"Taehyung,ah,, apa yang kau katakan pada eomma-mu??" Bisik Jimin, sambil melirik ke arah seseorang yang saat ini berdiri di hadapannya dengan tangan terlipat di depan dada. Sebenarnya ada lagi seseorang yang juga sedang berdiri menatapnya dengan tangan yang juga ikut ikutan ia lipat di depan dada. Seseorang yang menjadi satu satunya alasan bagaimana nasib hidup dua namja itu akan segera berakhir malam ini.Taehyung bungkam dan memilih untuk menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk, membuat si Park semakin dibuat was was karenanya.
"Kenapa dia terlihat marah padaku Tae??" Lanjutnya lagi, masih dengan suara lirih.
"Yak! Dia tak berniat membunuhku kan??" Pada akhirnya Jimin mulai merasakan sensasi menyeramkan yang membuat bulu keteknya berdiri. Dibalasnya tatapan wanita itu dengan sebuah senyum. Meski tak yakin, tapi Jimin mempunyai firasat buruk sejak secara tiba-tiba Taehyung memintanya untuk datang malam malam begini.
"Aaanyeong haseyo ahjumma.. Annyeong haseyo Kookie... hehehe" Sapanya seramah mungkin. "Tumben sekali ahjumma memanggilku kemari.. Apa ada sesuatu yang mau titipkan padaku untuk eomma-ku,,?? Aaah, ahjumma baru pulang dari Jepang. Apa sejenis oleh- oleh?? Eoh??" Namja bantat itu kembali bertanya dengan cukup santai.
"Kim Taehyung... Park Jimin..." Sebut Jung Eun dengan suara tegas.
"NDEEEE" Kedua namja yang terpanggil bersahut lantang secara bersamaan.
"Karena kalian berdua pelakunya, jadi kalian harus dihukum!!"
"Eoh?? Dihukum?? Pelaku??? Aku?? Ohoho.. memangnya apa salahku??" Kejut Jimin tak mengerti. Ia pun mencoba meminta penjelasan pada siapa saja yang mendengarnya, termasuk Taehyung. Sayang, Taehyung sudah terlihat tak mempunyai semangat hidup lagi. Dirinya telah pasrah jika malam ini ia akan kembali mendapat kesialan.
"Apa salahmu?? Ah.. Kookie... benar tidak, kalau Jimin ssaem yang sudah mendadanimu jadi setan?" Jung Eun bertanya pada namja yang berdiri di sampingnya, Jungkook. Anak itu lantas berkedip kedip pelan memandangi wajah galak Jung Eun yang menyeramkan. Tulang pipinya yang sedikit memar kini terlihat begitu jelas setelah Jung Eun membersihkan seluruh make up yang menutupi lukanya.
Berharap Jungkook akan membelanya dan sedikit saja meringankan hukuman, Jimin maupun Taehyung nampak memasang wajah memelas saat bocah polos itu kebingungan harus menjawab apa. Namun kejujuran yang haqiqi dari bayi raksasa itu akhirnya membuat Jimin dan Taehyung terpaksa pasrah menjadi tersangka utama dalam kasus ini.
"Nde!! Chim,ssaem yang menggambar wajah Kookie jadi setan.. iyakan ssaem?? Keren! Kookie suka... Ah, Chim ssaem juga yang menggambar wajah Tetet hyung. Iyakan hyung?? Hihi ayo ayo besok lakukan lagi ya ssaem... Kookie suka main setan setanan.. Kookie mau jadi setan.. Nanti Kookie mau jadi Poldemot (mungkin maksudnya Voldemort 😏)" Terang bayi raksasa itu cukup antusias mengutarakan jawabannya tanpa ia tau bahwa hal itu akan segera membunuh kedua namja di hadapannya.
"Kau dengar?? Sebaiknya kau juga pasrah saja sepertiku." Saran Taehyung setengah berbisik pada Jimin yang kali ini terlihat ternganga mendengar jawaban Jungkook.
Untuk sekedar info, bahwa ibu Jimin dan ibu Taehyung maupun ibu ibu dari Namjoon, Yoongi, Hoseok, dan Jin adalah teman arisan. Jadi jangan heran jika Jimin berpikir Jung Eun memanggilnya untuk keperluan ia dengan ibunya.
*******
"Aaaaaaaak......." Seru Jimin dengan mulut yang ia buka lebar lebar saat satu sendok berisikan bubur ia layangkan menuju mulut Jungkook. Tidak semudah yang dibayangkan. Menyuapi bayi pada umumnya sangatlah mudah bukan?? Tapi bagaimana jadinya kalo yang Jimin suapi adalah bayi yang berukuran lebih besar darinya? Anak itu sekarang sedang tertawa kegirangan karena Taehyung mau menjadi kudanya. Kuda? Ya, kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookie [BTS/Brothership]
Fanfiction"Dititipin Jungkook??" Aku mendelik mendengar ucapan ibuku. Ini tidak masuk akal! Kurasa Jungkook bukan lagi anak kecil yang akan menangis saat ditinggal orangtuanya pergi. Kenapa harus dititipkan ke ibuku? Huft!! Benar benar menyebalkan. Manja seka...