Sepulangnya Ohm dari rumah sakit, ia langsung menuju Kantor Polisi terdekat. Hanya dirinya seorang, tidak ada orang lain lagi. Tadinya ia ingin mengajak Ayah Toey, tapi beliau masih ada urusan di luar kota.
Ah, kalau boleh jujur, sebenarnya Ohm tidak mengerti jika berurusan dengan polisi. Ini pertama kalinya ia berkunjung kesana.
"Permisi, Pak." Ohm memberi salam.
"Silahkan duduk," jawab seorang polisi yang saat ini mengambil tugas malam.
"Maaf sebelumnya, saya baru pertama kali kesini, jadi belum tahu persis persyaratannya," ujar Ohm kikuk menggaruk tengkuknya.
Polisi itu tertawa kecil melihat tingkah Ohm. Menurutnya Ohm cukup unik. Wajahnya terlihat tegas, tapi kelakuannya ternyata--hahahaha.
Singkat waktu, mereka berdua berbincang-bincang dengan serius. Ohm nampak sangat bersungguh-sungguh menceritakan masalah yang dialami Toey.
Sewaktu di rumah sakit tadi, Toey sempat menceritakan bagaimana ciri-ciri mobil tersebut. Dari warna, bentuk, variasi, merek, hingga nomor plat kendaraan.
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menemukan tersangka penyebab kecelakaan itu."
"Terima kasih, Pak."
Setelah ucapan tersebut, Ohm langsung pulang menuju rumahnya. Kurang lebih sekarang sudah jam 10 malam, jalanan pasti sudah lenggang. Tenang saja, Ohm membawa mobil kesayangannya, ia tidak mungkin terjatuh seperti Toey.
***
"Mama pulang saja. Aku bisa sendiri disni." Toey berbicara kepada Ibunya yang sedari tadi menemaninya di sebelah ranjang.
"Tidak. Mama disini saja," tolak sang Ibu halus dan menyunggingkan sebuah senyuman.
Toey akhirnya mengalah. "Ya sudah, Mama tidur di sofa saja."
Sang Mama mengangguk. "Kau tidurlah, ini sudah larut," ucapnya seraya mengelus pelan rambut Toey.
Ah iya, omong-omong P'Tern tidak kembali lagi setelah atmosfer canggung tadi pagi. Laki-laki itu tidak ada kabar sama sekali. Entahlah, mungkin dia sangat sibuk dengan tugasnya.
P'Tern masih mempedulikan diriku. Toey tidak langsung tidur saat Ibunya sudah terlelap di sofa, ia masih terjaga.
Jujur, ia merasa sangat bimbang sekarang. Antara P'Tern dan Ohm, ia sama sekali tidak bisa menentukan perasaan yang jelas untuk kedua laki-laki tersebut. Katakan saja ia mati rasa.
Dulu, Toey sangat-sangat mencitai Tern, mereka juga sempat memiliki hubungan. Tapi, itu tidak bertahan lama. Selang beberapa bulan, Toey memutuskan Tern sepihak.
Sesungguhnya itu sangat berat bagi Toey. Karena, bagaimana pun juga, dulu ia sangat mencintai mantan kekasihnya itu.
P'Tern terlalu posesif, ia juga terlalu egois, itu yang membuat Toey merasa tidak nyaman. Perlahan, ia mulai tidak suka jika P'Tern melarangnya.
"P' hari ini aku tidak bisa menemuimu tepat waktu, aku harus mengerjakan tugas kelompok terlebih dahulu. Teman-temanku sudah menunggu," Ucap Toey lewat ponsel miliknya.
"Tapi, kemarin kau sudah berjanji denganku. Kau tidak boleh mengingkari. Temui aku terlebih dahulu, bilang saja pada teman-temanmu kau punya urusan mendadak." Jawab P'Tern dari seberang sana.
Sangat lucu. Apakah menyayangi seseorang selalu seperti itu? Kadang Toey berpikir, kenapa cinta sangat memaksa? Bukankah lebih indah jika cinta dengan dasar ketulusan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Is Content
FanfictionGimana jadinya, kalau kamu dekat dengan pacar orang lain? baperkah? pasti. Ini sebuah cerita non baku, gak jelas dan mungkin receh. Seputaran Ohm dan Toey bxb