjaga dua wanita itu, menggenggam tangan Julie dengan Cassey yang berada digendongannya, berjalan-jalan menghabiskan hari Minggu menikmati musim dingin New York.
"Serius kalian tidak ingin ikut?" Ucap Ethan memarkirkan mobilnya di depan cafe. Mereka berjalan ke dalam cafe, mendudukan Cassey dikursi.
Mereka baru saja membeli hadiah kelahiran untuk bayi Ronda dua hari yang lalu, seorang gadis cantik seperti yang mereka inginkan. Telpon darurat membuat Ethan menyudahi liburannya.
"Iya, aku harus membuka email. Ada pekerjaan yang harus dikerjakan." ucap Julie
"Baiklah, jangan terlalu lelah ya." ucap Ethan mencium kening Julie.
"Iya, kamu berhati-hatilah." Julie tersenyum.
"Oke, bye Cassey," ucap Ethan pada Cassey yang sudah asik dengan game'nya.
"Aku tidak akan lama." ucap Ethan mencium bibir Julie.
"Bye..." Ethan keluar dari caffe dan kembali menjalankan mobilnya.
Julie memesan Spagheti Bolognais dan chicken steak untuk mereka, sepertinya Cassey jadi suka memakan Spagheti setelah tinggal di rumah Jordan. Mereka duduk di kedai dekat apartemen Ethan untuk makan siang. hari ini Ethan harus mengunjungi Langone Medical Center of New York.
"Mommy, Ethan dimana?" ucap Cassey sambil meminum coklat hangatnya.
"Ethan harus bekerja sayang." ucap Julie gemas karena si kecil tidak menyadari Ethan yang pergi tadi.
"Apakah lama mom?" ucap Cassey
"Mommy tidak tahu sayang."
"Aku ingin main dengan Ethan mom." ucap Cassey membuat Julie tersenyum, terkejut kenapa anaknya bisa sangat dekat dengan Ethan, terlalu lengket malah.
"Iya, nanti kita tunggu Ethan pulang ya." Julie menerima panggilan dari penerbit bukunya, bahwa draft cerita barunya sudah siap terbit dan menunggu persetujuannya setelah naskah yang dikirim mengalami revisi oleh editornya.
"Cassey, besok kita harus pulang sayang, mommy harus bertemu dengan penerbit buku mommy, it's okey?" ucap Julie menatap gadis kecil kesayangannya.
"Apakah Ethan ikut?"
"Tidak sayang, Ethan harus bekerja disini." ucap Julie merapihkan rambut sang anak, Cassey hanya mengangguk patuh kembali memakan spagheti-nya
"Hai Cassey...." ucap seorang wanita berdiri disamping Cassey dan Julie.
"Halo Julie, you looks great," sapa Lisbeth menatap kemeja putih dan celana jeans pudar yang dipakai Julie.
"Thank you, you too," ucap Julie tersenyum sopan, Lisbeth duduk di samping Cassey dan menatap gadis kecil itu.
"God... kamu mirip sekali Cassey," ucap Lisbeth membuat Julie bingung, saat di apartemen Ethan juga dia mengatakan hal yang sama.
"Sorry?"
"Ooh, never mind," ucap Lisbeth mengaduk kopinya.
"Cassey mirip siapa Ms. Lisbeth?" ucap Julie menatap Lisbeth, menunggu.
"Apakah Ethan tidak memberitahumu?" Lisbeth memajukan badannya pada Julie, menatap Julie dengan wajah tidak seramah tadi.
"Tell me please...." ucap Julie bersabar.
"Ethan adalah pendonormu saat program inseminasi bayimu, 5 tahun yang lalu." ucap Lisbeth tenang.
"What!!" ucap Julie kaget, belum bisa mencerna maksud ucapan Lisbeth.
"Cassey, maukah kami bermain dulu di area bermain? Mommy harus bicara dulu ya..." ucap Julie tercekat. Cassey mengangguk lalu berlari ke arah ruang bermain cafe. Tahu dari mana seorang Lisbeth tentang Juli yang menjadi single mom dengan donor sperma.
"That's imposible. bagaimana kamu bisa tahu tentang data rahasia rumah sakit?" ucap Julie masih shock dengan berita yang didengarnya.
"Dulu saya dan Ethan satu team lab di rumah sakit, saat kamu mendaftarkan diri menjadi single parent yang melakukan program inseminasi bayimu."
"Saat itu Ethan juga melakukan hal yang sama bersama Karina, kekasihnya." ucap Lisbeth membuat Julie semakin bingung
"Lalu, inseminasi milikmu dan pendonormu mengalami kerusakan dan gagal." ucap Lisbeth menyesap kopinya, duduk tenang melihat reaksi Julie yang terkejut.
"But, Cassey?" ucap Julie menatap Cassey.
"Lalu Ethan... memberikan hasil inseminasinya dengan kekasihnya.... kepadamu." ucapan perlahan Lisbeth membuat Julie makin terkejut, What!!
"Gak, gak mungkin. Kamu berbohong padaku." ucap Julie menggeleng kuat.
"Aku mengatakan yang sebenarnya."
"Gak, gak mungkin. Cassey adalah bayiku. Bayiku sendiri...." ucap Julie tegas, tidak mempercayai ucapan Lisbeth.
"Gak masalah jika kamu gak percaya padaku, wajah cassey tidak sama dengan wajahmu dan wajah Ethan, bukan?" ucapan Lisbeth membuat Julie terdiam, selama ini Julie selalu berpikir bahwa wajah Cassey mungkin berasal dari DNA laki-laki yang menjadi donor anaknya.
"Selama ini, Ethan selalu mengawasi Cassey dari jauh, mengawasi kehidupan kalian di Nova Scotia."
"Apa! Tidak mungkin?" Lagi-lagi kenyataan menghempaskan ketenangannya.
"Yaa, dia yang memberikan kalian tunjangan kesehatan dan pemeriksaan berkala dr. Claire." Bahkan Lisbeth mengenal Claire?
"Cassey memiliki alergi susu seperti Ethan. Dan sering sesak saat kecapaian, sama seperti Karina, kekasih Ethan." hati Julie rasanya sakit luar biasa. Ethan... Apa yang telah kamu lakukan padaku?
Anak kesayangannya yang susah payah dia lahirkan adalah titipan benih dari sepasang kekasih?
"Kenyataan macam apa ini, aku tidak percaya ucapanmu?" ucap Julie marah, dia tidak percaya, sama sekali tidak ingin percaya ucapan wanita di depannya ini.
"Terserah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. mungkin kamu bisa menanyakan hal ini kepada Ethan." ucap Lisbeth berdiri membawa berkas-berkasnya.
"Bagaimana dengan Karin?" Tanya Julie terbata, membuat Lisbeth membalikan badannya kembali.
"Meninggal, dihari yang sama saat Cassey lahir." ucap Lisbeth lirih, lalu meninggalkan Caffe.
aku tidak percaya
Ethan, tega sekali dia melakukan ini padaku?
Cassey bukan anakku?
Tapi aku yang melahirkannya, yang memberinya asi...
Aku yang merawat anakku, tidak, aku tidak percaya!
Tuhan.... kenyataan macam apa ini?
*************************************
Wattpad, shortstory, December,18,2017
*************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (Completed)
Cerita PendekKamu orang asing bagiku Kamu datang bagaikan hangat matahari yang tidak bisa aku hentikan Mengumbar kata bahwa kami adalah milikmu...