20

165 28 2
                                    

Sasha menghentikan gerakan tubuhnya yang sejak tadi bergerak mengikuti dentuman musik yang di mainkan oleh salah satu Dj club tersebut. Gadis dengan pakaian minim itu menajamkan pandangannya, menatap kearah meja bar dengan lebih teliti.

"Renata?" Gumamnya.

"c'mon babe." Sasha mengalihkan pandangannya ketika merasakan sebuah tangan yang merengkuh pinggangya dengan posesif.

Gadis itu memutar bola matanya malas. Lalu dengan kasar melepaskan tangan kekar itu dari pinggangnya. Hal itu membuat pria yang setengah mabuk itu berteriak memanggil nama Sasha yang membuat Sasha semakin berjalan menjauh meninggalkan pria yang baru di temuinya satu jam yang lalu itu.

Sasha duduk di kursi tinggi di depan meja bar, lebih tepatnya di samping gadis yang di yakininya sebagai temannya.

"Ren?" panggil Sasha pelan, tapi Renata tetap bungkam sambil menatap gelas kecil di depannya dengan pandangan kosong. Renata seperti tidak menyadari kehadiran Sasha di sampingnnya.

Dengan pelan, Sasha menepuk pundak Renata seraya memanggil namanya lagi. Tapi Renata tetap bungkam dan malah meneguk minuman beralkohol itu hingga tandas.

Renata menggelengkan kepalanya kuat, berupaya menetralisir rasa pening yang muncul saat ia meneguk minuman itu.

"REN ASTAGA?!" Pekik Sasha kaget saat tiba-tiba Renata menjatuhkan kepalanya di atas meja bar.

"Ren?" Panggil Sasha lagi, kali ini sambil menepuk pelan pipi Renata. mata gadis itu terpejam, tapi bibirnya terus saja meracau menggumamkan kalimat-kalimat yang tidak jelas.

Sasha mengalihkan tatapannya pada Bara yang bekerja sebagai bartender di Club itu. Club sudah seperti rumah kedua bagi Sasha, jadi tidak heran jika hampir seluruh pekerja yang ada di Club itu mengenalnya.

"Bar, dia minum berapa banyak sih sampe tepar kayak gini?" Bartender yang baru selesai memberikan pesanan minuman itupun baralih menatap Sasha, lalu menatap Renata.

"Dia minum 7 gelas. Padahal udah gue larang dari tadi, tapi dianya ngotot, yaudah gue nggak banyak protes lagi."

Sasha menghela napas panjang, mengetikan sesuatu di handphonenya kemudian meletakan benda pipih itu kesamping telinganya.

"Hal-"

Gadis itu terkejut ketika seseorang tiba-tiba mengambil handphonenya. Kontan sasha langsung memutar kepalanya, menemukan seorang pria yang tengah memegang handphonenya.

"Nggak usah nelfon Bela. Renata kesini bareng gue kok."

Alis Sasha mengerut, menampakan wajah bingungnnya. Pasalnya dirinya tak mengenal siapa pria di depannya ini.

"Lo siapa?"

"Gue Niko."

"Lo yang bawa Renata kesini?"

Pria yang mengatakan namanya adalah Niko itu mengangguk, kemudian menggelengkan kepalanya. Hal itu membuat Sasha semakin bingung.

"Maksud gue. Iya, gue yang bawa Renata kesini, tapi Renata yang nyuruh gue nganterin dia."

"Terus kenapa lo biarin dia sampai mabuk kayak gini?"

"Gue nggak tau. Tadi Renata suruh gue tunggu di mobil aja. Tapi pas gue kesini dia udah mabuk."

Pria itu kemudian berjalan kesamping Renata. dan tanpa sepengetahuannya, diam-diam Sasha menggerakan ponselnya kearah pria itu, lalu memotretnya.

Pria itu mengambil alih tubuh Renata, lalu memapahnya.

Not Like YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang