18

1.2K 128 7
                                    

Tiffany dan Daddy nya sudah sampai di California mereka tinggal di kawasan yg strategis hanya ada 10 rumah dikawasan ini dan hanya diisi oleh kalangan pengusaha dan pebisnis tentunya membuat kawasan ini sepi. Tiffany tidak menyangka jika Daddy nya belum pindah rumah setelah pertengkaran hebat mereka 7 tahun yg lalu Tiffany kira Ayahnya akan pindah rumah tapi ternyata tidak hanya saja cat yg rumah yg dulunya berwarna biru sekarang di gantikan oleh berwarna putih. Tiffany menyeret kopernya memasuki rumah megah nya yg sudah ia tinggalkan selama 7 tahun,potret keluarganya sudah tak ada lagi dinding tersebut namun di gantikan oleh foto pernikahan Ayahnya dan Nyonya Christine.

" Welcome back Ms.Hwang bagaimana kabar mu? " seorang wanita berambut pirang,memiliki bentuk tubuh yg langsing dan bisa dikategorikan wanita ini termasuk wanita yg cantik. Wanita itu menuruni tangga lalu merentangkan kedua tangan nya berniat untuk memeluk anak tirinya.

" Daddy kamar ku dimana ? Apa kamar ku sudah pindah atau masih tetap disana? " tanya Tiffany dengan tampang keraguan nya.

" Tentu masih Stephie tetapi mianhe kau harus berbagi kamar dengan Seohyun,kamar Seohyun sedang di renovasi " ucap Daddy Hwang.

" What? Siapa Seohyun? "

" Kau meninggalkan Amerika cukup lama Ms.Hwang hingga kau tak tau siapa saudara tirimu " Christine ingin membelai wajah anak tirinya namun tangan nya di tepis oleh Tiffany ia benar benar tak menyukai kehadiran Christine sampai kapanpun Tiffany tak akan pernah merestui hubungan Ayahnya dan Ibu tirinya.

" Stephie..." Daddy Hwang ingin menegur kelakuan putrinya.

" Stop Dad! Aku lelah,aku ingin istirahat " Tiffany mengangkat kopernya menaiki anak tangga satu persatu hingga sampailah ia di depan kamarnya Tiffany memasuki kamar tersebut. Masih sama seperti dulu,cat berwarna pink foto fotonya bersama Ayah dan Ibunya tetapi ia melihat sosok yg tak ia kenal sedang asik duduk memainkan komputer miliknya,Ahh ternyata komputer itu belum rusak Tiffany bernafas lega tetapi gadis itu? Kenapa seenaknya saja memainkan komputer miliknya.

" Apa yg kau lakukan? " Tiffany memandang gadis yg merupakan saudara tirinya dari atas sampai bawah.

" Miyoung Unnie? Kau miyoung unnie kan? " Seohyun menghentikan aktivitas nya dan mendekati Tiffany.

" Jangan panggil aku dengan nama seperti itu panggil aku Tiffany! " bentak Tiffany membuat Seohyun memejamkan matanya sebentar.

" Okay. Unnie perkenalkan aku Seohyun umur ku 18 tahun dan aku akan berkuli...." ucapan Seohyun terhenti karna Tiffany tidak menanggapinya sama sekali Tiffany lebih memilih untuk merebahkan dirinya di atas kasur

" Selesai memakai matikan komputer ku! " ucap Tiffany tanpan membuka kedua matanya.

" Arraso " Seohyun berjalan lesu menuju komputernya melanjutkan aktivitas nya yg sedang membuat tugas sesekali melirik ke arah kakak tirinya yg sedang memejamkan matanya.

Tiffany tidak benar benar tertidur kesedihan masih ia rasakan,rasanya hampa tanpa candaan Taeyeon dan juga pelukan hangat dari Jessica. Tiffany benar benar merindukan hal itu baru saja sehari berada di Amerika tetapi ia merasa benar benar sulit melupakan mereka. Kebohongan Jessica lah yg membuat Tiffany meninggalkan Korea,pengkhianatan,kesalahpahaman yg terjadi semuanya membuat hati Tiffany menjadi sangat perih. Tubuhnya bergetar,tangisnya pecah kembali membasahi bantal.

" Unnie waegurae ? " Seohyun panik karna tiba tiba saja kakak tirinya tersebut menangis sesegukan.

" Keluar! " ucap Tiffany di sela sela tangisan nya.

" Unnie tapi..."

" Ku bilang keluar!! " Tiffany akhirnya membuka matanya mendorong tubuh adik tirinya yg sedikit lebih tinggi darinya,ia saat ini hanya butuh ketenangan. Tiffany belum bisa menerima kehadiran Ibu tiri dan juga saudara tirinya,dia baru saja meninggalkan kedua orang yg berharga baginya mungkin membutuhkan waktu yg cukup lama bagi Tiffany untuk bisa menerima semuanya.

***

Taeyeon tak tau harus memulainya percakapan mereka dari mana,oke! Taeyeon hari ini menemui Jessica sekedar untuk berbicara mengenai masalah yg menimpa mereka,Taeyeon pikir keadaan nya akan seperti biasanya nyatanya semuanya menjadi canggung! Entah kenapa Taeyeon menjadi sangat gugup saat akan membicarakan sesuatu dengan wanita yg sudah menyatakan perasaan nya terlebih dahulu pada dirinya.

" Sica ah ada apa dengan tangan mu? " Taeyeon membuka percakapan mereka,ada sedikit rasa kekhawatiran di hatinya melihat tangan kanan Jessica yg di perban.

" Tergores pisau saat aku sedang memotong sayuran " Jessica tersenyum tipis melihat tangan kanan nya yg di perban oleh Yuri

Taeyeon mulai berpikir tergores saja sampai harus di perban? Mungkin ini tidak masuk akal bagi Taeyeon namun ia harus mempercayai gadis amerika korea ini ia tak mau mengintrograsi Jessica di saat seperti ini.

" Sica ah aku hanya ingin bicara pada mu mengenai pekerjaan ku. Aku sudah di terima mengajar di SM University dan aku ingin mengucapkan terimakasih padamu. "

" Terimakasih untuk apa? Memangnya aku pernah membantu mu ? " Jessica menyeruput kopinya yg mulai dingin itu akibat ia menunggu terlalu lama untuk menunggu Taeyeon mulai berbicara padanya.

" Setidaknya kau pernah mendukung ku "

" Ohh " Jessica mengangguk walaupun ia tak mengerti yg dimaksud Taeyeon mendukung dirinya dalam hal apa?

Tiba tiba saja firasat buruk Jessica muncul tentang Yuri mendadak pikiran nya terarah pada sosok yg selalu setia menemaninya.

" Tae dimana Kwon Yuri? " Jessica mencoba untuk berpikir tenang

" Apa kau kau tidak tau? Apa Yuri tidak memberitahu mu? "

" Memberitahu apa? "

" Pabo! Sebentar lagi Yuri akan terbang ke London untuk bekerja,kenapa kau tidak tau? " Taeyeon mulai ikutan panik karna Jessica.

" Sica ah. Kejarlah Kwon Yuri dia Namja yg pantas untuk diri mu! Berhentilah untuk mencintai ku karna hati ku sudah dimiliki oleh Tiffany " Taeyeon memegang kedua bahu Jessica. Perasaan Jessica masih sakit mendengar ucapan jujur dari Taeyeon namun perasaan nya tak bergetar saat berdekatan dengan Taeyeon berbeda dengan dulu.

Memang benar apa yg di katakan oleh Taeyeon,untuk apa berharap dan menunggu seseorang jika hati orang tersebut sudah ia serahkan untuk wanita yg ia cintai? Jika ia mencintai Taeyeon harusnya Jessica merasakan kebahagiaan bukan kesakitan seperti ini. Ia salah memilih,dirinya memilih Namja yg sudah mencintai sahabatnya sendiri. Ia malu karna kebodohan yg dirinya perbuat.

" Aku harus kesana " tanpa pamit Jessica meraih tasnya dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan yg cukup tinggi Jessica ingin meminta maaf pada Yuri. Disaat Jessica mengetahui Kwon Yuri akan pergi barulah Jessica menyadari betapa berharganya sosok Kwon Yuri yg dulunya sering di abaikan oleh dirinya. Jessica tak henti hentinya mengerutuki dirinya sendiri ia sangat berharap Kwon Yuri belum terbang ke London. Pandangan nya hanya fokus ke depan tanpa melihat kanan kiri dan...

Brukkk...

Mobil Jessica di tabrak oleh mobil berwarna hitam yg ingin berjalan lurus di perempatan Jessica memang bersalah karna ia melanggar rambu rambu lalu lintas. Darahnya mengucur dengan deras dari tubuhnya,luka robek di sekujur tubuhnya,ia bahkan tak tau bagian tubuh mana yg sakit ia hanya mampu mendengar teriakan orang orang yg meminta pertolongan Jessica sudah tak mampu untuk membuka matanya

" Kwon Yuri kajima " gumam Jessica pelan tak lama kemudian Jessica menutup matanya seluruh tubuhnya lemas.

The ring Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang