Pagi seakan cepat datang menghampiri Hogwarts saat Emma dan Tom bergegas menuju kelas Transfigurasi dimana hari itu adalah waktunya tes. Kebetulan malam tadi Professor Clark baru memberitahu semua murid tingkat tujuh yang mengambil kelasnya bahwa tes transfigurasi tingkat lanjut akan diujikan serempak, oleh karena itu Tom dan Emma janjian di Aula Depan untuk pergi bersama. Mereka gugup bukan main sembari mengingat-ingat apa yang sudah dipelajari beberapa hari yang lalu, sehingga hal itu membuat pembicaraan di hutan terlarang seakan tak pernah terjadi.
Belum lama ketika Emma dan Tom mencapai koridor transfigurasi, suara anak-anak mengobrol dan saling melempar mantra tiba-tiba terdengar bergemuruh. Emma menangkap gerombolan murid tingkat tujuh Ravenclaw dan Slytherin sedang mengantri di depan kelas bersama dengan gerombolan Gryffindor dan Hufflepuff. Kemudian dia melihat Aleria berdiri di antara Rupert, Matthew dan Dan. Keadaannya terlihat lebih segar dari sebelumnya.
"Pagi, teman-teman!" sapa Emma. Tom ikut nyengir di belakangnya ketika melihat Dan. Sejujurnya tadi dia meninggalkan Dan yang sedang buang air kecil di asrama dan sekarang anak itu tiba duluan. Dan hanya membalas Tom dengan pokerface-nya.
"Kau terlihat lebih segar hari ini, Al."
"Thanks, Em." Katanya tersenyum.
"Bagaimana persiapan kalian?" tanya Emma lagi.
"Cukup lancar. Walaupun aku berkali-kali salah mengubah warna rambut, tapi tak masalah." Jawab Matt, kemudian Rupert menambahkan, "kau tahu ini sangat sulit, Em. Aku tidak bisa mengorbankan rambutku untuk percobaan sehingga nyaris saja aku menyulap katak Matt jadi kuning."
"Apa?!"
"Bercanda, sobat." Rupert menggebuk-gebuk bahu Matt pelan dengan wajah yang sama sekali kelihatan bersalah. Dia tampaknya baru saja berbohong dan itu membuat teman-temannya tertawa.
"Omong-omong, aku baru saja berpikir enam jam di kelas ramuan lebih baik dari ini." Kata Dan tiba-tiba.
"Sepertinya kau lupa dengan kenyataan jadi satu-satunya anak Slytherin yang terlantarkan." Sambung Rupert berusaha menghabiskan dua potong sandwich.
"Apa kau pikir maksudku enam jam belajar bersamanya? Tidak, bung. Kau pasti tidak tahu spot-spot yang nyaman untuk tidur di kelas Rickman." Kata Dan lagi dan Rupert segera menyumpalnya dengan sepotong sandwich yang rupanya lebih besar daripada mulutnya.
"Ewwhh."
"Yah, ini memang ide yang buruk. Sebenarnya aku tak terlalu setuju dengan Professor Clark. Dia cukup merepotkan guru-guru dengan segala tindakannya. Mengingat banyak siswa yang tak setuju karena ini sama saja berarti dia sedang berusaha mempermalukan kita." Aleria menambahkan. Dalam hati Tom, tumben dia benar kali ini.
Tak berapa lama pintu kelas terbuka. Murid-murid segera bergerombol masuk untuk kembali mempersiapkan diri sebelum professor datang menguji kemampuan sihir mereka—atau lebih tepatnya menguji keberanian untuk tak mempermalukan diri di hadapan orang-orang. Tom dan Emma sudah bergabung dengan teman-teman asramanya sambil sesekali melirik satu sama lain. Sesungguhnya Emma tak terlihat begitu kacau, tak seperti Tom yang berkali-kali mengacak rambutnya dengan kasar.
"Baiklah anak-anak.." Suara seorang yang sejak tadi diperbincangkan tiba-tiba menyusul dari pintu depan. "Seperti yang sudah diberitahukan, hari ini saya akan mengadakan tes secara serempak. Saya takut kalian tak sungguh-sungguh ketika hanya berdiri di depan teman-teman, jadi saya harap ini memberi efek yang bagus untuk hasil kalian nantinya."
"Sangat bagus." Celetuk Dan di telinga Tom.
"Sekarang, masing-masing berbaris sesuai kelas. Gryffindor dengan Hufflepuff di sisi kanan. Ravenclaw dan Slytherin di sisi kiri saya.."
YOU ARE READING
Time Turner: First Love Never Die [Feltson]
Fanfic"Coba saja hidup seperti ini! Bahkan kekasih sempurna saja sulit menghapuskan fakta bahwa cinta pertama tidak pernah mati." -Draco atau Emma? "Ketika jiwa itu hidup dalam dirimu, ketika itu pula aku sadar, bahwa waktu telah hidup dibalik waktu." -To...