July, 10th 20XX
Aku akan mengingatmu, apapun yang terjadi!'Kau akan melupakan segalanya'
Jimin memegangi kepalanya yang menurutnya sangat sakit. Aroma khas yang Jimin benci mulai menyeruak hingga ke belakang kepala.
Berbagai orang berbicara dengan bahasa yang tak dikenal Jimin dan sebagian dari mereka menggenakan pakaian berwarna putih. Sepertinya, Jimin ada disurga sekarang.
"Kau sudah sadar?"
Jimin menoleh mendapati yeoja yang ia temui tadi. Min Yoongi, seingatnya.
"Kau lupa kejadian dipesawat?"
"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Jimin balik karena ia tidak mau melukai ingatannya hal untuk mengingat hal-hal buruk.
Yoongi menggeleng, "Kau kejang ringan dan aku tidak tau bahwa kau adalah salah satu pasienku dirumah sakit ini. Sepertinya, ini alasanmu yang sebenarnya"
Jimin diam ketika mendengar yeoja itu mengoceh tidak jelas. Ia tidak peduli apapun. Setidaknya ia masih..., Kim Taehyung!
Setidaknya Jimin masih bisa mengingat nama, wajah, dan suaranya.
Yoongi menggeleng pelan ketika menyadari bahwa Jimin tidak mendengarnya. Ia tidak masalah. Mungkin Jimin berusaha mengingat sesuatu hal yang sangat penting.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, sedikit pusing saja"
"Ehm... kurasa kau terlalu banyak mengingat. Aku sarankan agar kau tidak mengingat banyak hal karena itu membuat ingatanmu semakin parah"
Jimim menoleh dan menatap Yoongi, "Orang tak punya impian sepertimu tidak tau rasanya jika kehilangan impian"
Dalem. Iya, dalem Jimin kalau ngomong. Gapapa, Yoongi masih sabar. Apa perlu kata masih di garis bawahi juga?
'Mengapa dia cepat berubah?'
Yoongi mengambil alat-alatnya untuk memeriksa keadaan Jimin kembali. Namun, Jimin menolaknya. Dengan berat hati, Yoongi membiarkan namja itu keluar dari rumah sakit bersama koper dan tas miliknya yang telah dibawa Yoongi tadi.
Jimin menghembuskan nafasnya. Ia harus berusaha mengingat kembali memorinya yang sempat hilang.
"Kau baik-baik saja?"
Jimin menoleh dan mendapatkan sosok namja yang mengulurkan tangannya.
"Tae?"
"Mengapa bisa jatuh?"
"Hanya keseleo. Aku baik-baik saja"
"Bagaimana kau bisa baik-baik saja!? Lihat air matamu. Sini naik kepunggungku"
Air mata Jimin mengalir lembut. Hidungnya mulai mengalirkan darah perlahan-lahan. Kepalanya begitu pusing. Tapi, tidak apa. Ia hanya sakit didunia yang fana.
"Tae, aku akan berhenti dance"
"Hah!? Bukankah itu hobimu?"
"Kupikir aku tidak berbakat dalam dance dan aku berpikir untuk mendapat beasiswa tata busana di China"
Taehyung diam, "Kau yakin? Kau tidak berselisih dengan Seulgi kan?"
Jimin menggeleng, "Yak! Kau tidak percaya padaku?"
Jimin menangis. Membiarkan tetesan darah dan air mata itu mengotori bajunya. Jimin tidak peduli. Alasan utama Jimin tidak ingin melupakan apapun tentang Taehyung adalah karena mereka sudah berjuang bersama selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broederschap [COMPLETED]
Fanfiction"Kita bahkan tidak terlihat seperti saudara" "Lalu!? Kau---" "Aku akan mengakhirinya. Jangan menyerah tentang apapun. Kau memiliki segalanya" ●●● Dalam diriku, aku tidak ingin kehilangan semua milikku. Aku memang egois, terutama mengenaimu. Kita sam...