"Kau duluan saja!""Ah, gwaenchanna. Kau boleh duluan."
"Aniyo, sebaiknya kau saja. Kemarin kan kau yang pertama kali angkat tangan."
"ahahaha... tak apa. Aku tak masalah jika kau yang masuk dulu."
"Aish... Tae, sebaiknya kau beri kita nomor urut."
"Ah kau benar! Taehyung,ah.. kau saja yang tentukan."
Saat ini Seokjin, Namjoon, Hoseok, dan Yoongi sedang berada di rumah Taehyung. Sepulang sekolah, mereka memang sengaja mampir ke rumah Taehyung untuk mencoba menjadi guru private Jungkook yang sempat Taehyung tawarkan kemarin. Dan seolah ini adalah sebuah audisi, mereka nampak gugup hingga tak satupun dari mereka yang siap untuk masuk terlebih dulu ke Kamar Jungkook. Mungkin bagi mereka yang telah mendengar cerita dari Taehyung beranggapan bahwa, namja bergigi kelinci itu lebih berbahaya dari seekor singa.
"Tunggu! Dimana Jimin?" Tanya Taehyung saat menyadari tak ada Jimin diantara mereka.
"Ah, dia bilang akan sedikit terlambat." Sahut Hoseok.
"Baiklah, biarkan dia di urutan terakhir."
Dengan ini audisi resmi di Buka!
--
--
Nomor urut 1 (Seokjin)
"Annyeong Jungkookie...." sapa Seokjin. Ia berusaha menyapa sosok namja bernama Jungkook sesaat setelah ia masuk ke dalam kamar anak itu. Yang disapa sepertinya sedang asik memakan donat buatan Kim Jung Eun, ibu Taehyung. Sekitar mulutnya begitu penuh dengan coklat yang membuatnya terlihat gelepotan dengan pipi yang mengembung. Ia menatap bingung kehadiran Seokjin yang tiba tiba.
Seokjin tersenyum lebar lantas menghampiri Jungkook. Duduk di sebelah anak itu sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Jungkookie, apa kau ingin belajar dengan hyung, hm?? Nanti, jika kau setuju, hyung akan membawakanmu banyak donat setiap harinya. Bagaimana??" Seokjin mulai mengeluarkan jurus rayuannya untuk memikat hati Jungkook. Namun tak ada sahutan apapun dari namja di hadapannya yang malah diam tak mengerti tanpa menghentikan aktifitasnya memakan donat.
"Woah.. kau sedang makan donat?? Enak tidak???"
Mendengar pertanyaan itu sontak membuat Jungkook mengangkat piring yang masih menyisahkan beberapa donatnya. Ia berpikir bahwa mungkin orang asing yang saat ini mengajaknya bicara juga menginginkan donatnya. Tidak! Donat hanya miliknya. Tak ada yang boleh menyentuhnya sedikitpun.
"Ahahah kau tenang saja! Hyung tidak akan mengambil donatmu. Ini! Hyung juga punya kue untukmu. Apa,,,, kau mau bertukar denganku??" Baiklah, sepertinya Seokjin mulai tertarik dengan donat bertabur selai strawberry dan keju yang ada dipiring yang Jungkook pegang.
Penasaran dengan kue yang Seokjin bawa, Jungkook melirik kotak makanan yang ada di hadapannya. Hanya sepotong sandwich berisi coklat. Anak itu lantas membandingkannya dengan donat miliknya yang jauh terlihat lebih menggoda.
"Ani! Punya hyung tidak enak." Cletuknya kemudian. Dipegangnya erat erat piring berisi donat itu. Jungkook mempunyai firasat buruk saat mendengar suara perut Seokjin yang berbunyi nyaring.
"Em.. sedikit saja ne??? Yang strawberry itu untuk hyung saja. Hanya yang berwarna pink. Sisanya tetap untukmu. Bagaimana?" Bujuk Seokjin secara halus. Namja itu mulai menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Jungkook.
"Sirreo! Ini semua punyaku. Ahjumma bilang aku harus menghabiskannya. Jadi, kau tak boleh minta hyung..." ucap Jungkook dengan polosnya ia berdiri untuk menyelamatkan nasib donatnya yang sedang diincar Seokjin. Piring itu tak berniat ia lepas sedikitpun. Melihat hal itu, Seokjin langsung berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookie [BTS/Brothership]
Fanfiction"Dititipin Jungkook??" Aku mendelik mendengar ucapan ibuku. Ini tidak masuk akal! Kurasa Jungkook bukan lagi anak kecil yang akan menangis saat ditinggal orangtuanya pergi. Kenapa harus dititipkan ke ibuku? Huft!! Benar benar menyebalkan. Manja seka...