Dibawah matahari yang terik, aku masih setia menatapnya dari jauh, lewat kacamata tebal milikku, aku tidak pernah melepaskan pandanganku dari dirinya.
Senyumnya yang sejuk...
Perlakuannya yang hangat...
Dan wajahnya yang cantik...
Tak pernah ku sangka ternyata ada seorang gadis secantik dirinya ditempat ini.
Aku menyukainya saat dia tertawa lepas dengan kawan-kawannya. Kadang ia hanya tersenyum sekilas begitu saja saat mataku dan matanya saling bertatapan.
Ah sial !
Aku ketahuan lagi karena telah menatapnya dari jauh. Mau tak mau aku memalingkan wajahku, menghindari kontak mata antara diriku dan dirinya.
Aku memberanikan diriku untuk menatapnya lagi. Kini ia tersenyum lembut kearahku, wajahnya yang memerah membuat gejolak aneh didalam dadaku.
Sial ! Lagi-lagi jantung ini berdetak melebihi batas normalnya. Aku tidak habis pikir kenapa ada orang yang begitu cantiknya hanya dengan tersenyum seperti itu.
" Wen, pulang yuk"
" eh iya bentar Ren"
Sepertinya ia akan pergi bersama wanita bersurai panjang berwarna coklat disampingnya itu.
Bisakah dirinya tidak menganggu pemandangan didepanku ?.
Aku masih memperhatikan gerak-gerik wanita yang sempat mencuri perhatianku sejak 3 tahun yang lalu.
Kini ia melambaikan tangannya kearahku. Aku kembali membeku melihatnya yang tengah melambaikan tangannya untuku sambil berbisik
'Sampai ketemu lagi'
Apakah ini bertanda bahwa ia ingin bertemu denganku lagi ? Kuharap begitu.
Aku berharap ia tidak pernah terganggu dengan perlakuanku yang selalu memperhatikannya setiap hari.
Aku lebih memilih meninggalkan tempat ini dan lebih memilih berkumpul bersama teman-temanku. Mereka semua sudah berada di gudang belakang yang agak kumuh dan hanya kami lah yang berani datang ke tempat ini.
Berbagai bau asap rokok dan alkohol mengenai indra penciumanku, kuedarkan pandanganku melihat beberapa temanku yang tengah tertawa dan bercanda bersama, ah tidak dengan yang satu itu.
Seorang laki-laki yang lebih muda dariku, kini ia bersama dengan seorang wanita yang sepertinya lebih muda juga dari pada dirinya.
Wanita itu sepertinya tampak takut berada disekeliling kami. Bayangkan saja, beberapa botol minuman dan asap rokok memenuhi tempat ini, ditambah penampilan teman-temanku yang bisa dikatakan kurang rapih untuk kategori murid SMA.
" Gi, gimana ? Dapet tuh cewe ?"
Aku melepaskan kacamataku dan mengusap sisi mataku akibat sedikit perih karena terlalu lama memakai kacamata.
" belum"
Lelaki bernama Jin itu sedikit terkekeh dan menepuk bahu belakangku.
" kejar Gi, barang bagus bakal banyak yang cari, gitu juga dengan Wendy"
Arah bicara Jin membuat arah pikiranku malah berpikiran hal yang tidak-tidak, barang ? Sama sekali bukan !
Yang satu ini bukanlah gadis biasa, seperti wanita-wanita yang sering di 'pakai' oleh kawan-kawanku dan diriku sendiri.
Dia berbeda...
Sangat berbeda...
Entah kenapa ada rasa ingin melindunginya lebih lama, gadis seperti dirinya tidak pantas berada didekatku. Semua penampilanku, tidak merubah sikapku sama sekali. Kulonggarkan dasi seragam sekolah milikku dan membuka kancing teratas milikku, berharap agar rasa gerah itu menghilang disekitar tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde [WenGa]
AléatoireSekumpulan cerita WenGa. [OneShoot] -Liefde- #78 - Oneshoot [08-06-2018] #191 dalam acak [12-02-2018] #367 dalam acak [06-05-2018] ps : ini sebenarnya selingan saja diwaktu bosan ehehe~~ tetap jadi reader yang baik untuk kalian semua ☺ voment jangan...