Suara jeritan terdengar dari Rungu milikku.
Tetesan cairan berwarna merah kental tertangkap oleh Netraku.
Lelaki dengan surai berwarna Blonde kini sedikit menolehkan kepalanya kebelakang, memperhatikan diriku yang sudah terkulai lemas ditanah dengan pikiran yang masih belum pulih betul.
Lelaki yang notabennya adalah teman semasa kecilku dan mantan kekasihku, kini berubah drastis setelah kepergianku ketanah toronto.
Ini bukanlah dia yang sebenarnya.
Lelaki itu sangat berbeda dengan Yoongi ku dulu.
Ia membalikkan tubuhnya dan mendekat kearahku dengan pisau kecil yang masih bertengger gagah ditangannya dan tak lupa lumuran cairan kental berbau amis yang sudah menutupi pisau itu dan tangannya yang berwarna putih pucat.
Nafasku tercekat saat wajahnya begitu dekat dengan wajahku, hanya beberapa centi saja dari jarak wajahku dan dirinya.
Deru nafasnya menyapu permukaan kulit wajahku, suaranya yang berat dan dingin membuat bulu kudukku meremang hanya dengan 1 kalimat panjang yang sudah ia lontarkan.
" sudah aku bilang, kalau ada laki-laki yang dekat sama kamu lagi dan ada yang ngehalangin aku buat bisa sama-sama kamu lagi, bisa aku pastiin orang itu bakal mati ditanganku Wen, ngerti ?"
" k k kamu gila"
" aku gila karena kamu..."
Ia mendekatkan bibirnya ditelingaku, membisikkan namaku dengan lengkap dan tak lupa dengan nada sensual yang ia keluarkan. Nafasku semakin memburu, lidahnya yang begitu dingin mengenai sisi telinga dan pipiku, hingga bibirnya kembali bermain dileher milikku. Ketakutan dalam diriku makin bertambah, jantungku berdebar-debar, ingin rasanya aku pergi dari sini sebelum lelaki didepanku melakukan hal yang lebih dari pada ini.
" menikahlah denganku"
" aku enggak mau Gi"
Perkataanku mampu membuat dirinya menghentikan aktifitasnya yang begitu Vulgar, ia menatap mataku dengan sayu dan penuh kekecewaan yang sudah tersirat dimatanya.
" kenapa ?"
Nada bicaranya yang begitu dingin dan penuh penekanan membuat diriku semakin terdiam.
" KENAPA SON WENDY ?! KENAPA !"
Aku terkejut setengah mati mendengar teriakannya yang begitu memilukan dan memekakkan telinga, wajahnya sudah berwarna merah padam tidak seperti sebelumnya, air mataku mulai mendesak ingin keluar karena mendengar teriakannya yang begitu kuat dan mengiris hati.
" kamu pembunuh Gi, aku gak mau punya suami pembunuh. Udah beberapa orang yang gak bersalah kamu bunuh, Gi. Kamu sadar gak sih ?! Kamu sampai bunuh orang tua aku cuma karena mereka gak ngerestuin kita ? Kamu sadar gak sih Gi ? Aku bukannya senang sama kamu malah kamu buat aku benci sama kamu !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde [WenGa]
RandomSekumpulan cerita WenGa. [OneShoot] -Liefde- #78 - Oneshoot [08-06-2018] #191 dalam acak [12-02-2018] #367 dalam acak [06-05-2018] ps : ini sebenarnya selingan saja diwaktu bosan ehehe~~ tetap jadi reader yang baik untuk kalian semua ☺ voment jangan...