03 - Dia Ayu

1.8K 142 29
                                    

Sakit hati yang tak seberapa, namun mampu membuatku terluka.

- Teruntuk; ARBA! -

•••

"Juan, lo nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa, kok," jawab Juan pada gadis itu.

"Bolanya tadi kenceng banget, ya?" tanya gadis itu lagi.

"Lumayan,"

"Coba gue lihat lukanya," Dia menyingkap beberapa helai rambut yang menutupi dahi Juan. "Lo memar," kata gadis itu setelah melihat memar di pelipis Juan.

"Gue nggak apa-apa." Juan berusaha meyakinkannya.

"Pasti sakit, kan?"

"Sedikit,"

"Tuh, kan! Lo nggak boleh main lagi sampai besok! Pokoknya harus istirahat sampai benar-benar sembuh!"

"Besok juga sembuh," balas Juan.

"Juanarba Pratama," Gadis itu memanggil nama lengkap Juan.

Di sekolahnya, Arba memang dipanggil Juan. Ini terjadi saat wali kelasnya mengabsen namanya dan memilihnya sebagai ketua kelas. Wali kelasnya memanggilnya Juan. Sejak saat itu lah Arba dipanggil Juan oleh teman-temannya. Bahkan teman SMP-nya yang satu sekolah dengannya pun, sekarang ikut memanggil namanya dengan nama Juan. Juan tidak mempermasalahkannya, toh, nama Juan masih bagian dari nama lengkapnya. Juanarba Pratama.

"Gue nggak apa-apa, Ayu."

"Ayu," Naura bergumam pelan, sangat pelan. Setelah itu, Naura beranjak pergi dari tempatnya.

Ayu Amanda nama lengkap gadis itu. Teman sekelas Arba dan gadis yang paling dekat dengan Arba. Awal mula kedekatan mereka terjadi saat Ayu dipilih sebagai wakil ketua kelas. Mereka jadi sering mengobrol ketika ada event di sekolah untuk kelasnya. Bukan hanya itu, mereka juga duduk depan belakang. Makanya, mereka sangat dekat karena Ayu suka bertanya pada Arba jika ada materi yang tidak ia mengerti.

Fakta yang tentunya sudah bisa kalian tebak; Ayu menyukai Juan. Juan atau pun Arba, mereka adalah orang yang sama.

•••

Sedari tadi Lina mencari-cari keberadaan Naura. Sebenarnya, saat Naura berada di lapangan tadi, dia melihatnya. Tadinya, Lina ingin menghampiri Naura, tetapi Naura keburu pergi setelah bicara dengan Vero. Dari kejauhan, Lina bisa melihat kalau Naura sedang kesal. Kalau sudah begini, Naura paling tidak suka diajak ngobrol. Padahal, ada hal penting yang ingin Lina bicarakan.

Saat ini, Lina sedang berjalan menuju ruang UKS. Ia sangat yakin sekali bahwa Naura ada di sana. Dan saat di lapangan tadi, Lina melihat Arba yang jatuh pingsan saat terkena bola keras hockey itu. Lina juga yakin, bahwa yang mengobati Arba adalah Naura.

Sesampainya di ruang UKS, pandangan Lina langsung bertemu dengan Naura yang juga melihat ke arahnya. Namun detik selanjutnya, hal yang Naura lakukan adalah menarik lengan Lina yang masih berdiri di pintu ruang UKS dengan cepat ke tempat yang sepi. Gita yang melihatnya hanya melihat mereka dengan aneh.

"Lo kenapa?" tanya Lina pada Naura setelah Naura melepaskan genggaman tangannya di lengan Lina.

"Lo kenal cewek itu?" Naura bertanya serius.

"Cewek yang sama Arba?" Lina balik bertanya.

Naura mengangguk. "Iya. Lo kenal?"

Lina menggelengkan kepalanya. "Enggak. Gue baru lihat dia. Tapi gue rasa, mereka udah deket dari lama."

Teruntuk; ARBA! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang