02 - Di Luar Ekspektasi

2K 148 13
                                    

Cinta memang tidak harus memiliki. Tapi satu hal yang harus lo ketahui; bahwa cinta patut untuk diperjuangkan.

- Teruntuk; ARBA! -

Hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota ekstrakurikuler Hockey akhirnya tiba. Namun hari ini, hari yang sangat ingin Naura hilangkan. Bayangkan saja, hari ini Naura akan bertemu dengan Arba. Seperti yang Lina bilang padanya beberapa hari yang lalu di telepon, bahwa Arba adalah anggota hockey di SMA Sinar. Dan kemungkinan besar, Arba akan hadir dalam acara di sekolahnya ini.

Dari hatinya yang paling dalam, Naura senang sekali bisa bertemu Arba kembali setelah sekian lamanya dia tidak bertemu dengan Arba secara real. Terakhir mereka bertemu saat hari kelulusan Naura dari SMP-nya, kurang lebih tiga tahun yang lalu. Arba hadir dalam acara kelulusan Naura sebagai panitia acara tersebut. Bukan hadir karena Naura. Hari ini pun, Arba hadir bukan karena dirinya, melainkan sebuah acara di sekolahnya. Naura belum siap bertemu Arba kembali.

Sejak pukul setengah tujuh pagi tadi Naura sudah sampai di sekolah. Ia langsung berkumpul di ruang UKS, karena sebelum acara dimulai jam setengah delapan nanti, anak-anak PMR diminta untuk rapat sebentar karena ada pembagian tugas.

"Terakhir, Naura dan Gita, tetap jaga di sini. Kalian yang akan mengobati anak hockey jika ada yang cidera," ucap Vero membagikan tugasnya selesai. Naura melotot, tidak terima. Lantas ia berdiri dari posisi duduknya.

"Nggak bisa!" protes Naura. "Gue mau nonton, nggak mau jaga UKS! Titik."

"Nau--"

"Vero! Ini nggak adil!" sungut Naura kesal. "Gita, lo juga mau nonton pertandingannya, kan?" tanya Naura pada Gita.

"I-iya, sih. Tapi... mau gimana lagi?" Gita pasrah.

"Gita!" Naura jadi semakin kesal karena Gita tak berpihak padanya. Pandangannya kembali pada Vero. "Gue mau nonton, Vero...," rengeknya.

"Naura, lo yang paling bisa ngatasin semua orang yang sakit. Gita juga lumayan ngerti supaya dia bisa bantu lo juga. Lo nggak masalah dengan ini kan, Git?" tanya Vero beralih menatap Gita.

Ditatap seperti itu sama cowok ganteng, Gita jadi gelagapan. "Ah, nggak masalah kok, Kak."

"Tuh, Gita aja nggak masalah, kok," kata Vero. "Pokoknya lo harus tetap jaga di sini," ucap Vero final.

"Vero...,"

"Naura,"

"Yaudah iya!"

Vero terkekeh pelan. Kemudian ia keluar dari dalam ruangan menuju lapangan indoor untuk berdiskusi dengan anak-anak hockey.

Kepergian Vero membuat Naura mendelik ke arah Gita. Gita hanya nyengir sambil mengangkat jarinya berbentuk huruf 'v'. Setelah itu, Naura merogoh ponselnya di saku celana olahraganya. Jarinya bergerak membuka layar ponselnya. Kemudian ia mencari kontak Lina untuk ditelepon.

"Halo, Lina? Lo di mana? Lama banget," ucap Naura setelah Lina menerima teleponnya.

"Ini gue mau otw. Lo tunggu di depan gerbang sekolah, nggak mau tahu!"

"Iya-iya. Buruan! Nggap pake--"

Tut.

Lina memutuskan sambungan teleponnya dengan Naura disaat Naura belum menyelesaikan ucapannya.

"Sialan!" umpat Naura kesal.

Langkah Naura terhenti saat Gita bertanya padanya.

"Mau ke mana, Kak?"

Teruntuk; ARBA! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang