Stockholm Syndrom

2.1K 240 33
                                    

 sorry for typo everywhere :'v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
. sorry for typo everywhere :'v

Sudah 7 bulan penuh Wendy berada didalam rumah yang Daerahnya saja tidak ia ketahui dimana pastinya, Ia terkurung dalam rumah yang amat besar pemilik CEO muda dan berdarah dingin dengan sifatnya yang terbilang saiko atau sakit akan Jiwanya. Kini gadis itu masih setia menatap pintu kamarnya yang belum terbuka sama sekali. Ia mulai kesal pasalnya si CEO muda itu tak pernah memberikan kesempatan dirinya untuk keluar dari kamarnya sedikit pun. Hanya sekedar untuk melihat-lihat taman disekitar rumah saja tak diizinkan sama sekali.

Berkali-kali Wendy berusaha kabur tapi ia tak kurun keluar juga, banyak sistem keamanan yang begitu ketat dari berupa Peralatan maupun Jasa.

Wendy serasa menjadi buronan yang sengaja di tahan seumur hidup didalam sel penjara.

Sangat membosankan.

Memang makanan yang diberikan bahkan tempat yang diberikan pula untuk gadis itu sangat layak, malah lebih dari kata layak, tapi mengingat ini adalah kasus penculikan, Wendy tetap menghindari perasaan nyamannya ditempat ini. Jangan sampai ia menikmati tempat ini sebagaimana fasilitas yang diberikan oleh tuan rumahnya.

Memangnya dia Anjing liar yang selalu dikurung tepat dipenampungan ? Yang benar saja !

" BUKA !!!"

Wendy kembali berteriak, dengan perasaan yang penuh harapan, semoga saja ada yang mau membukanya. Buku-buku tangannya mulai memerah akibat mengetuk pintu dengan terus menerus tanpa hentinya. Tak ia hiraukan rasa perih ditangannya, yang terpenting ia bisa keluar dari tempat terkutuk ini. Tiba-tiba knop pintu berputar menandakan seseorang akan masuk kedalam kamarnya, selangkah demi selangka Wendy mundur menjauhi pintu tersebut saat yang pertama ia lihat adalah, Seorang pria bertubuh kurus dan sedikit tinggi dengan kulit yang putih seputih kulit Vampir dengan balutan setelan jas berwarna hitam yang terlihat apik ditubuhnya. Matanya dengan tajam menangkap pergerakan Wendy yang semakin lama menjauhinya. Wendy tahu bahwa orang itu sangat berbahaya, jangan sampai ia termakan oleh buaian lelaki tersebut, mengingat lelaki itu ada psyco gila.

" Kemari"

Wendy menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia takut untuk berdekatan dengan lelaki tersebut, Sangat takut. Traumanya makin mendalam saat lelaki itu dengan brengseknya menyentuh tubuh Wendy tanpa izin dari gadis itu. Ah bahkan sandang gadis pun kini tak cocok lagi untuk Wendy.

" Aku gak mau !"

" Kamu mau aku buat biar gak bisa jalan lagi selama 2 hari Son Wendy ?"

Jika seperti ini, Wendy akan menurut. Ia takut jika lelaki itu bermain kasar dengannya lagi. Kakinya berjalan mendekat kearah lelaki yang mengurungnya selama beberapa hari ini. Kepalanya ia tundukkan sedalam mungkin agar matanya tak dapat menatap mata tajam nan menusuk itu lagi.

Sesampainya, aura kelam mengerubungi sekitaran ruangan ini, aura lelaki itu sangat berbeda tak seperti biasanya saat ia berdekatan dengan lelaki lain, saat tubuhnya mendekat dengan tubuh lelaki itu, wangi feromon maskulin mengenai indra penciumannya, Sebuah tangan yang dingin dan putih bersih tengah mengangkat dagu Wendy dengan perlahan hingga kedua mata mereka bertemu secara bersamaan.

Liefde [WenGa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang