"Omaygad! Kookie ikut????"
"Astaga! Semoga dia tak ingat siapa yang telah mematahkan tangan robotnya."
"Apa Kookie bawa donat strawberry??"
"Asyik Kookie ikut, hihihi.."
"Aish.. menyusahkan saja."
------------
Malam sebelumnya....."Hiks.. eotteokhe Jim?? Hiks.. besok Kookie akan pulang.. hiks.." Tutur Taehyung di sela isak tangisnya. Namja itu tengah menelpon sahabatnya yang sedikit bantat, Park Jimin. Hingga sebuah ketukan pintu yang keras membuatnya dengan cepat memutuskan sambungan telepon itu.
"Tae,... kau kenapa, huh?? Buka pintunya! Eomma perlu bicara padamu..." Teriak Jung Eun berulangkali mengetuk pintu kamar anaknya yang terkunci rapat. Wanita itu sedikit bingung karena tanpa sebab yang jelas, Taehyung menangis tersedu sedu setelah ngotot melarang Jungkook pulang. Lalu dengan lebih anehnya lagi, namja itu meneruskan tangisnya di dalam kamar.
"Waeeee?? Eomma pasti ingin mengejekku kan?? Hiks.. Memangnya kenapa?? Aku memang cengeng. Kau puas??? Hiks..." Sahut Taehyung, berteriak dari dalam kamarnya tanpa berniat membuka pintu.
"Ishhh... siapa yang sedang mengejekmu?? Buka pintunya Tae..." Bujuk Jung Eun, pantang menyerah.
"SIRREO..!!!"
"YAK!!! BUKA TIDAK PINTUNYA, EOH??? KALAU KAU TAK MAU EOMMA AKAN BIARKAN JUNGKOOK PULANG BESOK PAGI!!" Ancam Jung Eun. Wanita itu kehilangan ide untuk membujuk anaknya agar mau membuka pintu. Dan ternyata justru hening yang tercipta. Taehyung tak menyahutinya selama beberapa detik. Selanjutnya Jung Eun kembali mendengar anaknya itu menangis. Jika dari suara yang Jung Eun dengar, sepertinya Taehyung menangis di dalam selimut.
"Ahjumma... Tetet hyung apa masih menangis??" Jungkook mendadak muncul dengan setelan baju piamanya dan boneka shooky yang ia peluk. Anak itu berjalan menghampiri Jung Eun dan bertanya dengan suara setengah berbisik. Kedua matanya yang bulat menatap Jung Eun dengan alis yang sedikit ia naikkan.
"Kookie dengar tidak? Tetet hyung sedang menangis. Lucu sekali ya??" Ucap Jung Eun membalas pertanyaan Jungkook dengan suara yang ikut ia pelankan.
"Hihihi, Kookie saja tidak menangis ya ahjumma.. Tetet hyung cengeng sekali!" Sahut Jungkook cekikikan memikirkan betapa cengengnya Taehyung yang menangis padahal udah gede. Anak kelinci itu sepertinya tidak sadar jika dirinya lebih cengeng dari Taehyung. Ya, karena dia berpikir kalau anak kecil yang menangis itu wajar. Tolong garis bawahi!! Anak-kecil.
Cklek!!
Pintu kamar Taehyung terbuka, menampilkan sosok penghuninya yang memasang wajah datar dan tanpa airmata lagi. Tentunya namja itu telah menghapus jejak air matanya sebelum memutuskan untuk membuka pintu.
"Siapa yang cengeng?? Aku tidak menangis!" Tegas Taehyung, menatap kesal pada dua manusia yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kajja, mau dengar dongeng tidak??" Imbuhnya lagi, lantas menarik tangan Jungkook agar anak itu masuk ke dalam kamarnya. Cukup terkejut dengan ajakan Taehyung yang mendadak, membuat Jungkook menurut begitu saja. Dan setelahnya, pintu tertutup kembali.
--
--
"Siapa yang menyuruhmu berdiri?? Kemarilah, tidur disamping hyung.." Ajak Taehyung yang langsung dibalas sebuah gelengen dari Jungkook. Anak itu hanya berdiri menatap Taehyung yang mulai berbaring di ranjang dengan wajah takut, sembari mengeratkan pelukannya pada boneka shooky yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookie [BTS/Brothership]
Fanfiction"Dititipin Jungkook??" Aku mendelik mendengar ucapan ibuku. Ini tidak masuk akal! Kurasa Jungkook bukan lagi anak kecil yang akan menangis saat ditinggal orangtuanya pergi. Kenapa harus dititipkan ke ibuku? Huft!! Benar benar menyebalkan. Manja seka...