Dengan langkah terburu-buru seseorang masuk ke dalam kamar Taehyung. Berikutnya, seseorang juga terdengar berlari ke arah yang sama.Di dalam sana, masih terdengar begitu nyaring suara tangis Jungkook yang berhasil membuat dua orang yang baru saja masuk itu terkejut.
"Astaga Kookie!!" Seru Jung Eun, bergegas menghampiri Jungkook yang terduduk di lantai.
"Ihik.. ihik..... hwaa~aaa... Tetet hyung nakal ahjumma... hwaaa~aa.. Kookie mau pulang.... hwa~aa.. eommaaa...." Adu Jungkook pada Jung Eun, sembari menunjuk nunjuk Taehyung sebagai satu satunya pelaku yang telah menyebabkannya terjatuh.
Jimin menarik napasnya dalam dalam. Bukannya tak berniat membantu, hanya saja ia masih setengah sadar untuk bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Maklum saja, namja itu terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tangis Jungkook. Ia tentu bingung dengan Jungkook yang sudah tak tidur di sisinya, dan kini malah menangis di dalam kamar Taehyung.
"Kau memukulnya???" Tanya Jung Eun, menatap Taehyung tajam.
"Iya! Memangnya kenapa? Toh dia yang memulai. Lihatlah! Dia merusak hasil lukisanku eomma!" Tak terima kerap disalahkan, Taehyung mencoba untuk membela diri karena menurutnya seratus persen kali ini adalah salah Jungkook.
Jung Eun menatap sekilas sebuah lukisan karya anaknya yang sekarang terlihat menyeramkan. Ia hanya bisa menghela napasnya sebentar sebelum kembali menenangkan Jungkook. Walau bagaimanapun, Jungkook pasti tak berniat merusak lukisan itu. Pikirnya.
"Kajja, ahjumma akan buatkan Kookie sarapan. Kookie mau susu vanilla??" Bujuknya secara lembut. Jungkook tak menjawab dan masih sibuk menangis sesegukan.
"Aigoo... Kookie jangan menangis sayang... Tetet hyung tak marah kok sama Kookie.. Sekarang Kookie sarapan dulu yuk sama ahjumma.."
Merasa ucapan sang ibu kurang tepat, Taehyung menatap Jungkook dengan muka garangnya dan berkata,
"Tak marah apanya?? Yak Kookie!! Aku marah padamu.. Hari ini, jangan harap aku akan mengajakmu bermain! Kau mengerti??!!" Tegas Taehyung, lantas beranjak keluar dari kamarnya. Setelah itu, suara tangis Jungkook semakin terdengar keras di dalam ruangan itu.
****
"Menurutku, lukisanmu masih bisa dilihat Tae. Meskipun sedikit horor, tapi masih terlihat bagus." Ucap Seokjin, mencoba mengutarakan pendapatnya.
"Iya Tae, kau coba dulu saja tunjukkan lukisanmu itu pada guru Seni-mu." Namjoon ikut memberikan pendapat, agar Taehyung berhenti mondar mandir di hadapannya.
"Kalau menurutku, benar kata Namjoon., tidak ada salahnya kau tunjukkan dulu lukisanmu itu." Kali ini Hoseok bersuara.
Hari ini Taehyung nekat menunjukkan hasil lukisan yang berubah menyeramkan itu pada teman temannya. Seperti biasa, di dalam ruang latihan dance, mereka biasa berkumpul. Tentu saja Taehyung hanya membawa lukisannya di dalam hp. Alias ia sempatkan memfoto hasil lukisannya sebelum berangkat.
"Ah, bagaimana menurutmu Yoongi??" Tanya Hoseok pada Yoongi yang diam diam malah tidur dengan posisi duduk dengan tangan terlipat di atas perutnya. Pemuda dingin itu sedikit terlonjak kaget lantas membetulkan posisi duduknya dan fokus pada titik pembahasan hari ini.
"Eoh?? Iya! Lukisanmu lebih bagus dari sebelumnya!" Sahut Yoongi, singkat, padat, dan sedikit nylekit untuk telinga Taehyung. Orang swag mah bebas '-_-
"Mwo?? A-apa maksudmu??" Kejut Taehyung, perlu sebuah pengulangan lebih meski sebenarnya ia tidak tuli. Bagi seorang Kim Taehyung, hasil karyanya yang semalam jauuuuuuuuuuh lebih sempurna dibanding sekarang. Bagaimana mungkin Yoongi berpikir yang sekarang lebih bagus? Bentuknya saja sudah abstrak dan menyerupai setan. Apa yang harus dibanggakan dari cara Jungkook mewarnai? *Begitu kira- kira pemikiran Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookie [BTS/Brothership]
Fanfiction"Dititipin Jungkook??" Aku mendelik mendengar ucapan ibuku. Ini tidak masuk akal! Kurasa Jungkook bukan lagi anak kecil yang akan menangis saat ditinggal orangtuanya pergi. Kenapa harus dititipkan ke ibuku? Huft!! Benar benar menyebalkan. Manja seka...