Itu bukan suara mama. Toey masih tertahan di posisinya sekarang. Ia membelalakkan matanya kaget, saat dirinya menatap sosok laki-laki yang masih berdiri di ambang pintu masuk.
"Kenapa? Kaget?" Tanya lelaki itu
"O--ohm? Kau? Kenapa bisa disini?" Toey bertanya gugup. Ia shok.
Ohm menyeriangi. "Kenapa? Terkejut?"
Melihat seringaian dari Ohm, Toey memutar bola matanya dan lebih memilih untuk melanjutkan makan.
"Kau tidak berterimakasih padaku?" Tanya Ohm seraya mendekati bibir ranjang Toey untuk duduk di sebelahnya.
"Kenapa harus?" Tanya Toey di sela-sela kunyahannya.
Ohm mengangguk, "Iya, harus. Yang kau makan itu--pemberianku."
Lagi-lagi Toey membuka mulutnya lebar, sepasang alisnya ditautkan. Seperti orang yang sedang berpikir keras.
"Makanlah. Aku sengaja membelikanmu," ucap Ohm setelah melihat kebingungan Toey.
"Kenapa?"
Ohm menggeleng, "Aku tidak tahu. Hanya ingin saja."
"Kau sudah makan?" tanya Toey basa-basi.
"Belum," jawab Ohm jujur.
Toey tidak menanggapi jawaban Ohm, ia sibuk melahap nasi.
"Aku lapar," kata Ohm seraya merebut sendok yang dipegang oleh Toey.
Toey mendengus kesal. Ia tidak suka dengan sikap Ohm yang seperti itu. Akhirnya ia merebut kembali sendok tersebut setelah Ohm berhasil mencuri satu suapan.
"Ini makananku. Kau beli saja lagi,"
"Tidak mau. Aku yang membeli ini," Ohm merebut lagi sendok itu.
Oke. Sekarang mereka berdua rebutan sendok makan.
"Berikan aku sendoknya." Toey mengambil paksa sendok yang sudah berisikan nasi dari tangan kanan Ohm, kemudian memakannya.
"Buka mulutmu." Ohm menurut. Ia membuka mulutnya, dan kemudian Toey menyuapi nasi. Walapun hanya setengah dari satu sendok.
Akhirnya mereka berdua diam. Ohm tidak mempunyai niat untuk memprotes lagi. Ya, meskipun nasi itu tidak cukup untuk membuatnya kenyang.
"Sudah habis. Aku mau ke dapaur dulu. Kau langsung pulang saja," ujar Toey seraya bangkit dan turun dari kasur.
Bukannya menurut, Ohm malah tidur dan merenggangkan ototnya. Ia suka dengan ranjang Toey. Spreinya sangat lembut, juga ada sensasi dingin sejuknya.
"Nanti saja, aku masih betah disini."
Toey mengendikkan bahunya. "Terserah."
Tanpa menunggu tanggapan dari Ohm, Toey langsung berjalan keluar dan menuruni anak tangga untuk menuju dapur. Rumah Toey dua lantai.
"Sudah selesai?" Itu suara mamanya Toey. Dia sedang membuat adonan kue kering di dapur. Bukan untuk dijual, hanya iseng belaka.
"Sudah, Ma."
"Ohm dimana?" Tanya mamanya lagi.
"Masih di kamarku," jawab Toey seraya duduk di meja makan yang terletak berdampingan dengan dapur. "Kenapa mama tidak bilang, kalau yang ngasih makanan ke Toey itu Ohm?"
"Ohm sendiri yang meminta." Toey mengangguk, enggan menanggapi. "Akhir-akhir ini kalian sering bersama? Kalian pa--"
"Kami hanya berteman biasa, Ma." Ujar Toey, sebelum mamanya selesai bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Is Content
FanfictionGimana jadinya, kalau kamu dekat dengan pacar orang lain? baperkah? pasti. Ini sebuah cerita non baku, gak jelas dan mungkin receh. Seputaran Ohm dan Toey bxb