6.Rencana berhasil

417 61 5
                                    

August, 31st 20XX
Lebih baik melupakan segalanya.

Demensia adalah penyakit yang banyak menyerang orang berusia lanjut, makin tua makin besar kemungkinan terserang demensia. Namun, dimensi juga sering terjadi pada usia dini. Pada penderita demensia, terjadi gangguan fungsi intelektualnya, termasuk pula kemampuan mengingat, terutama ingatan jangka pendek (mudah lupa). Penderita demensia juga sulit berpikir abstrak, sukar mengolah informasi baru atau mengatasi persoalan. Kepribadian seorang penderita demensia, misalnya respons emosionalnya, juga bisa berubah. Dalam beberapa kasus, gejala itu bisa menjadi kronis dan progresif sehingga penderita kehilangan seluruh kemampuan intelektualnya.

"Ada banyak penyebab dimensia. Misalnya penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Hutington, penyakit Parkinson, HIV, dan trauma pada kepala," ucap Yoongi sambil mengetukkan bulpoin miliknya ketika rapat berlangsung.

Beberapa dokter senior mengangguk setuju.

"Kita dulu pernah mendapat pasien diagnosa Niemman Pick. Kita cukup beruntung karena dapat mempertahankannya hingga usia 20 tahun meskipun hidupnya terlihat hampa," ucap Dokter Jung yang pernah merawat Jimin dua tahun terakhir.

"Ya,, kupikir tidak ada salahnya jika Park Jimin mau menjadi percobaan kita juga seperti pasien Niemman Pick," ucap beberapa dokter diruangan rapat itu.

Percobaan? Sebagai kelinci percobaan? Siapapun akan menolak hal itu. Tindakkan yang terlihat keji karena harus mengorbankan orang lain.

"Apakah itu cara yang benar?"

Hampir seluruh dokter diruangan itu menatap Yoongi heran. Yoongi memang baru saja masuk di rumah sakit ternama ini.

"Kau ragu dokter Min?"

Yoongi menggeleng, "Apakah itu tidak akan menyinggung perasaan Jimin?"

Dokter lain mengangguk. Pendapat itu sangat penting. Jika mereka menyepelehkan hal ini sama saja menginjak pandangan orang lain terhadap dokter.

"Ada berbagai macam tipe orang, dokter Min. Kita tidak tau Jimin-ssi setuju atau tidak. Jika setuju, mungkin ada lima puluh persen berhasil dan lima puluh persen gagal"

"Ya, semua pasti punya resiko. Kita tidak tau apa yang akan terjadi, bukan?"

Yoongi mengangguk. Namun, rasa cemasnya tidak kunjung berhenti. Bagaimana jika Jimin menolak?

...Broederschap...

Alunan musik jazz menyambut Yoongi yang baru saja masuk ke ruangan milik Jimin. Namja tampan itu mengayunkan jemarinya mengikuti ritme lagu. Seandainya kakinya masih sanggup berdiri, mungkin ia sudah sibuk meliuk-liukan tubuhnya.

"Selamat sore, Jimin-ah"

"Sore, Noona. Bagaimana harimu menyenangkan?"

Yoongi tersenyum, "Ya begitulah"

"Kau ada masalah, noona? Kupikir senyummu berbeda dari biasanya"

"Ah--aku hanya merasa tidak enak badan"

Jimin tersenyum pada Yoongi. Berniat memberi semangat lewat senyumannya. Namun, sepertinya Yoongi tidak tertarik pada senyuman itu dan lebih memilih menatap pemandangan padat China.

"Apa yang sedang ada dipikiranmu, Jim?" tanya Yoongi sembari menggulung rambutnya ke atas.

"Kau"

"Gila"

Jimin terkekeh mendengar pernyataan Yoongi tentang dirinya.

"Kalau kau, apa yang ada dipikiranmu?" tanya Jimin balik sembari menatap yeoja manis disampingnya.

Broederschap [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang