Read, vote, comment adalah serangkaian apresiai kalian yang sangat berarti untukku....
Apalagi kalau ada yang mau bagi-bagi link cerita ini ketemennya, pasti aku bakalan lebih seneng dan rajin update ㅋㅋㅋ
Oh iya, yang udah follow ig ku bisa DM, kita bisa chit chat disana
Happy reading
MuahMuah
======
Sinar mentari menyeruak, memasuki setiap inci kamar Sehun.
"Bangun!" seru seorang perempuan.
Sehun mengerjap, memberikan waktu untuk pupilnya agar terbiasa dengan sinar matahari yang datang tiba-tiba.
"Ayo, bangun! Ini sudah siang, apakah kau ingin kita terlambat?" tanya sang perempuan.
Sehun mengernyit. Kita?
"Ayo! Cepat!" perintahnya lagi, "aku tunggu di luar."
Sehun memposisikan dirinya untuk duduk. Menerka apa yang sedang dialaminya saat ini.
Sehun melihat sekeliling. Ini kamarnya. Kamar apartemen yang sudah lama dihuni.
Lalu siapa dia? Hanya aku dan Irene yang tahu kode pintu apartemen. Dia bukan Irene. Suaranya sangat kekanak-kanakan.
Terdengar langkah kaki yang menghentak - hentak lantai, makin lama semakin mendekati kamar Sehun.
Brakk
Pintu terbuka kasar. Betapa terkejutnya Sehun melihat seorang perempuan berambut panjang, berponi, dan memakai seragam sedang melotot kearahnya.
"Saem, cepatlah!" serunya sekali lagi.
Sehun tercengang. Bagaimana mungkin gadis itu memasuki apartemen dan sekarang berdiri diambang pintu kamarnya.
*
Mata Sehun terbuka sempurna, napasnya tersenggal. Sehun mendudukan dirinya, bersandar pada headbed, mengatur napasnya.
Kenapa?
Kenapa sang gadis yang berada dimimpinya.
Sehun menengadahkan kepalanya. Mendesah pelan.
Lagi?
Mengapa dia lagi. Gadis yang sama berada di mimpi-mimpi sebelumnya.
***
"Hya kalian berdua! Mengapa meninggalkanku sendirian?" sergap Baekhyun pada Suzy dan Naeun yang baru saja duduk.
"Kelamaan, sih," jawab Naeun.
"Iya, beli minum aja kaya antri sembako gratis," tambah Suzy.
"Kaliankan yang minta aku membelinya," sanggah Baekhyun, "jangan-jangan kalian sengaja ya?" terka Baekhyun.
Naeun berusaha menyimpan senyumnya karena Baekhyun. Ia sangat lucu ketika marah. Mata kecilnya dibesar-besarkan, mulutnya maju beberapa senti. Persis anak kecil yang sedang merajuk. Namun, tidak dengan Suzy, ia tak bisa menahan tawanya.
"Tuh kan," sewot Baekhyun.
Suzy nyengir, "Maaf ya Baek, kami hanya kangen lihat wajah marahmu," Suzy kembali tertawa.
"Udah-udah, sana duduk. Bentar lagi Kim Saem datang," nasihat Naeun.
"Awas ya. Aku pasti membalas kalian berdua," ancam Baekhyun lalu pergi ke bangkunya.
**
Sehun terus memperhatikan Suzy ketika semua muridnya sibuk dengan soal yang baru saja diberikan.
Tak ada bisikan. Tak ada kepala yang menoleh. Tak ada yang tertidur. Semua terlihat tenang, entah tegang, memfokuskan mata dan pikiran ke buku. Mengerjakan soal.
Hanya ada seorang siswi yang menopang kepalanya, menatap jendela, melihat rindangnya pohon diluar gedung sekolah, menikmati pemandangan yang menyejukkan. Memperhatikan gerak-gerik siswa di lapangan basket.
Jika terus diperhatikan Bae Suzy tak terlalu buruk untuk Sehun.
Matanya bersih dan memancarkan kejernihan. Hidungnya lumayan mancung. Pipinya yang berisi. Mulutnya, seakan Sehun ingin menghampiri mulut itu.
Manik mata Sehun tak lepas dari sosok Bae Suzy. Bahkan dia lupa cara berkedip. Sehun terus saja menatapnya.
Mengapa kau muncul lagi? Mengapa? Apakah perjodohan ini memang seharusnya terjadi? Apakah aku harus menerima perjodohan ini?
Sehun mendesah pelan. Ia tersadar dan melihat jam tangannya.
Ternyata lumayan lama juga Ia memandangi Suzy. Hampir satu jam.
"Time is over," ujar Sehun.
Satu kalimat pendek yang membuat seisi kelas diliputi ketegangan tingkat tinggi.
Jika saja detak jantung mempunyai tombol loudspeaker, sudah pasti Sehun akan menutup telinga dan memangkas semua poin anak didiknya.
Semua murid mengumpulkan buku dengan rasa khawatir kecuali Suzy. Dia membawa buku dengan sangat tenang dan menumpuknya di bagian paling atas.
"Bawakan ini ke ruangan saya," suruh Sehun pada Suzy.
Suzy mendengus sebal. Hanya gara-gara dia mengumpulkan yang terakhir, dia disuruh membawakan buku. Dasar srigala jahanam.
"Seharusnya ini pekerjaan anak yang sedang piket hari ini," desis Suzy pelan.
"Cepat," perintah Sehun yang sudah berada diambang pintu kelas.
"Iya, Saem," jawab Suzy.
"Saem, bolehkah saya yang membawakannya?" tawar Baekhyun.
"Tidak!" jawab Sehun singkat.
"Tidak papa, Baek. Aku adalah Bae Suzy," ujar Suzy menepuk dadanya dan mengangkat buku. Mengerlingkan mata pertanda aku akan baik-baik saja.
Suzy menghampiri Sehun yang sudah berjalan lebih dulu.
*
Suzy kesal dengan sekolah yang dibangun Ayahnya. Pasalnya gedung guru dan gedung sekolah dibedakan. Gedung sekolah tidaklah sempit. Dibutuhkan belasan bahkan puluhan meter untuk menapakkan kaki ke gedung guru.
"Ayahhh!!" kesal Suzy. Memarahi ayahnya yang tak berada di tempat. Memarahi Ayahnya yang menyetujui rancangan seperti ini.
"Cepatlah!" seru Sehun yang sudah berada di depan Suzy.
"Dasar Srigala!" maki Suzy dengan suara pelan.
Suzy berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Sehun kembali.
TBC
Siapa yang kemarin request momen HunZy?? ㅋㅋㅋ
New Writter
TriasChan
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh 2 Bae
FanfictionJika 'He is My Husband' milik Suzy, Maka 'Oh 2 Bae' milik Sehun. • "Apakah kau tak bisa membedakan obsesi dengan cinta?" • "Aku tau! Tapi aku mencintai kalian berdua." • "Tinggalkan saja dia, Oppa." • "Apapun yang terjadi, aku tak akan membiarkan...