CHAPTER 5: Just Like First Meet

2.3K 288 23
                                    

Yuhuuu ini adalah chapter terpanjang dibanding chapter sebelumnya, tapi jangan sampe dilewat yaaa karena penting banget semuanya, makanya gak ada yang bisa dihapus. Maafin baru update lagi, minggu-minggu kemarin sempet sakit-sakitan:(( enjoy yaaa^^ kalau suka jangan lupa ikon votenya di bawah sebelah kiri hehehe;;) <3 luvluv

o-o

Tom tak henti-hentinya mengetukan meja dengan jari, sambil sesekali melirik jam di tangan. Sudah menunjukan pukul 7.24 pm dan Rupert sama sekali tidak tampak batang hidungnya. Ia sudah menyiapkan satu koper berisi perlengkapan dan juga gitar kesayangannya—yang dibungkus tas berwarna krem—sejak tadi, tetapi Si Weasel itu bahkan belum muncul juga.

"Mungkin dia sedang di jalan. Tenanglah," ujar ibu Tom menenangkan. Tom hanya mengedikan bahunya, mengiyakan. Sementara itu Chris yang tengah duduk santai di ruang tengah memperhatikan Tom, dan menyeringai kepadanya.

"Sepertinya ada yang tidak sabar ingin segera bertemu Emma Watson." Godanya.

Tom menoleh, memutar bola matanya. "Shit, Chris."

Chris tergelak di tempatnya, mendapat wajah murka Tom yang baginya tampak seperti orang ketakutan. Ia bisa melihat sosok Malfoy disana. "Terserahlah. Aku penasaran apa yang akan kalian lakukan disana nanti. Apa kau ingin mencoba bermain Truth or Dare lagi dan mendapat first kissmu?" Chris melanjutkan dengan berapi-api, senang sekali menggoda Tom.

Tom yang duduk tidak jauh darinya mencoba untuk tidak menghiraukan kakaknya itu. Tetapi perkataan Chris itu justru malah terngiang-ngiang di kepalanya. Membuat pikirannya kembali menayangkan adegan ketika ia dan pemain Harry Potter lainnya pernah berlibur bersama.

Tom ingat saat itu mereka baru menyelesaikan shooting seri ketiga, dan mereka sepakat untuk menghabiskan waktu weekend bersama di rumah Emma. Seluruh pemain muda Harry Potter berkumpul disana dan pada suatu malam mereka memilih untuk bermain Truth or Dare. Ia ingat di sebelahnya saat itu ada Emma dan juga Bonnie. Sialnya, ketika mulai permainan, botol yang digunakan dalam permainan itu mengarah padanya. Daniel yang duduk di seberangnya bertanya, "truth or dare?"

Tom entah kenapa mendadak merasa sangat gugup saat itu. Membayangkan berbagai pertanyaan yang muncul jika ia memilih jujur. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memilih dare atau taruhan sebagai hukumannya. Saat itu seluruh teman-temannya tampak berbisik-bisik dan Rupert, dengan sikapnya yang ceplas-ceplos itu tiba-tiba berkata, "i dare you to kiss somebody who sitting next to you."

"What?" Tom refleks kaget, matanya terbuka lebar. Begitupun dengan teman-teman yang lain. Sesaat setelah Rupert berbicara, mereka semua menoleh ke arahnya. Tetapi mereka tentu saja tidak bisa menghentikan Rupert, karena bocah laki-laki yang berambut kemerahan itu kembali bertanya, "have you been kissed before?" katanya seolah tak mempedulikan tatapan mematikan dari teman-temannya.

"Um, no. But yeah, okay, i'm a professional!" Tom dengan gugup akhirnya menerima tantangan itu. Oh, God! Ini bahkan lebih buruk dari pada Truth! Pikir Tom. Ia masih mengingat sorak-sorai teman-temannya yang berteriak melarang dan juga mendukung. Lalu sesaat kemudian ia akhirnya mencium salah seorang yang duduk di sampingnya.

Dan tepat saat itu juga, pintu rumah terdengar diketuk dari luar. Membuyarkan lamunan Tom yang asik mengingat masa lalu. Ibunya yang saat itu tengah duduk segera membukakan pintu. Seorang pria dengan perawakannya yang tinggi bongsor dan wajahnya yang berciri khas muncul dari balik pintu.

"Oh, Rupert!" Ibu Tom menyapa antusias, memeluk sahabat puteranya itu.

"Hello, ma'am." Balas Rupert kemudian mencium pipi ibunda Tom layaknya ibu kandung sendiri.

Time Turner: First Love Never Die [Feltson]Where stories live. Discover now