The content of this story belongs to J.K Rowling.
o-o
"I wish someone had told me at 15: 'You accept the love that you think you deserve.' I would have approached my relationships completely differently if they had." -Emma Watson
o-o
Five
Four
Three
Two
One
Happy Birthday, Emma!
Begitu kiranya satu jam setengah lalu suasana di halaman belakang rumah Emma. Terasa ramai, seperti menyambut tahun baru. Wanita itu sudah menginjak 26 tahun sekarang. Kedua orangtuanya (yang bersusah payah meluangkan waktu untuk Emma meski sudah berpisah) mempersembahkan kue ulangtahun dan juga kado untuk anak pertama mereka, meski usia anaknya itu sudah menginjak kepala dua. Beberapa anggota keluarga dan sahabat-sahabatnya yang hadir juga memberi ucapan selamat beserta kado. Beberapa di antaranya ada yang dibungkus dengan kertas indah, ada juga yang tidak dibungkus dan menunjukan merk ternama. Tom yang sebelumnya sudah mencoba bergabung bersama para sahabatnya belum sempat memberi apapun pada Emma. Ia hanya sempat memberi ucapan selamat karena Tom ingin memberikannya secara pribadi. Ia ingin berbicara hanya berdua dengan Emma, memperbaiki hal-hal yang membuat mereka berubah sejak Tom mengenal Jade. Tetapi mengingat acara yang seperti tadi, ia tidak mungkin mendapatkan kesempatan saat itu juga. Dan Tom sedari tadi hanya melamun di balkon. Mengingat-ingat perasaannya ketika bertemu dengan Emma tadi. Jujur ia merasa lebih tenang. Jauh lebih tenang dibanding satu minggu yang lalu, ketika ia panik tiba-tiba saat menemukan Emma berada di sekitarnya.
Ia satu kamar dengan Daniel dan juga Rupert. Kedua sahabatnya itu sudah tertidur kira-kira 20 menit yang lalu. Cukup aneh sebenarnya. Biasanya mereka termasuk yang paling kuat ketika begadang, namun saat ini sepertinya mereka cukup kelelahan. Terlebih lagi Dan. Dia baru tiba di Paris sore ini dan langsung menuju ke rumah Emma, karena semalam dia baru saja menyelesaikan shooting di Roma. Apalagi besok Emma berencana untuk mengajak sahabat-sahabatnya itu berkeliling kota Paris. Mereka tentu harus menyiapkan stamina. Meski mungkin hanya Tom yang masih bangun, karena ia sudah cukup banyak tidur di hotel. Dengan tanpa merasa kantuk, Tom menikmati suasana Paris di malam yang larut seperti sekarang. Ia bahkan belum mengganti bajunya sama sekali.
Tom memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sepi. Ia lalu melihat ke bawah. Di bawah balkon kamar yang ditempati Tom adalah halaman yang tadi digunakan untuk pesta. Botol-botol minuman dan juga gelas-gelas kosong tampak masih tergeletak di sana. Ia lalu mengambil kamera di dalam kamar, yang tadi dia digunakan selama acara. Ia berniat untuk mengabadikan tempat yang bisa membuatnya terus ingat akan kebersamaan dengan sahabat-sahabatnya itu, karena jujur Tom sangat menyukai penataan halaman rumah Emma. Begitu artistik. Namun ketika Tom sudah kembali ke balkon dan menyalakan kameranya, muncul sesosok wanita dari layar kameranya. Tom mengerutkan alis, memicingkan kedua mata. Sosok itu adalah Emma. Apa yang dia lakukan di jam seperti ini? Tom kemudian melanjutkan untuk memotret beberapa kali objek di pandangannya itu sebelum ia memutuskan untuk menghampiri Emma di bawah sana.
YOU ARE READING
Time Turner: First Love Never Die [Feltson]
Fiksi Penggemar"Coba saja hidup seperti ini! Bahkan kekasih sempurna saja sulit menghapuskan fakta bahwa cinta pertama tidak pernah mati." -Draco atau Emma? "Ketika jiwa itu hidup dalam dirimu, ketika itu pula aku sadar, bahwa waktu telah hidup dibalik waktu." -To...