"Appa??""Ahahaha.. aniyo.. bukan! Bukan Appa. Kau salah dengar Kookie..." Jelas Taehyung, buru- buru meralat ucapan Jimin yang sempat keceplosan.
"Hm?? Chim,ssaem kenal Jeon appa??"
"MWO??" Kejut Jimin. Ia tak percaya Jungkook akan bertanya padanya. Rasa keingintahuan seorang anak kecil nyatanya jauh lebih besar ketimbang mendengar sanggahan Taehyung. Kali ini Jungkook fokus menatap Jimin yang masih saja berdiri mematung di depan cermin. Namja itu tentu saja ketakutan karena tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Jungkook barusan.
"Kookie mau ketemu appa!!" Teriak Jungkook tiba - tiba, dan hampir membuat dua namja yang mendengarnya terkena serangan jantung. Taehyung segera meletakkan semangkuk jjajangmyeon ke atas nakas. Selanjutnya Taehyung meraih kedua tangan Jungkook untuk memberikan sedikit pengertian padanya.
"Kookie salah dengar. Chim,ssaem tadi tidak bicara tentang appa-nya Kookie. Tadi itu Chim,ssaem bicara tentang ahjussie tetangganya Chim,ssaem. Benar kan Chim???" Tutur Taehyung, sebelum ia berkedip kedip pada Jimin agar namja itu mengiyakan ucapannya.
"Ah iya benar. Tetet hyung benar. Kookie jangan salah paham dulu. Bukan appa-nya Kookie yang ssaem maksud. Ahaha sekarang Kookie lanjutkan ya sarapannya.." Sambung Jimin berusaha menyelamatkan diri.
Mendengar penuturan kedua namja itu rupanya tetap tak membuat Jungkook percaya begitu saja. Anak itu nampak merengut memperhatikan kedua namja yang saat ini tengah dirundung rasa takut dan bersalah.
"Bohong!! Chim,ssaem sama Tetet hyung bohong! Kookie mau ketemu Appa..!!" Tegas Jungkook yang mana berhasil membuat Taehyung dan Jimin menelan ludahnya dengan susah payah.
"Ihik ihik... hwaaa~aaa... Kookie mau ketemu Appa.... hwaaaaa....." Tangis bayi Jeon lagi lagi pecah. Dan kali ini dalangnya adalah Jimin. Tetap saja Taehyung pula yang kena imbasnya.
"Uljimma!. Ah nanti badanmu panas lagi Kookie... cup cup cup.. jangan menangis. Nanti hyung antar Kookie ketemu Jeon Appa... Berhenti menangis dulu, nanti kalau buminya goyang goyang lagi bagaimana..??" Taehyung berusaha menenangkan Jungkook yang kian menangis keras di atas ranjanganya.
"Em Kookie, bagaimana kalau kita jalan- jalan?? Eoh?? Atau Kookie mau jajan?? Biar ssaem belikan. Kau mau susu pisang?? Ssaem akan belikan pabriknya jika kau mau.." Sambung Jimin tak kalah ikutan panik dan langsung bergegas menghampiri Jungkook.
"Sirreo... Kookie mau ketemu Appa... ihik.. ihik.. Appa eodiseo?? hwaaa~aa... eomma bilang Appa di surga... hwaaa~aa... Kookie mau ke Surgaaa~aa.. hwaa~aa.. Kookie mau ketemu Appa..."
Kalau sudah begitu, sepertinya tak ada lagi yang dapat Taehyung dan Jimin lakukan. Ingatlah bahwa mereka berdua juga masih tergolong remaja yang tak begitu berpengalaman dalam mengurus kondisi anak seperti Jungkook.
Kehabisan ide, Taehyung dan Jimin akhirnya menangis secara bersamaan. Ya, mereka berdua ikut- ikutan menangis karena tak tega mendengar keinginan Jungkook yang ingin bertemu ayahnya di surga. Terlebih lagi, kedua namja itu tak berhasil membuat Jungkook berhenti menangis.
Ting tong* (Suara bel pintu berbunyi)
Bagai mendengar sebuah intrupsi, tiga orang namja yang tadi tengah menangis berjamaah dalam sekejap berhenti menangis secara bersamaan.
"Bel-nya bunyi!" Ucap Jungkook sambil menghapus jejak airmatanya.
"Eoh, ada tamu Tae!" Timpal Jimin ikut membersihkan bekas airmata di pipinya.
"Kau benar, sepertinya itu Eomma." Sahut Taehyung penuh semangat. Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung bergegas turun dan berlari untuk membukakan pintu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookie [BTS/Brothership]
Fanfiction"Dititipin Jungkook??" Aku mendelik mendengar ucapan ibuku. Ini tidak masuk akal! Kurasa Jungkook bukan lagi anak kecil yang akan menangis saat ditinggal orangtuanya pergi. Kenapa harus dititipkan ke ibuku? Huft!! Benar benar menyebalkan. Manja seka...