SEHUN

824 106 18
                                    

Seorang pria melangkah keluar dari lift menuju tempat parkir. Mobil sport berwarna hitam mengkilap menyalakan kedua lampu sein nya pertanda sang pemilik siap untuk memasukinya. Decitan roda terdengar nyaring di tempat parkir menuju pintu keluar. Mobil sport hitam itu melesat kencang menuju kediaman keluarga besarnya. Kediaman Kim, keluarga pemilik K-company, yang mempunyai beberapa department store, rumah sakit, produk makanan serta barang-barang elektronik terkemuka.

Rumah besar nan megah dengan dominan warna putih dan hitam membuatnya semakin elegan dan tegas. Seorang pria dengan setelan jas GUCCI keluar dari mobil sport-nya.

"Selamat datang, Tuan Muda Kim," ucap kepala pelayan.

Sedangkan yang disapa hanya melenggang begitu saja.

Ia memasuki ruang makan yang lumayan luas. Mungkin jika dijadikan tempat parkir dapat memuat sepuluh mobil secara pralalel. Di atas meja makan telah tertata rapi beberapa piring, sendok, garpu, gelas dan berbagai menu makanan.

"Duduklah, Sehun," Nyonya Kim mempersilahkan.

Sehun menuruti apa yang telah dikatakan Nyonya Kim. Setelah duduk, Tuan Kim berdeham dan ingin memulai pembicaraan diantara mereka berempat, Tuan dan Nyonya Kim serta kedua putranya.

"Lebih baik kita makan dahulu, Yeobo," usul Nyonya Kim.

Setelah satu suapan, Tuan Kim mulai mengeluarkan suara.

"Bae Corp mulai memasuki pasaran Jepang, sedangkan perusahaan kita masih saja berkutat dengan saham yang terus menurun. Jadi langkah apa yang akan kau ambil sebagai penerus K-company, Sehun?"

Sehun yang mengerti arah pembicaraan ini pun langsung kehilangan selera makannya. Ia meletakkan sendok dengan malas.

"Sektor pendidikan serta transportasi yang dikelola Bae Corp adalah yang terbaik. Perusahaan kita belum memiliki kedua sektor itu," lanjut Tuan Kim.

"Perjodohan?" tanya anak termuda di keluarga Kim.

"Iya," jawab Tuan Kim.

"Bae Corp," ulang si bungsu Kim. Dia mencoba mengingat pesaing bisnis perusahaan ayahnya itu. "B-school! Suzy?"

Tuan Kim tersenyum.

"Ya, B-school. Bukankah dari awal kamu penasaran kenapa papa menyekolahkanmu disana,"

"Jadi dari awal papa ingin menjodohkanku dengan Suzy?" antusiasnya.

"Rencana awal," Tuan Kim menghela napas dan meletakkan sendoknya. "Berhubung perusahaan kita sedang mengalami masalah, maka Sehun lah yang akan menggantikan posisimu, Myungsoo."

"Kenpa dia, Pa!" emosi Myungsoo meluap, beranjak dari kursi, tangannya mengepal kuat. Kobaran api terlihat menari-nari dalam kedua matanya. "Suzy tak pantas dapat anak pungut seperti dia! Kim Company tak layak dipimpin olehnya!"

Suasana yang sudah menegang sejak kedatangan Sehun kini menambah intensitasnya.

"Jaga ucapanmu, Myungsoo. Dia tetap kakakmu," lerai Nyonya Kim.

"Aku tak mempunyai kakak. Keluarga Kim hanya punya seorang anak. Dia hanyalah parasit," tunjuk Myungsoo pada Sehun.

"Myungsoo!" bentak Nyonya Kim.

Myungsoo berjalan keluar dengan penuh amarah dalam hatinya. Setelah Kim Company yang direbut oleh Sehun, sekarang cinta pertamanya yang akan menjadi korban keserakahan si anak pungut.

Myungsoo menuju parkiran, masuk moil, dan mengebut. Raut wajahnya menandakan emosi yang sangat tinggi. Jika kebakaran hutan melahap semua kesejukan angin, jika guntur dan petir yang bersahutan membuat kita semua ketakutan dalam kegelapan, jika badai yang mengamuk merusak semua yang menghalanginya, seperti itulah perasaan Myungsoo saat ini.

**

Sehun yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan kini mulai bersuara.

"Jangan jodohkan aku, Pa. Aku akan mencari jalan keluar yang lain untuk perusahaan masa depan Myungsoo."

"Bagaimana caramu keluar? Apakah bermain dengan gadis jalang itu membuatmu menemukan jalan keluar?" uacap Tuan Kim sarkatis.

"Bagaimanapun dia kekasihku, Pa," terdengar nada kekesalan disana.

Sehun berdiri dari kursinya, bersiap meninggalkan ruang makan yang terasa pengap tanpa ventilasi.

"Lebih baik kau menerima perjodohan ini. Papa tak mau...."

"Tak mau perusahaan ini hancur karena anak pungut sepertiku. Tenang saja, Pa, aku tak akan menghancurkan masa depan Myungsoo," ujar Sehun lalu berjalan keluar, meninggalkan ibunya yang tengah menangis tanpa suara.

Sehun mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Dia tak bisa meninggalkan keksaih seksinya. Kekasih yang membuatnya sedikit bersyukur menjadi anak angkat keluarga Kim. Kekasih yang telah memberikannya oksigen untuk tetap bertahan selama ini. Kekasih yang bisa mengerti dan menerimanya tanpa mengeluhkan sikapnya yang dingin dan angkuh. Perjodohan ini menuntutnya untuk mencari jalan keluar secepat mungkin.

Kepala Sehun serasa ingin meledak dengan semua masalah yang datang bersamaan. Pengembangan sistem pada laptop keluaran terbaru Kim Company tak berjalan lancar. Perusahaan sebelah telah meniru dan me-launching nya sebelum Sehun. Produk terbaru dari sektor ponsel pintar juga mengalami kendala. Ponsel tersebut gagal dipasaran karena harga dan spesifikasinya dinilai kurang mumpuni. Penggelapan dana di rumah sakit menambah kebobrokan tim audit yang dibuat Sehun. Semua kejadian ini membuat harga saham semakin turun.

Rapat pemegang saham Kim Company telah diadakan. Tak ada satupun yang mendukung Sehun untuk tetap melanjutkan jabatannya sebagai penerus Kim Company. Jika Sehun digantikan maka masa depan Myungsoo akan semakin sulit dicapai. Pengganti Sehun bisa saja tidak berpihak pada Tuan Kim dan akan mengambil alih perusahaan Kim Company.

"Hal itu tak boleh terjadi. Tugasku adalah menjaga dan mengembangkan perusahaan untuk dimiliki Myungsoo dimasa yang akan datang," ucap Sehun pada pantulan cermin kamar mandi apartemennya.

Dering telepon memaksa Sehun keluar dari kamar mandi.

"Datang kerumah sekarang!" perintah Tuan Kim dari telepon.

Hembusan napas keluar dari mulut Sehun, handuk yang sedari tadi bertengger dipinggulnya menjadi saksi betapa stressnya Sehun saat ini.

*

Tak memerlukan waktu yang lama bagi Sehun untuk sampai di kediaman keluarga Kim.

"Terima saja perjodohannya!" satu kalimat menyambut Sehun.

Sehun hanya diam menahan amarah.

"Papa telah memberikanmu waktu tiga bulan,"

Tak ada jawaban dari Sehun.

"Terima atau ibumu yang akan menjadi korban?" ancam Tuan Kim.

TBC



New Writter

TriasChan

Oh 2 BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang