Hurt [Wendy Side]

2.4K 260 9
                                        

Tak pernah ku bayangkan jika seorang laki-laki yang tengah kutatap dari jauh akan tersenyum padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak pernah ku bayangkan jika seorang laki-laki yang tengah kutatap dari jauh akan tersenyum padaku. Jangankan tersenyum, menegur saja tak pernah.

Raut wajahnya yang dingin menjadikan salah satu ciri khas dari dirinya, setiap pasang mata selalu menatap kearah dirinya seolah ia adalah dewa yang diagung-agungkan oleh setiap umatnya. Sangat disayangkan jika terlewatkan, ia adalah bentuk ciptaan Tuhan yang teramat indah. Sungguh !!!

Sampai beberapa hari kemudian, Tuhan membuat rencana diluar dugaanku.

Diawali dengan acara kejar-kejaranku pada sebuah kendaraan besar berwarna Jingga. Jam tangan yang bertengger dipergelanganku sudah menunjukkan jam 7.15 kst bisa-bisa aku terlambat jika aku tak bisa naik Bus tersebut.

Abaikan semua rutukanku, yang aku inginkan hanyalah sampai disekolahan dengan selamat dan tepat waktu, tapi sia-sia saja mengingat rasanya dadaku mulai terasa sesak, aku berhenti dari aksi kejar-kejaran dengan bus tujuan Cheongdam.

Tamat sudah cap murid teladan yang diberikan oleh guru-guruku, tamat sudah kakiku yang nantinya akan dipukul dan dipaksa berdiri ditengah lapangan. Aku tidak mau, tapi mau bagaimana lagi ? ini kelalaianku sendiri karena terlalu siang untuk bangun pergi ke sekolah.

TIIIINN

Aku terlonjak saat suara klakson dari motor besar tengah berbunyi dengan kencang, aku ingin menghina orang itu, ingin sekali !.

Saat diriku berbalik, bulu roma ku berdiri, jantungku berdetak dengan sangat cepat. Dapatku pastikan siapa lelaki yang tengah membuka kaca helmnya itu.

" Yoongi ?"

" naik" ,ujarnya dengan dingin, terlihat dari matanya jika ia ikhlas menawarkan tumpangannya padaku, tapi nada bicaranya yang kadang membuat aku tak suka dengannya, lebih tepatnya seperti memerintah.

" gak takut telat ? bentar lagi masuk, lo mau cari bus juga gak ada lagi yang lewat sekolah untuk jam segini"

Baru kali ini aku mendengarkannya berbicara sangat panjang tak seperti biasanya. Aku tampak kagum saat suara beratnya tengah memanggil namaku dengan teramat pelan namun tajam "Wendy ?".

" oh iya Gi, n-numpang boleh ?"

Ia menaikkan satu alisnya, tangannya tengah berpindah didepan dadanya dengan posisi menyilang.

" tadi gue juga udah nyuruh lo naik, tapi malah bengong"

Oke-oke, aku mengangguk sebagai tanda mengerti, dengan tangan yang bergetar aku bersiap-siap naik keatas motornya, namun...

" ini pake jaket gue biar lo gak kedinginan"

Ia melepaskan jaket kulit miliknya dan memakaikannya padaku.

" m-m-makasih"

Bisa kalian rasakan ? Laki-laki yang tengah kalian sukai sedang memasangkan jaket kepadamu, aroma feromone begitu menyeruak mengenai indra penciumanku, saat tangannya terlaih membenarkan kerah jaket yang aku kenakan, wajah kami sangat berdekatan, malah sangat-sangat berdekatan. Jantungku berdetak diatas batas normal, sebisa mungkin aku menahan hatiku agar tak terlalu jatuh lebih dalam lagi. Aku tidak mau jika hati ini terasa tidak siap lagi untuk menerima suatu kenyataan pahit, bukan ?.

Liefde [WenGa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang