DYR -- D E L A P A N

61 19 6
                                    

Dia yang kau akui sebagai masalalu ternyata masih menganggap engkau sebagai masa depannya.

Lalu apa gunanya aku disini?

.

.

.

.

.

.

.

Leo POV

Pagi ini aku bertekad ingin mengungkapkan perasaanku kepada Ovi. Aku merasa sangat jahat telah melakukan hal ini kepadanya. Sejak pulang dari kemarin malam, Ovi tidak membalas chat dariku.

Ovi juga tidak mengangkat telfonku. Semalam aku tidak bisa tidur aku selalu terbayang tatapan sendu dari Ovi. Matanya sudah mengisyaratkan betapa kecawanya dia kepadaku. Aku merasa jadi lelaki paling bodoh telah menuruti Egoku. Aku takut Ovi semakin menjauhiku.

Pagi pagi sekali aku kerumah Ovi, tapi kata pembantunya Ovi sudah berangkat kesekolah sejak 10 menit yang lalu. Padahal ini baru pukul 06.20 aku merasa Ovi benar benar akan menjauhiku. Tidak. Aku tidak ingin itu terjadi.

Aku melajukan motorku diatas kecepatan rata rata menuju ke sekolah. Aku berjalan di sepanjang koridor kelas 10, hingga aku sampai di depan kelas 10 MIPA 4.

"Argghhh sialan, gue ketipu! Mana mungkin Ovi jam segitu berangkat kesekolah. Bodoh banget gue!" ucapku sambil mengacak rambutku kasar. Ovi menyuruh pembantunya untuk menipuku. Dan bodohnya aku percaya kalau Ovi sudah berangkat ke sekolah.

Aku kembali berjalan kearah kelasku. Aku memilih untuk menemuinya di saat pulang sekolah saja. Karna hari ini adalah hari Selasa.

Hari selasa adalah hari dimana ada ekstrakurikuler Seni Musik di sekolahku. Ovi adalah salah satu dari sekian banyak siswa siswi yang mengikuti ekstra itu. Dulu aku juga pernah mengikutinya, namun aku keluar karna Elina juga keluar.

Dulu aku masih sering sekali mengikuti Elina, ke Kantin pasti aku di belakangnya. Kemanapun Elina pasti aku selalu menjaganya. Namun itu dulu sebelum aku bertemu dengan Ovi. Ovi benar benar mampu membuatku memikirkannya dan mengesampingkan Elina.

Dari sekian banyak Cewek entah pertama bertemu dengan Ovi aku merasakan ada getaran getaran kecil dan berubah menjadi suka.

Entahlah, aku merasa nyaman menghabiskan waktu dengannya. Hingga sebuah Ide yang melintas dibenaknya untuk mengerjai Ovi di hari Ulangtahunnya kemarin dan berakibat fatal untuk hubungan ku dengannya.

"Hee bro, sedih amat wajah lo. Kenapa? Si Ovi ngambek?" Tanya David sahabatku sejak SMP. Diantara teman temanku yang lain hanya David yang memiliki kepekaan tajam terhadapku. Aku hanya mengangguk lesu menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut pedes David.

"Udah lo hubungin belum si Ovi?" Tanya Dave kepada ku, dengan sedikit membungkuk ke depan mejaku

"Udah." Jawabku dengan melipat kedua tangannya di depan dada

"Lah udah dimaafin?" Tanya Dave lagi.

"Boro-boro dimaafin, di lihat aja kagak chat dari gue." Ku jawab pertanyaan Dave dengan grusar, mengingat jika sejak tadi malam Ovi tidak ada sekalipun membalas pesan dariku. Tiba-tiba saja gelak tawa David memenuhi seisi ruang kelas.

Do You Remember? (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang