16^T O, siapa dia?

156 20 2
                                    

"Aku tahu kau berbohong!" Bentak Ohm akhirnya.

"Ck! Sudah kubilang, aku tidak berbohong, Ohm! Ayahmu sendiri yang meminta itu semua!" Tonson ikut meninggikan suaranya.

"Berhen--" ucapan Ohm terpotong oleh Peak yang tiba-tiba datang dengan nafas berantakan.

"Ohm. Toey, dia......."

=========================================

"Toey tidak sadarkan diri." Ohm kembali menegang setelah mendengar pernyataan dari Peak.

Toey tidak sadarkan diri. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ini memang sebuah takdir? Ohm baru saja benar-benar mencintai Toey, tapi kenapa jadi seperti ini?

Tanpa menghiraukan Peak maupun Tonson, Ohm segera berlari meninggalkan kantin menuju rumah sakit. Peduli setan dengan jam sekolah yang belum selesai.

Yang ia pedulikan, yang ia ingin hanya Toey. Hanya Toey yang masih membuka matanya. Hanya itu.

Don't leave me alone, Toey.

***

Langkah Ohm tergopoh-gopoh untuk mencapai ruang inap Toey. Dari jauh ia sudah dapat melihat Ibu Toey yang sedang duduk sambil mengusap pipinya.

Perasaan Ohm menjadi semakin tidak enak. Ibu Toey menangis. Sudah dapat ia pastikan, Toey sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ma, kenapa menangis? Apa yang terjadi dengan Toey?" tanya Ohm penuh rasa khawatir.

Ibu Toey mendongak sembari mengusap air matanya. "Mama nggak tahu, Toey.. dia--"

"Toey kenapa, Ma?" Ohm semakin tidak sabar. "Sekarang Toey ada di mana?"

Pin--Mama Toey tidak bisa menjawab. Wanita paruh baya itu kembali tertunduk dan menangis. Segukan yang diciptakan oleh tangisnya seakan melarang untuk menjawab.

"Sekarang Ma tenang. Tarik nafas dalam-dalam, lalu buang." Ohm mendekat dan memeluk punggung Pin.

Setelah merasa agak tenang, Pin mulai menjawab pertanyaan Ohm tadi. "Ada seseorang yang ingin membahayakan nyawa Toey."

"Membahayakan?"

Pin mengangguk. "Dokter bilang, ada orang yang sengaja menyuntikkan senyawa berbahaya ke dalam tubuh Toey. Untung saja Mama cepat memberitahu dokter, jika tidak mungkin saja Toey--"

"Jangan berkata seperti itu," potong Ohm.

Walau masih cemas, Ohm merasa sedikit lega dengan jawaban Pin. Untung saja wanita paruh baya tersebut bisa bertindak cepat. Tapi, ia dibuat bingung, sesungguhnya siapa yang sudah berbuat sekonyol ini?

"Ayo kita ke dalam, Ma." Ohm berdiri, kemudian masuk ke dalam ruangan bersama Pin.

Toey tertidur pulas. Itu pemandangan yang Ohm lihat saat ia baru saja memasuki kamar inap ini.

Tidak cukup hanya memandangi, Ohm beranjak dari depan pintu menuju kursi yang terletak di sebelah tempat tidur Toey, sedangkan Pin menuju sofa untuk duduk di sana.

Kau kesakitan? Maaf telah meninggalkan mu kemarin. Ohm bergumam sembari mengusap lembut punggung tangan Toey.

Cepatlah sadar, ceritakan semuanya kepadaku.

Heart Is ContentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang