PERTEMUAN

586 92 22
                                    

Suzy berlari menjauh dari Myungsoo. Mencoba kabur dari pertemuan yang tak terduga. Menghindari tatapan Myungsoo yang akan menertawakannya. Tertawa atas pipinya yang memerah.

Suzy terus saja berlari, walaupun Myungsoo sudah jauh tak terlihat. Tak ada niatan untuk memperlambat langkahnya sedetik pun.

"Kenapa kau berlari, Sayang?" Baekhyun penasaran dengan Suzy yang masih terengah-engah didepannya.

Suzy tak menghiraukan pertanyaan Baekhyun. Jantungnya masih berdetak kencang. Dia menyambar segelas jus yang terlihat diatas meja. Meminumnya dengan rakus.

"Hya! Minuman itu telah diludahi Bekhyun!" kaget Naeun melihat Suzy meminum jus yang telah dinodai Baekhyun.

Mata Suzy membulat, menyemburkan apa yang ada didalam mulutnya tepat dimuka Baekhyun.

"Hya! Baek!" Kesal Suzy. Mengelap sisa jus yang masih ada dibibirnya dengan jijik.

"Lagian kamu main hajar aja, Sayang," racau Baekhyun sambil mengelap wajah.

"Aku kan haus, Baek. Abis lari-lari. Gak ada waktu buat tanya," jawab Suzy.

"Lagian kamu kenapa lari-lari, sih, Zy?" kali ini Naeun yang tanya.

"Abis ketemu Locky," cemberut Suzy, menggeser kursi dan duduk.

"Locky?" ulang Naeun, tak mengerti siapa yang yang dimaksud Suzy.

Suzy hanya menganggukkan kepala. Malas membahas Myungsoo yang sangat suka menggodanya.

Baekhyun masih sibuk membersihkan wajah dengan tisu meja yang tersedia.

"Locky atau siapapun itu telah membuatku sial juga," kesalnya.

**

Sehun duduk menunggu seseorang. Matanya melihat lalu lalang orang-orang yang sedang asik menikmati kegiatan masing-masing. Ada yang memakan es krim, ngobrol, dan tak sedikit yang menenteng barang yang telah dibelinya.

Tiga puluh menit sudah Sehun menunggu dalam diam. Memandangi pemuda-pemudi yang lewat. Masih tak ada respon dari orang yang ditunggu. Menjengkelkan.

Sehun membuang napas kesal. Berdiri dan pergi meninggalkan kedai. Namun sebelum ia melangkahkan kaki ke eskalator, ia melihat gadis tercintanya memaki-maki seorang remaja.

Sehun mendekat, ternyata bukan seorang melainkan dua anak remaja yang sedang dimaki Irene. Terlihat sebuah kotak tergeletak di dekat kaki kedua remaja itu. Beberapa kue berceceran.

"Jadi apa yang bisa kau lakukan untuk mengganti kue ini?!" tanya Irene membentak.

"Aku akan membelikan yang baru," jawab salah satu remaja itu, tanpa kegugupan.

Sehun menaikkan salah satu alisnya.
Menyender pada tembok pembatas antar toko. Menyilangkan kedua tangannya didada. Gadis yang menarik  pikir Sehun.

"Apa?! Beli?! Aku membuatnya dengan kedua tanganku sendiri! Bagaimana kau bisa membelinya?! Di toko mana ada kue seperti ini?!" Teriak Irene.

"Ma...maafkan ka...kami," jawab remaja yang satunya lagi. Ketakutan, bersembunyi dibalik remaja yang menjawab tanpa kegugupan.

"Maaf?!! Apa dengan kata maaf kuenya bisa kembali utuh?!!" amarah Irene tambah menjadi-jadi.

"Lalu apa yang bisa kami lakukan? Kau tak menginginkan kami membeli kue yang baru, kau tak memafkan kami. Apa yang bisa kami lakukan?" tanya remaja tanpa kegugupan.

"Dasar gadis bodoh!! Berani sekali kau!!" Tangan Irene siap melayangkan tamparan pada remaja tanpa kegugupan.

Sehun yang sedari tadi hanya melihat, mengamati apa yang akan dilakukan kekasihnya, kini berjalan menghampiri mereka bertiga.

Oh 2 BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang