Lima tahun telah berlalu. Cuaca hari ini cukup dingin. Namun, burung-burung masih sibuk berkicau menghiasi hari yang cukup indah ini.
Empat roda mengelincir perlahan diatas permukan rerumputan yang hijau. Seorang namja duduk di atas kursi roda dengan tatapan kosongnya. Dua yeoja manis nan cantik mendorong kursi roda itu bersama ketika berada dijalan yang menanjak kemudian tertawa manis bersama.
Sebuah pemakaman luas terbentang di hadapan mereka. Beberapa orang mengunjungi makam-makam disana. Meletakkan bunga dan berdoa untuk para mendiang disana.
Yeoja bergigi kelinci itu menunduk membersihkan debu dimakam itu dan menata bunga yang ia beli sebelum perjalanan kesini. Sedangkan Yeoja berkulit pucat masih sibuk memberi syal pada namja yang duduk dikursi roda itu.
"Taehyung Oppa, aku membeli bunga termahal dari gaji pertamaku. Kupikir kau akan menyukainya, jika kau melihatnya pasti kau menyukainya. Aku tidak suka diberi bunga oleh siapapun karena aku lebih suka memberimu bunga. Sayangnya itu tak akan pernah terjadi," cerita Sang Yeoja bergigi kelinci itu sambil tersenyum tanpa sadar meneteskan air matanya.
"Taehyung-ah, maafkan aku yang membawa Jimin ke sini padahal kalian berjanji untuk tidak berhubungan satu sama lain. Aku hanya membantunya menepati janji untuk kembali ke Korea. Aku melihatnya dari album foto yang dulu sering kalian buat," ucap Yoongi dengan nada bergetar.
"Oppa, Yoongi unnie dan Jimin Oppa akan menikah musim semi mendatang. Kuharap kau menyetujuinya ya. Jika kau masih ada di sisiku, aku juga ingin menikah denganmu. Menghabiskan waktu bersamamu. Maaf aku tidak bisa menjadi tempatmu pulang"
Jimin hanya terdiam. Ia sudah kehilangan segalanya. Namun, penglihatannya masih berfungsi dengan baik. Entahlah air matanya mengalir begitu saja di pipinya seakan menjelaskan apapun yang ingin ia katakan.
"Kami akan pamit, Selamat ulang tahun. Terima kasih pernah hadir dihidup kita. Kami akan merindukanmu"
Senyuman polos terukir diwajah Jimin. Membiarkannya berada disana hingga Jungkook dan Yoongi memutar kursi rodanya ke arah yang lain.
'Terima kasih'
Terdengar suara lembut ditelinga Jimin. Sangat samar hingga hanya Jiminlah yang mendengar suara dari sosok fana saudara kembarnya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
EPILOG END.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broederschap [COMPLETED]
Fanfic"Kita bahkan tidak terlihat seperti saudara" "Lalu!? Kau---" "Aku akan mengakhirinya. Jangan menyerah tentang apapun. Kau memiliki segalanya" ●●● Dalam diriku, aku tidak ingin kehilangan semua milikku. Aku memang egois, terutama mengenaimu. Kita sam...