Pra-INSIDEN

586 86 11
                                    

"Oppa!" bentak Irene.

Dada Irene kembang kempis, napasnya memburu. Ribuan peluru melubangi hati Irene. Bagaimana bisa Sehun menikah dengan wanita lain. Bagaiamana dengan dirinya nanti?

"Siapa dia? Siapa jalang yang akan kau nikahi, Oppa?" mata merah Irene menajam.

Sehun memandang kekasihnya dalam diam. Suasana hatinya berubah semenjak mendengar kata jalang. Niatnya untuk memberi penjelasaan dan pengertian pada kekasihnya menguap seketika.

"Oppa jawab!" suara Irene makin tinggi, genangan air dipelupuk matanya tumpah ruah.

Sehun bangkit dari duduknya. Bersiap meninggalkan ruang pribadi kekasihnya.

"Oppa!" amuk Irene, "jalang mana yang membuatmu seperti ini?"

Sehun masih diam seribu kata., menatap jengah pada sang kekasih. Kedua telinga Sehun semakin panas mendengar setiap kata yang diucapkan Irene.

Irene mendengus kesal, "baiklah, kau tak akan menjawab pertanyaanku kan, Oppa. Lalu bagaimana dengan kita?"

***

"Hya Bajingan! Apa berita yang baru saja kudengar benar? Apa kau akan menikahi Suzy?" tanya Myungsoo.

Sehun mendengus. Melepaskan cengkraman tangan Myungsoo pada kerah kemeja yang dipakainya.

"Benar,' jawab Sehun datar.

Hati Myungsoo tersayat belasan pisau mendengarnya. Tangannya mengepal kuat. Sebuah peluru siap dilesatkan dari kedua mata Myungsoo. Perabotan rumah Sehun seakan menertawakannya. Meremehkan seorang Kim Myungsoo. Sudut bibir Myungsoo tertarik keatas.

"Kau pikir aku akan membiarkan pernikahan ini terjadi begitu saja?" smirk Myungsoo mengembang, " aku tak akan melepaskan Suzy untukmu."

Satu pukulan melayang ke wajah Sehun. Setetes darah mengenai ujung tangan Myungsoo. Sehun terhuyung beberapa langkah.

***

"Kali ini ada apa?" tanya seorang lelaki pada Irene.

Ia menyibak serpihan kaca yang berserakan di lantai.

"Sehun. Dia akan menikah," jawab Irene histeris. Suara seraknya masih terdengar jelas.

"Ah, jadi itu yang membuat matamu hilang," menghirup napas jengkel, " bukannya sudah kubilang untuk tidak jatuh cinta padanya?"

"Aku tidak jatuh cinta padanya! Aku hanya tak bisa terima dia menikahi jalang murahan," napas Irene memburu."Dasar jalang sialan!"

"Irene sadarkan dirimu! Ingat tujuan utama kita," kedua tangan pria itu memgang pundak Irene. Berusaha menenangkannya.

"Aku masih mengingatnya, Oppa. Akan aku lakukan itu, tapi jika dia menikahi wanita lain bagaimana denganku nanti?" matanya bergerak gelisah,"dia akan menjadi penghalang rencana kita kan, Oppa?"

"Irene, please, sadarlah," pinta pria itu.

"Aku harus melenyapkan jalang sialan itu. Harus," kegelisahan yang terpancar beberaapa menit lalu menguap entah kemana tergantikan seringaian menakutkan.

Pria itu menyeret Irene kedalam pelukannya. Menenangkan gadis yang sudah lama mendampingnya.

Tanpa kedua insan itu sadari, tangan seseorang telah mengepal kuat dibalik dinding kamar Irene.

TBC

MIIIIIAAAAANNNNNHHAAEEEEE...........

Langsung ke chap selanjutnya yaaaa. Muahmuah


New Writter

TRIASCHAN

Oh 2 BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang