MAAF 1

585 78 13
                                    

Delapan bodyguard Jumyeon tidak menyerah pada Sehun. Mereka kembali bangkit setelah terlempar beberapa kali di lantai. Sudut bibir Sehun telah mengeluarkan darah segar. Entah berapa kali pukulan yang telah mendarat mulus pada wajah Sehun. Napas Sehun terengah. Bulir-bulir keringat telah membasahi seluruh pakaiannya.

"AAAA!!" teriak Chorong.

Sehun menoleh kesumber suara, matanya melotot menahan tendangan yang datang tiba-tiba dari salah satu bodyguard Junmyeon. Sehun terpental ke lantai. Tenaganya telah terkuras habis. Delapan banding satu. Sabuk hitam taekwondo-nya sangat tak membantu. Sehun setengah duduk, memaksa tubuhnya berpindah tempat. Menyeretnya ke dekat meja dapur. Kilauan pisau tertangkap netranya. Itulah tujuan Sehun. Pisau.

Sehun harus segera melumpuhkan para penjaga sialan ini. Dia harus bergegas membawa Suzy pulang. Teriakan Chorong serta raungan serigala terdengar amat jelas di telinga Sehun. Bagai panggilan darurat yang harus segera ditangani. Suzy pasti dalam bahaya besar. Suzy. Istri kecilnya yang menjengkelkan.

Dengan sisa tenaga yang tersisa Sehun mengambil pisau. Menusukkannya kesetiap bodyguard yang datang menghadang. Berlari menuju kamar ujung.

Mata Sehun terasa sangat panas ketika tiba. Tenaga yang telah hilang kembali terisi penuh seketika. Tubuhnya yang sakit terasa sangat kuat dan sehat dalam sekejap. Napasnya memburu. Dadanya menggebu.

Dengan amarah yang memuncak, ditusukkannya pisau ke serigala yang meraung-raung di depan Chorong. Sehun seperti kesetanan ketika membunuh serigala itu. Setelah puas dengan serigala, Sehun berdiri, menarik kasar Junmyeon yang sedang asik berpesta diatas tubuh Suzy. Menghajarnya tanpa ampun.

"Dia istriku, Junmyeon!!" teriak Sehun masih memukuli Junmyeon.

Junmyeon yang sibuk melawan hanya tersenyum, "bukankah aku selalu menyelesaikan apa yang telah kau mulai, Sehun?"

"Istriku bukan mereka," jawab Sehun tegas.

"Dia istriku, Sehun," sergah Junmyeon.Tatapan Junmyeon masih mengerikan, seperti seorang psikopat.

Satu-dua pukulan bertenaga penuh dilayangkan Sehun. Membuat Junmyeon tumbang, memuntahkan darah segar.

"Stop, Saem!" seru Chorong.

Chorong menangis sesenggukan. Entah kejadian memilukan apa yang dirasakannya saat ini. Apa yang dilihatnya benar-benar menyakitkan. Dengan tangan gemetar bukan main, diraihnya kepala Junmyeon. Menyeka sisa-sisa darah pada wajah Junmyeon. Hatinya sakit.

"Bertahanlah, Suho-ssi" ujar Chorong pada Junmyeon.

Sehun menuju ke ranjang. Memperbaiki seragam Suzy. Merapikan anak-anak rambut yang sangat berantakan. Bau tubuh Suzy sangat busuk. Hati Sehun di penuhi bara api melihat lingkaran hitam pada mata Suzy, tubuhnya mengurus, seperti orang yang kekurangan gizi. Tangan dan kakinya yang terikat. Serta bulatan kecil kebiruan di area leher Suzy.

Setetes air mata jatuh. Sehun tak pernah menangis sejak dua puluh dua tahun silam. Tidak menangis ketika Irene berjuang antara hidup dan mati. Tidak menangis ketika ibunya berjuang mati-matian melahirkan Myungsoo. Tapi Suzy, gadis yang hanya memikirkan konser dan game-lah yang mampu mengeluarkan air mata Sehun.

"Myungsoo.. Akhirnya kau datang," ujar Suzy sangat pelan dan lemah. Matanya seddikit terbuka.

"Ck, Myungsoo," gerutu Sehun.

Sehun membopong Suzy.

"Telpon ambulan," perintah Sehun pada Chorong.

Chorong yang masih terisak hanya menganguk. Sebenarnya dia telah melakukannya sejak Sehun mengurus Suzy diranjang.

Oh 2 BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang