INSIDEN

642 85 10
                                    

"Stop, Irene. Jangan lakukan ini lagi," titah Sehun.

"Jika, Oppa tidak menceraikannya aku akan menyayat urat nadiku!" ancam Irene, bersiap menarik pisau diatas pergelangan tangannya.

Tidak ada tanda-tanda keraguan dimata Irene. Tatapannya begitu kuat. Pegangan tanganya tak bergetar sedikitpun.

Sehun mendekat selangkah. Tatapan mata Sehun menatap atensi Irene lekat.

"Berhentilah melakukan ini, Irene," pinta Sehun masih berintonasi tegas.

"Ceraikan dia, Oppa!" Irene kembali berteriak histeris.

Sehun mendekati kekasihnya tanpa melepaskan pandangan matanya. Rambut Irene acak-acakan, mata sembabnya masih terlihat, bahkan bajunya masih sama seperti tiga hari yang lalu, saat dimana Sehun memberitakan pernikahannya.

Sehun merengkuh Irene kedalam pelukannya. Membenamkan kepala Irene kedada bidangnya. Sehun membuang pisau yang masih berada dalam genggaman Irene.

"Tenanglah, kau akan selalu menjadi kekasihku. Aku tak akan melepaskanmu, Irene-ah." Ujar Sehun.

Irene menangis sesenggukan didalam pelukan hangat Sehun. Mencoba mencari ketenangan dan mempercayai Sehun.

***

Sehun memandang kesal pantulan cermin kamar mandi. Seminggu telah berlalu dan Suzy belum juga ia temukan. Satu pukulan keras meninju cermin, tepat pada bayangan wajahnya sendiri.

Bagaimana ia bisa kehilangan Suzy? Istri yang selalu membuatnya merasa jengkel entah karena alasan apa. Serentet kejadian kecil telah menorehkan warna pada lembar kertas pernikahan mereka. Kejadian-kejadian kecil yang telah diceritakan Suzy pada 'He is My Husband', tapi entah mengapa karena kejadian kecil itu Sehun merasa sedikit berdamai dengan orang asing yang tinggal dalam dirinya.

Karena orang asing itulah, Sehun merasa sangat buruk saat tidak melihat Suzy dimana pun. Marah, kesal, khawatir, semuanya bercampur aduk. Kepala Sehun terasa buntu dan tak menemukan jalan keluar saat ini.

Dimana gadis yang telah menyandang status Nyonya Kim?

Semua tempat telah di datangi Sehun hanya untuk mencari seorang Bae Suzy. Bahkan ia sering melupakan kencannya dengan Irene. Myungsoo juga sudah menghadiahinya puluhan tinju karena hilangnya Suzy.

Kantung mata Sehun juga terlihat bertumpuk-tumpuk. Pekerjaan kantor, profesi guru yang belum bisa ia tinggalkan, serta hilangnya Suzy telah merenggut waktu istirahat Sehun.

"Dimana kau, Kim Suzy?" gumam Sehun gusar. Mengusap wajahnya kasar.

***

Dering bel pertanda istirahat menggema. Seperti biasa, Sehun menutup buku dan pergi meninggalkan kelas. Namun, kali ini ia tidak menuju ruang guru. Ia lebih memilih pergi ke rooftop untuk menghirup udara segar. Berharap udara itu dapat memberikannya jawaban keberadaan Suzy.

"Dimana kau sembunyikan Suzy?" teriak seorang lelaki.

Sehun mengernyit. Suzy? Ia mendekati asal suara itu.

"Bukankah sudah kukatan aku tidak tahu. Aku juga sedang mencarinya!" suara yang sangat familiar bagi Sehun..

Dari balik dinding Sehun melihat dua muridnya sedang berkelahi. Keduanya babak belur dan mengeluarkan cairan merah kental.

"Katakan dimana dia?" tanya Bakhyun.

Dengan amarah yang semakin memuncak Myungsoo menghajar Baekhyun.

"Sudah kubilang. AKU JUGA SEDANG MENCARINYA!" teriak Myungsoo diatas Baekhyun. Mencengkram kerah Baekhyun.

"Stop! Berhenti!" teriak seorang gadis memunggungi Sehun.

Dia baru saja keluar dari pintu. Punggungnya masih bergerak keata-bawah dengan tempo yang cepat.

"Aku tahu dimana, Suzy." Serunya lagi.

Tanpa membuang waktu lagi, Sehun menarik pergelangan tangan gadis itu. Memaksanya menuju parkiran secepat mungkin.

"Katakan dimana, Suzy?" tanya Sehun.

"Saem, bisakah kita beristirahat sebentar. Aku butuh oksigen," pinta gadis itu, Chorong.

"Tidak," jawab Sehun acuh.

Pikirannya hanya terpenuhi Suzy. Ia ingin menemukan Suzy secepat yang ia bisa.

"Masuk," perintah Sehun didepan mobil.

Chorong yang masih mengatur napas bergegas masuk kedalam mobil.

"Dimana Suzy?" tanya Sehun

"Di rumahnya, Kim Junmyeon," jawab Chorong.

"Kim Junmyeon?" ulang Sehun. Suaranya sarat akan kemarahan.

Mata Sehun menatap atensi Chorong sangat tajam. Chorong bergidik ngeri. Tatapan Sehun seakan-akan membunuhnya saat ini juga.

Chorong mengangguk takut, mengiyakan Sehun yang belum yakin akan nama yang barusan disebutkannya.

Sehun menggenggam kemudi dengan erat. Buku-buku jarinya memutih. Akan kubunuh kau Kim Junmyeon!!

Dengan cepat tangan Sehun menarik tuas gigi mobil. Ban mobil berdecit nyaring. Sehun mengendarai mobil bagai pembalap F1. Speedmeter menunjukkan angka maksimal.

Chorong menahan napas, jantungnya berdentum tak karuan. Keringatnya mengalir semakin deras. Tangannya mencengkram rok seragam.

**

Mobil Sehun telah berhenti di depan rumah mewah yang terasing. Dengan cepat Sehun keluar dari mobil dan menghajar para penjaga.

"Cepat masuk!" perintah Sehun yang melihat Chorong masih duduk didalam mobil.

Chorong masih diam mematung. Jantungnya belum kembali normal. Rasanya arwah Chorong telah dipaksa keluar.

"Cepat!" perintah Sehun lagi.

Chorong terkesiap. "Junmyeon" pekiknya dalam hati.

Chorong berlari menyusuri rumah Junmyeon. Membuka setiap ruangan yang ada. Sementara Sehun masih sibuk dengan para pengawal Junmyeon.

Hanya tersisa satu ruangan yang terletak diujung rumah. Chorong berlari sekencang yang ia bisa.

Bertapa kagetnya Chorong melihat ruangan itu. Seekor serigala meraung-raung didepannya. Seakan ingin menyantap Chorong sebagai menu makan siangnya.

Seragam sekolah Chorong telah basah oleh keringat. Belum hilang keterkejutan Chorong akan serigala, sekarang ia dikejutkan dari sisi lain. Disamping serigala, terdapat pemandangan yang amat menyesakkan hati Chorong.

Junmyeon sedang berpesta diatas tubuh Suzy yang tak memakai seragam. Tangannya menelusuri perut Suzy dengan leluasa.

Suzy menatap Chorong. Meminta bantuan untuk menghentikan Junmyeon. Air mata Suzy menggenang. Tolong aku, please.

TBC

Oh 2 BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang