15

195 29 10
                                    

Typo bertebaran karena males ngedit..^^

*****

"Kemarin, Kevin bilang ke gue, kalau dia ngeliat gue nampar lo di belakang gedung IPS, 2 minggu lalu."

Celine menundukan kepalanya ketika mendengar deretan kalimat yang di lontarkan Niko.

"Bener apa yang di bilang Kevin?"

Celine semakin menunduk.

"Jawab gue cel."

"I-iya."

Niko mengusap kasar rambutnya. "Lo ngehianatin gue?"

"ng-nggak Nik. nggak gitu." Celine mengangkat kepalanya dan menatap Niko.

"Terus kenapa? Kenapa lo bisa berurusan sama dia? Sebenarnya lo ada di pihak siapa cel?"

"Gue ada di pihak lo." tegas Celine.

"Terus kenapa lo nyoba buat nyelakain Renata?!"

Kedua alis Celine menyatu mendengar bentakan Niko yang menurutnya sangat ambigu, Celine tidak paham maksud Niko.

"Nyelakain Renata? emang apa yang udah gue lakuin? Nik, terakhir gue berurusan sama Renata itu sebulan lalu, di mall. Dan mulai dari dia nonjok gue itu juga gue udah nggak mau berurusan sama cewek bertenaga cowok itu."

"Lo nggak usah pura-pura bego deh Cel. Lo kan yang kemarin mau nabrak Renata di depan halte sekolah?" Niko terus saja mendesak Celine untuk mengaku, tapi Celine seperti orang linglung yang tidak paham apapun.

"Nabrak Renata? eggak Nik, sumpah itu bukan gue. kemarin sepulang sekolah gue jalan ke mall sama anak-anak cheers. Kalau lo nggak percaya lo bisa Tanya langsung sama mereka. Lagian gue bukan tipe orang yang suka main belakang kayak gitu."

Niko termenung. Celine mengatakan yang sebenarnya, setelah dipikir-pikir, sebelum kejadian itu, Niko memang melihat Celine masuk ke mobilnya dengan beberapa orang yang setaunya adalah anggota cheers. Dan Niko juga sangat mengenal Celine, Celine adalah tipe orang yang lebih suka mengutarakan apapun secara langsung, Celine tidak suka bermain sembunyi-sembunyi seperti itu.

"Terus, siapa yang coba buat nyelakain Renata?"

"Mungkin dia yang nyoba buat nabrak Renata." Tebak Celine. Sedang kan Niko menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan ucapan Celine.

"Yang bawa mobil itu jelas cewek. Dia mungkin pake masker dan kacamata hitam juga topi buat nutupin wajahnya. Tapi gue jelas-jelas ngeliat rambutnya panjang, dan dari bentuk tubuhnya itu jelas-jelas bentuk tubuh cewek."

Celine berdiri dari tempatnya kemudian memakai tas ransel berwarna biru langit yang tergeletak di sebelahnya.

"Kita bahas lagi ini nanti. Sekarang kita kesekolah dulu, 20 menit lagi gerbang tutup."

Sedangkan Niko hanya menghembuskan nafas gusar dan berjalan lebih dulu tanpa menatap Celine yang memasang wajah lelahnya.


****


Renata menenggelamkan kepalanya di balik lipatan tangannya di atas meja, sedangkan Bela menatapnya gusar karena Renata sedari tadi tak kunjung menjawab pertayaan yang Bela ajukan padanya perihal insiden yang terjadi padanya kemarin.

"Ren? Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Bela untuk kesekian kalinya, membuat Renata mendesah malas dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Ya ampun Bel, gue udah bilang berapa kali kalo gue baik-baik aja."

"Gimana ceritanya sih sampe lo bisa hampir ketabrak gitu?" Bela mulai mengguncang pelan bahu Renata, mencoba untuk mengganggunya agar Renata mau menjawab segala rasa penasarannya.

Not Like YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang