8^Egois

162 19 8
                                    

BUGH,

Satu pukulan mendarat mulus pada pipi pria kekar itu. Cukup keras, hingga mampu membuatnya jatuh tersungkur.

BUGH,

PLAK,

Oke. Sepertinya orang itu terlalu terbawa emosi, tapi untunglah, luapan emosinya mampu membuat para pria b*j*ng*n itu kabur ngacir.

"Kau tidak apa-apa?" Itu suara pria yang membantu Toey.

Pemuda yang mempunyai bahu lebih lebar dari Toey tersebut, berjalan mendekati Toey dan kemudian memeluknya hangat.

"Ti-tidak, aku tidak apa-apa." Toey menangis, sungguh. "Terima kasih sudah menyelamatkan ku"

"Terima kasih kembali," pria itu melepas pelukannya. "Berhentilah menangis." ia mengusap air mata Toey menggunakan kedua jari ibunya.

"Aku pergi dulu. Take care yourself, Toey." Pria itu tersenyum, kemudian berlalu dari hadapan Toey.

"Terima kasih, P'Tern."

***

"Kenapa kau berjalan sangat lambat?" Ohm bertanya kepada Toey, dengan suara yang masih terdengar dingin.

Terhitung 20 menit setelah mereka turun dari mobil. Ohm menunggu Toey selama itu.

"Maaf," Toey menundukkan kepalanya. Ia masih sabar.

"Lain kali, jangan mengajakku keluar jika kau tak ingin," hati Toey seperti teriris pisau, saat Ohm berucap seperti itu.

"Jika kau tidak suka, katakan saja."

"Jika kau merasa tidak nyaman, lupakan permintaan ku 'itu'."

"Sekarang kita pulang, aku tidak ingin memaksamu."

Ohm berbicara sendiri, ia tidak memberikan Toey kesempatan untuk menjawab.

And finally,

"Berhentilah bertindak sesuka hatimu, Ohm." Lirih Toey.

Ohm mendongak, karena mendengar suara Toey yang begitu lemah. Ohm memperhatikan wajah Toey, pandangannya terhenti pada sepasang mata yang dimiliki sahabat laki-lakinya tersebut. Air mata menggenang di pelupuk mata Toey.

"Percayalah, aku sudah berusaha untuk menghiburmu. Aku ikhlas melakukan semuanya," ujar Toey seraya menyekat air matanya yang hendak keluar.

"Kenapa kau mau?"

"Aku kasihan padamu, Ohm. Aku pernah merasakan hal sepertimu. Aku pernah serapuh dirimu."

Ohm tidak memberi tanggapan. Ia lebih memilih  diam dan menundukkan kepalanya.

"Ketahuilah, aku selalu ingin membantu orang yang mengalami kesusahan. Aku selalu berusaha membagi waktu ku, hanya untuk membantumu. Mendengarkan suasana hatimu, mengisi waktu luangmu, menghiburmu, memberikanmu saran, dan yang lain. Aku selalu berusaha, dan aku ikhlas melakukannya."

"Tapi, maafkan aku. Aku tidak mengetahui seluruh sikapmu. Aku tidak mengerti jika kau diam." Toey terduduk di sebuah kursi, di pinggiran pasar malam. "Listen to me, Ohm."

"Jika kau tidak suka dengan caraku, katakanlah. Jangan bersikap dingin seperti itu. Terbukalah denganku."

"Toey--"

Heart Is ContentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang