Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah berapa kali Ethan membacanya, Novel yang bercerita tentang seorang remaja yang kesepian mencoba berkeliling dunia dengan menaiki kereta api, bertemu dengan banyak manusia yang berbeda dan jatuh cinta pada wanita asia yang menolongnya.
Ethan sangat menyukai novel ini, ada kisah tokoh yang hampir seperti dirinya. Seorang pria kesepian setelah ditinggal orang tuanya karena kecelakaan mobil sejak dia remaja.
Saat muda Ethan hidup dalam pengawasan Dinas Sosial dan pengacara perusahaan yang mengurus asset orang tunya sebelum Ethan berumur 25 thn atau menyelesaikan pendidikan dokternya.
Sejak remaja, hari-hari Ethan hanya dilalui dengan kuliah dan belajar tentang rumah sakit juga perusahaan obat milik mendiang keluarganya, Bennett Group.
Hidupnya yang monoton hingga berumur 27 tahun berubah saat bertemu dua wanita bersaudara, Karina dan Lisbeth. Awal pertemuannya dengan Karina saat Lisbeth mendaftarkan Karina sebagai pasien dimana Ethan sebagai dokternya.
Karina, wanita rapuh yang ditemuinya di rumah sakit, menggugah hatinya, kondisi Jantung Karina yang lemah membuatnya mudah sekali drop dan bergantung dengan obat. Sering bertemu sebagai pasien hingga akhirnya memutuskan hidup bersama.
Lisbeth, kakak Karina adalah dokter baru yang bergabung dengan Ethan saat menjadi kepala Laboratorium rumah sakit, tempat dimana dia bertemu dengan wanita bernama Julliane Calista Robert dua tahun kemudian.
Ethan menutup novelnya, menghembuskan nafasnya pelan, sudah jam 10 pagi dan Julie sama sekali belum muncul. Ethan tidak akan pergi sebelum bertemu Julie dan memberikan penjelasan semuanya.
Semua karena Lisbeth, entah apa maksud Lisbeth melakukan semua itu, menceritakan masa lalunya pada Julie. Bukan maksud Ethan membohongi Julie tentang jati diri Cassey, andai Ethan punya pilihan yang lain, dia tidak akan melakukannya.
"Sir...." ucap Martin, pengacara yang menjadi kepercayaan Ethan. Meletakan semangkok cream soup dan teh hangat.
"Leave me alone." lirih Ethan.
"But sir, anda belum makan apa-apa sejak tadi malam, anda juga belum tidur sejak kita berangkat dari New York, Sir." Martin berdiri disamping Ethan yang tengah duduk di sofa toko buku dan cafe milik Julie.
"Panggil Russel untuk datang kemari sebelum Julie datang." Ethan kembali mengambil bukunya dan membaca. Martin hanya mengangguk kecil lalu keluar toko.
Julie berdiri dibelakang Ethan mengamati sejak tadi, hatinya masih marah sekaligus sakit.
"Miss, tolong bicaralah dulu, banyak penjelasan yang akan diberikannya padamu. Buatlah penantiannya padamu berakhir." Laki-laki paruh baya itu menangguk hormat, lalu berjalan kearah mobil audi hitam yang terpakir didepan toko Julie.
Dia ingat laki-laki tadi, orang yg membantu proses ijin dirinya oleh Dinas Sosial untuk melakukan inseminasi lewat bank sperma.
Laki laki tadi juga yang beberapa kali datang ke sini, atas nama Dinas Sosial melakukan tinjauan dirinya sebagai single mom. Semua menjadi masuk akal, selama ini selain dirinya tidak seorangpun yang diperlakukan istimewa dengan kunjungan berkala dokter, pengawasan dari dinas, bahkan berbagai keperluan anak yang dikirimkan atas nama rumah sakit.
